-28

1.1K 103 2
                                    

hari demi hari berganti niskala jalani seperti biasa sembari menanti hari pengumuman.

Dan yang dinanti akhirnya tiba. disinilah niskala sekarang, terduduk menunggu diruangan aula rumah sakit. Niskala menatap semua yang ada disekitarnya ternyata bukan hanya dirinya yang sedang terduduk sembari harap-harap cemas.

Nama demi nama dipanggil kedepan untuk mengambil kertas pengumumannya sendiri.

Niskala Wanodya.

Niskala langsung berdiri tegak dan berjalan tatkala Namanya dipanggil dari depan dengan tangan sedikit gemetar niskala menerima kertas yang diberikan.

Niskala kembali ke tempat duduknya, menunggu aba-aba untuk membuka kertas secara bersamaan.

mohon perhatiannya semua tenaga Kesehatan yang telah mengukuti ujian kompetensi diperbolehkan untuk membuka kertasnya masing-masing.

Dengan perlahan niskala membuka kertas miliknya.

Niskala tersenyum dengan sangat lega setelah kata KOMPETEN terpampang dengan jelas dihadapannya.

Usahanya selama 3 bulan selesai, niskala tuntaskan semuanya dengan baik. Niskala dengan segera mengabari teman-teman serta keluarganya perihal hasil yang ia dapatkan saat ini.

Disatu sisi niskala senang dan sangat lega namun disisi lain mau tidak mau niskala harus kembali ke daerah nya dengan meninggalkan semuanya yang ada disini.

.
.
.

***

"Ngapain kamu bengong kaya gitu dek, ntar kesambet loh" ucap agung dengan mengibas kan tangannya didepan wajah niskala

"Apa sih mas engga kok, ya gak nyangka aja usaha niskala selama disini berbuah hasil manis" ucap niskala sembari memasukkan pakaian dalam koper

"Iya bagus dong, berarti usaha kamu gak sia-sia kan" balas agung

"Iya sih" ucap niskala singkat

"Terus kenapa malah jadi diem gitu" tanya agung

"Niskala sedikit sedih aja harus jauh dari rehan sama rara apalagi jagung bakar sama bandrek khas puncak" ucap niskala

"Ya kalo kamu kangen terus ada waktu luang kan bisa balik lagi kesini" ucap agung yang membantu mengemas barang milik niskala

Niskala terdiam cukup lama "makasih banyak ya mas udah mau bantuin sama jagain niskala selama disini" ucap niskala sembari menatap agung sendu

"Apaan sih tiba-tiba jadi mellow gini, ini bukan niskala yg mas agung kenal" ucap agung dengan nada jenakanya

Agung yang ditatap seperti itu mecoba menghibur adik sepupu kesayangannya.

"Ah susah emang buat bounding sama mas agung, guyon terus" ucap niskala sembari mengucek matanya

"Iya udah kalo mau nangis sinii cup cup" ucap agung sembari menarik niskala untuk mendekat kearahnya

"Bodo amat mas gak jadi, air matanya naik lagi" ucap niskala sembari menyeka air matanya yg sedikit menggenang

Agung tertawa dibuatnya dan memeluk adik sepupunya "sukses teruss ya nala, sampai kapanpun mas agung selalu dukung niskala kecil yang suka naik pohon mangga dirumah nenek"

Niskala terkekeh sembari membalas pelukan hangat kakak sepupunya.

Sungguh niskala benar-benar bersyukur dengan kehadiran agung disisinya, niskala seorang anak perempuan pertama yang dituntut memiliki peran kuat dan si sulung yang menjadi pilar dirumah.

heartbeatWhere stories live. Discover now