Bab 14

5 0 0
                                    


Mia masih terikat dan tak sadarkan diri setelah beberapa hari ini dipukuli berulang kali. Tiba-tiba datang Galen melalui jendela memasuki ruangan itu gelap yang penuh dengan ketakutan.

Dengan cepat membangunkan Mia. Setelah beberapa saat, Mia akhirnya sadar dan mengenali Galen, serta penasaran bagaimana Galen bisa masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Pak Galen, bagaimana kamu bisa masuk ke sini? Apa yang sedang terjadi?"

"Kamu tidak perlu tahu. Yang penting sekarang adalah kita harus pergi, Nona Mia."

Galen melepaskan ikatan Mia dengan cepat, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut. Mia memutuskan untuk mengikuti permintaan Galen, merasakan adanya kepercayaan pada pria itu.

Sebelum mereka sempat keluar dari ruangan itu, seseorang tiba-tiba masuk dan melihat Mia berusaha kabur. Dia berteriak memanggil kawannya, mengancam pelarian mereka.

Tanpa ragu, Galen segera bertindak dan dengan satu pukulan membuat pria itu jatuh tak berdaya. Galen segera menarik tangan Mia. Dengan sisa tenaga dimiliki Mia, ia mengikuti tarikan Galen dan berusaha keluar dari ruangan yang menyeramkan itu.

Ditambah lorong-lorong yang mereka lewati terasa menyesakkan. Namun, sayangnya, mereka terkepung oleh pasukan penjaga yang bekerja untuk Hugo.

Sebelum situasi semakin parah, Mia diselamatkan oleh kedatangan pasukan Ryan dan Emily. Pasukan itu datang tepat waktu setelah mendapatkan laporan dari suruhan mereka tentang lokasi Mia.

Saat itu, Ryan duduk di sebuah kafe yang tenang, menunggu suruhan yang telah dia tugaskan untuk menemukan lokasi Mia.
Dia merasa tegang dan tidak sabar untuk mengetahui keberadaan Mia. Tiba-tiba, seorang pria misterius duduk di depannya dengan wajah yang tertutup topi.

"Ini, Tuan Ryan, lokasi tempat Mia ditahan. Saya berhasil mendapatkan foto dan alamatnya."

Ryan mengambil secarik kertas dari suruhan itu. Melihat foto yang menunjukkan sebuah bangunan tua dan terbengkalai. Dia merasakan adanya harapan dan kelegaan dalam hatinya.

"Terima kasih. Ini akan sangat membantu. Apa ada informasi tambahan yang perlu saya ketahui?"

"Bangunan itu dijaga ketat oleh pasukan penjaga Hugo. Mereka sangat kuat dan tidak akan ragu untuk menggunakan kekerasan. Harap berhati-hati, Tuan Ryan."

Ryan mengangguk, penuh keseriusan. Dia tahu ini bukan tugas yang mudah, tetapi dia siap untuk menghadapinya demi menyelamatkan Mia.

"Saya akan segera pergi ke sana. Beritahu Emily untuk bersiap-siap. Kami akan menyelamatkan Mia," perintahnya Ryan menatap yakin suruhannya itu.

Kembali ke masa sekarang, kedua kubu pasukan terlibat dalam perkelahian sengit. Saling menyerang untuk menunaikan tugas yang diberikan kepada mereka.

Ryan dengan cepat melihat peluang saat perkelahian terjadi. Dia menyuruh Mia, Emily dan Galen untuk segera pergi, memanfaatkan kekacauan yang sedang terjadi.

Mereka berlari menuju mobil, tetapi Mia tampak sangat lemah. Tubuhnya terasa remuk, sehingga ia bahkan kesulitan untuk berjalan. Mia hampir pingsan di dekat pintu mobil.

Emily, yang sebelumnya sudah bersiap untuk naik ke dalam mobil, mengurungkan niatnya dan bergegas mendekati Mia. Dengan hati-hati, Emily mencoba mengangkat Mia yang tak berdaya.

Galen, yang berada di sisi pengemudi, segera ikut membantu Emily. Mereka bekerja sama untuk mengangkat Mia dan memasukkannya ke dalam mobil.

Kepala Mia dibiarkan beristirahat di pangkuan Emily, sementara suasana di dalam mobil dipenuhi kepanikan.

Ryan meminta Galen untuk segera membawa Mia ke rumah sakit. Mereka menyadari bahwa keadaan Mia membutuhkan perawatan medis segera.

Tanpa ragu, Galen segera memacu mobil menuju rumah sakit terdekat. Di tengah perjalanan, Emily berusaha menenangkan Ryan agar tidak panik, melihat Mia yang masih tidak sadarkan diri. Mereka berharap agar bantuan medis bisa segera diberikan kepada Mia.

●•●•●•●        ●•●•●•●        ●•●•●•●

Bab 1: Tiba di Rumah Sakit

Ryan, Galen, dan Emily tiba di rumah sakit dengan kekhawatiran yang terpancar jelas di wajah mereka. Galen, yang menjadi pengemudi, segera turun dari mobil dengan langkah cepat dan melangkah menuju pintu masuk rumah sakit. Dia segera mencari suster yang berada di dekat meja penerimaan.

"Permisi, suster! Tolong segera ambilkan tempat tidur roda! Ada keadaan darurat!" ucap Galen dengan tergesa-gesa.

"Baik, segera saya uruskan. Silakan tunggu sebentar."

Galen menunggu dengan gelisah, sementara Ryan tetap di dalam mobil, memeluk erat Mia yang masih terlelap. Emily berdiri di samping Ryan, memberikan dukungan dan menatap ke arah pintu masuk rumah sakit dengan harap-harap cemas.

Emily yang mengetahui Ryan begitu khawatir, dia memegang tangan Ryan dengan lembut untuk menenangkannya. "Semuanya akan baik-baik saja, Ryan. Kami ada di sini untuk lo."

Ryan menghela nafas panjang.  "Gua tahu, Em. Makasi sudah selalu ada untuk gua."

Suster kembali dengan tempat tidur roda yang siap digunakan. Galen segera membantu menaikkan Mia ke tempat tidur roda dengan hati-hati. Ryan keluar dari mobil dan bergabung dengan mereka, memastikan Mia nyaman di tempat tidur roda.

Galen memandang Mia dengan penuh kekhawatiran. "Semoga semuanya berjalan lancar. Kita harus segera masuk."

Mereka berjalan bersama-sama menuju pintu masuk rumah sakit, dengan Emily berjalan di samping Mia yang terbaring di tempat tidur roda. Ketegangan dan kekhawatiran masih terasa di udara, namun mereka berusaha mempertahankan kekuatan dan harapan di tengah situasi yang sulit ini.

.                                 Bersambung...

Love's Unexpected PathWhere stories live. Discover now