Hari 17 - Ledakan

7 1 0
                                    


Tema Hari Ke-17

Buat cerita dengan tokoh utama hari ke-13 yang terbangun sebagai seorang prajurit pada Perang Dunia II.

=0=

Saat Carlos membuka mata, yang dapat dia lihat hanya debu di mana-mana. Pemuda itu sontak terbatuk-batuk. Udara yang hirupnya terasa berpasir. Matanya pun perih terkena asap.

Perlu beberapa detik hingga telinga Carlos terbiasa. Suara ledakan riuh terdengar saling bersahutan.

"Jangan diam saja, Kamerad! Cepat selamatkan nyawamu." Seorang lelaki bermata biru menyentak lengan Carlos. Dia berbicara dalam bahasa yang asing, tetapi anehnya Carlos bisa memahaminya.

Carlos menatap kedua tangannya. Kulitnya lebih cerah dan berbulu dari biasanya. Perlu beberapa detik hingga Carlos sadar apa yang sedang terjadi. Dia sedang mengikuti simulasi sebagai bagian dari pelajaran Hikmah dan Pembelajaran. Seluruh murid akan mendapatkan kesempatan merasuk pada tubuh seseorang di suatu masa. Tampaknya, Carlos mendapat jatah untuk mengalami dan menyaksikan situasi perang.

Dentuman terdengar lagi. Kali ini, dari jarak yang lebih dekat.

"Orang-orang Jerman Keparat!" Seseorang di belakang Carlos memaki.

Carlos refleks menoleh ke belakang. Puluhan tank terus merangsek maju. Tank-tank itulah sumber dari meriam-meriam yang menghujani Carlos dan ratusan prajurit yang berlarian kocar-kacir berusaha menyelamatkan nyawa masing-masing.

Begitu memahami situasi yang terjadi, Carlos mengayunkan kaki. Derap langkahnya berbaur dengan suara dentuman dan teriakan. Beberapa prajurit di sekitarnya rubuh terkena tembakan. Prajurit yang tadi memperingatkan Carlos kini terkapar dengan perut berlubang.

Ini bukan pertama kalinya Carlos terlibat perang. Waktu masih hidup, dia pernah beberapa kali terlibat pertikaian antar geng. Banyak teman-temannya yang kehilangan nyawa karenanya. Namun, semua itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan apa yang sekarang Carlos lihat.

Bum!

Tanah yang Carlos pijak berguncang keras. Tubuh ringkih Carlos jatuh tertimpa prajurit-prajurit lain. Anyir darah memenuhi paru-paru Carlos. Dia tidak bisa bergerak di bawah timbunan tubuh-tubuh tak bernyawa yang sudah tak utuh lagi.

Napas Carlos kian cepat, tetapi anehnya tidak ada oksigen yang terhirup olehnya. Dadanya terasa sesak. Tulang-tulang Carlos terasa remuk seiring dengan beban yang terus bertambah.

Perlahan-lahan, pandangan mata Carlos kembali menggelap. Samar-samar, pemuda itu mendengar suara wali kelasnya menyambut kepulangannya ke alam persinggahan.

Under The Same SunWhere stories live. Discover now