Prolog

38 13 45
                                    

Hi hi semua, ini cerita terbaru aku setelah sekian aku vakum hehe dan mencoba ikut writing marathon yang diadakan oleh CanduPena. Makasih sudah mampir ke novel acak-acakan gini dah 🙆‍♀️

Prolog ini juga sudah aku edit untuk menyapa kalian 🙋‍♀️

Untuk karakter sendiri nanti nyusul ya🙇‍♀️

Happy reading~

                       ●•●•●•●

Di tengah malam yang sunyi, ada seorang gadis dengan wajah sangat panik. Dengan secepat mungkin berlari menerjang setiap ranting nan pohon.

Ia tidak mengerti apa yang terjadi dengan sahabatnya. Yang jelas, ia sebisa mungkin ingin menyelamatkan sahabatnya itu dari musibah.

Gadis itu akhirnya tiba di depan dibangunan kosong tanpa pintu. Sepertinya bangunan ini sudah terbengkalai sangat lama.

Dengan hati yang berdebar, gadis itu terus berjalan dengan hati-hati mencari sahabatnya di sekitar lokasi kejadian. Ia tak luput mengeluarkan pisau dari dalam tas untuk menjaga dirinya.

Dalam langkah kaki mencari sahabatnya, ia sama sekali tidak menemukan keberadaannya. Sebaliknya, dalam keterkejutannya, ia menutup mulutnya dan menjatuhkan pisau dipegangnya. Karena menemukan seorang wanita paruh baya tergeletak berlumuran d*rah.

"Oh Tuhan, apa yang terjadi disini? Siapa wanita ini?!"

Tanpa ragu, ia segera memeriksa apakah wanita tersebut masih hidup atau tidak. Namun, sebelum ia sempat menelepon polisi. Tiba-tiba, dua orang pria datang dan menyaksikan tangan gadis itu berlumuran d*rah.

"Jangan salah paham! Saya mencoba membantu wanita ini!"

Pria itu berlari dengan cepat dan mengamati gadis itu dengan tatapan tajam dan penuh curiga. "Kau! Apa yang kau lakukan pada wanita ini?"

"Saya baru saja tiba di sini. Saya menemukan wanita ini dalam keadaan terluka parah dan saya mencoba membantunya!" elaknya tegas.

Pria itu lekas memeriksa nafas di hidung wanita itu. Namun, nafasnya sangat tipis. "Eric, cepat panggilkan ambulans!"

Dengan wajah khawatir dan panik, Eric segera menelepon ambulans. "Halo? Ada kejadian percobaan pembunuhan dan korbannya seorang wanita tua. Tolong segera datang ke sini!" Eric sesekali melirik yang dilakukan pria itu yang meneriakan Ibu. Gadis itu pun juga berusaha tetap membela dirinya.

"Lebih baik kita langsung bawa ke rumah sakit. Ambulans pasti sulit menjangkau lokasi sekarang."

Wanita itu meski dalam kepanikan luar biasa dituduh sebagai pembunuh, tapi ia berusaha tetap berpikir jernih untuk menemukan solusinya. Ia tidak ingin nyawa wanita itu melayang sia-sia.

"Jangan berpura-pura baik! Saya tahu kau merencanakan pembunuhan!" hardiknya, lalu lekas menggendong wanita itu pergi dari sana.

"Saya tidak berbohong! Saya tidak tahu apa yang terjadi pada wanita ini. Tolong dengarkan penjelasan saya!"

"Kumohon, Ibu bertahanlah," decaknya.

Masih tercetak jelas kemarahan di wajah pria itu, yang terus berlari tanpa memperdulikan teriakan gadis di belakangnya.
Semakin pria itu berlari, semakin hilang suara gadis itu yang berusaha menjelaskan situasi kepadanya.

                       ●•●•●•●

Btw, gimana prolognya? Apa terlalu gimana gitu?

Semoga kalian sukaa ya. Tunggu update besoknya, byee :))

Love's Unexpected PathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang