-03

1.7K 124 30
                                    

"Mbak gapapa? Mbak bisa denger saya?"

" saya gapapa mas, ini kenapa ya mas. Liftnya mati kah?" Tanya Niskala
Ia berani memanggilnya mas karna memang suara khas pria yg ia dengar.

"Sepertinya begitu mbak" balas pria itu

"Ehh mbak kenapa kakinya nyari apa?" Tanya pria itu

"Ohh kerasa ternyata, maaf mas saya kira mas nya bukan orang takutnya hantu gitu yg gak napak kakinya. Maaf ya mas" ucap Niskala polos

"Maaf ya mas saya cuman mastiin aja beneran" ucap Niskala lagi

Terdengar kekehan pelan dari pria itu
"Gapapa kok mbak, ada-ada aja sih"

"Mas ini kita mesti gimana ya, saya baru pertama kali kejebak lift soalnya" tanya Niskala

Pria itu tertawa pelan "gapapa mba, saya udah pencet tombol darurat, katanya tunggu sebentar lagi diperbaiki"

"Ohh gitu ya, tapi ini masnya beneran orang kan?" Tanya Niskala lagi

Pria itu tertawa lagi "kalo saya ternyata bukan orang gimana mbak"

tak lama lampu lift pun menyala

"LOH BENERAN BUKAN ORANG INI MH TAPI BIDADARA" ucap Niskala dengan kaget

"EHHH" balas pria itu mendengar ucapanmu

"EHHH PAK MAYOR" ucap Niskala reflek menjauhkan badannya yg bisa dikatakan tubuh kalian saling berhadapan, yg sebelumnya bisa merasakan nafas masing-masing.

"Loh kamu tau saya?" Tanya mayor teddy

"Siapa yg gak tau bapak sihh, yg diomongin tiap hari tiap tempat tuh ya bapakk ya tuhann" ucap Niskala dalam hati

"Euh i-iya pak" ucap Niskala ragu

Niskala entah ini cobaan atau ujian atau rezeki yg menimpanya ia mensyukuri keadaan ini, bahagia meskipun sedikit kaget. Gak deh kaget banyak ini mh.

"Pak maaf bisa denger saya? Kami dari teknisi hotel, ada mesin yg mesti kami ganti namun sepertinya memakan waktu lama pak. Karna ada suku cadang yg tidak kami miliki, tapi kami sudah koordinasi dengan pihak manajemen dan ditanggapi sedang mencari suku cadang yg lain."

"Perbaiki secepatnya ya pak"

"Kami dari pihak hotel memohon maaf pak mayor atas ketidaknyamananya"

"Saya mengerti"

Kringg

"Halo Deril...saya terjebak dilift, jgn beritahu bapak. cukup koordinasi dengan pihak hotel saja. Beritahu rizky ambil alih untuk malam ini"

"......."

"Saya gapapa, ya sudah kalo ada hal darurat beri tau saya secepatnya, terimakasih"

Niskala hanya dapat menatap pria didepannya ini. Memperhatikan setiap gerakannya.

"Hp kamu berdering terus, siapa tau penting"

Tersadar akan lamunannya, Niskala mengecheck panggilan itu

"Aduhh mampus" celetuknya

Marsela (30) panggilan tak terjawab

"Gimana sel" baru saja Niskala menempelkan hpnya, ia langsung menjauhkannya

Niskala bisa melihat tatapan mayor teddy menatapnya heran, Niskala membalas tatapannya dengan memelas

" LO KEMANA AJA SETAN" teriak marsela naik 3 oktaf rasanya

" sel gendang telinga gw pecah ini mh" ucap Niskala

"JELASIN LO DIMANA"

"Gw kejebak lift, kayanya pas lo telfon hp gw kaga ada sinyal deh"

"lah gimana ceritanya knp bisa kejebak" tanya marsela

"mana gw tau, pokoknya gw gapapa, dan liftnya lagi dibenerin"

" Lo sendirian disana?"

"Engga kok gak sendiri"

"Lu gak boong kan, atau lu lagi sama sugar daddy"

"Engga ya tuhan selaa"

"Ga percaya gw, loudspeaker coba suruh ngomong sama gw"

"sel ga usah malu-malu in gw"

"Kenapa?" Tanya mayor teddy pelan

"CEPET NISKALA WANODYA"

(Namakamu) pun memencet loudspeaker dengan berat dan tak enak hati.

"udah diloudspeaker belum"

" udah sel udah ga usah aneh-aneh"

"Eh yg bareng lo cowo atau cewe"

"Cowo sel" balas Niskala pasrah

"Permisi siapapun yg lagi sama temen saya semoga bukan om-om jahat ya. Tolong dijaga sebentar meskipun agak nyusahin dikit tapi dia jinak kok."

"Sel udah ya"

"Mohon perhatiannya ya om, bapak atau siapapun itu, Kasian mana dia jomblo, mana masih muda, mana suka halu lagi.."

" sel ga usah dilanjutin"

"Lebih ngenesnya lagi dia halu sama mayor teddy, ketinggian emang halunya tapi katanya lokal premium. Ya pokoknya tolong dijagain ya, pak, mas, om. Kalo boleh tau ini dengan bapak om siapa ya"

Niskala tertunduk malu dan lesu rasanya, matii dia mati ini mampus

"saya teddy indra wijaya, iya baik saya jaga temannya ya, ga usah khawatir" ucap mayor teddy santai namun terlihat sedikit tersenyum tipis

"EHHH PAK?!" Pekik marsela

"DEMI TUHAN NALA " pekik marsela lagi

"BODO AMAT SELA GW BENCI LO " ucap Niskala dan memutus panggilan sepihak

Niskala terduduk dan menundukkan kepala pada lututnya.

Maluu sangat maluu, ujian terberatnya adalah memiliki teman sifat setan seperti marsela ternyata. Harus apa ia sekarang. Tak bisa berfikir jernih, sungguh mati langkah ia kali ini.

Kapan liftnya bener sih ini, rasanya Niskala tak bisa menanggung malu lebih banyak.

"Kamu kenapa?" Tanya mayor teddy

"Pak jangan didengerin ya pak, temen saya yg satu itu emang mulutnya gak ramah bintang 1" ucap Niskala pelan namun masih bisa terdengar

"Dia cuman khawatir sama kamu kok" balas mayor teddy

"Aduh pak gak habis fikir saya sama dia"

"Justru saya yg gak habis fikir sama kamu"

"Kenapa saya pak?"

"Maksudnya soal saya lokal premium itu gimana"

Niskala berdiam tak berucap cukup lama.

"Pak mau roti gak pak, ini saya ada cemilan loh" ucap Niskala

Teddy yg mengerti situasi mencoba memahaminya, wajah remaja itu merah padam dan bisa ia tebak dirinya menahan malu mati-matian.

Teddy pun memutuskan duduk disamping Niskala dan sama-sama memakan cemilan yg dibeli Niskala

Tak ada bahasan perihal obrolan tadi yg ada hanya obrolan kecil yg sangat singkat perihal hobby mereka.

yang kini mereka ketahui keduanya memiliki kesamaan. Sama-sama menyukai ketenangan.

Seperti keadaan saat ini.

Duduk dilantai bersampingan, berbagi earphone Niskala diiringi alunan musik classic. Tanpa mereka sadari, mereka terlelap dan bersandar satu sama lain.

Yg terdengar hanya deru nafas dan degup jantung berirama.



TO BE CONTINUE

heartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang