04 || Mimpi Buruk ?

119 13 8
                                    

Bukan iblis ataupun setan, melainkan doa-doa yang dikabulkan.

o0o

Malam ini, tepat malam Jumat. Tampak Evelyn tengah tertidur nyenyak di dalam kamarnya dengan kondisi kamar yang gelap gulita.

Sesekali ia bergerak gelisah ke kanan lalu kembali lagi ke kiri, begitu seterusnya. Hingga keringat mulai bercucuran membasahi baju yang ia kenakan bak habis di guyur hujan, padahal AC di kamar itu terus menyala. Deru napasnya bahkan terdengar begitu jelas. Mungkinkah ia sedang bermimpi?

"Ugghhh."

Suara lenguhan dari mulut Evelyn terdengar begitu jelas, sudut matanya bahkan sampai mengeluarkan tetesan air seolah ia sedang menahan rasa sakit.

Tangannya mulai meremas kuat seprei kasurnya. Ia bahkan sampai menggigit bibir bawahnya hingga mengeluarkan darah, sedangkan kakinya terus bergerak hingga membuat seprei itu menjadi kusut.

"Elyn mohon berhenti."

Samar-samar Evelyn seolah memohon kepada seseorang.

"Aggghh!"

Ia bahkan sampai mendesis seperti sedang kesakitan.

"Sssss! Sakit!"

Suara rintihannya kembali terdengar, sedangkan keringat pun semakin membasahi tubuhnya.

Tangannya beralih naik ke atas, menyentuh rambutnya, mengacak-acak rambutnya dengan kasar seperti sedang kepanasan.

Huh, hah, huh, hah

Suara deru napasnya terdengar begitu jelas. Kondisi tubuhnya pun sudah terlihat semakin melemah.

"Panasss, aggghh!"

Samar-samar, suaranya kembali terdengar. Seperti sedang memohon agar seseorang di sana berhenti menyiksanya.

Semakin lama, suara deru napas Evelyn semakin tak beraturan. Sedangkan tubuhnya terus berlenggak lenggok ke sana ke mari mencari kebebasan. Keringatnya pun semakin bertambah hingga membuat seprei itu ikut basah.

Hingga akhirnya, Evelyn berhasil membuka matanya lebar-lebar, dengan kondisi tubuh yang sudah duduk di atas kasur.

Huft!

Evelyn berusaha mengatur napasnya yang tak beraturan. Kemudian ia menyeka keringat di dahinya.

"Huhhh. Ternyata cuma mimpi!" kesalnya.

"Mimpi sialan!" umpatnya penuh emosi, sedangkan napasnya masih terdengar memburu.

"Ibu pasti doain gue yang enggak, enggak. Makanya gue bisa mimpi buruk kayak gini," lanjutnya menyorot tajam ke arah pintu.

"Awas aja! Gue bakal kasi orang tua itu pelajaran!" sambungnya yang malah berniat memberi hukuman pada sang Ibu.

Evelyn beranjak dari kasur, lalu menyalakan lampu kamarnya, kemudian berjalan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.

Setelah selesai membasuh muka, Evelyn kembali keluar dengan napas yang masih saja berusaha dinetralkan olehnya.

Ia kini berdiri di depan cermin sambil berkacak pinggang dengan dahinya yang tampak berkerut. Dapat ia lihat, dari ujung rambut sampai ujung kaki, penampilannya terlihat begitu berantakan.

"Ini semua gara-gara, Ibu. Orang tua sialan itu!" geram Evelyn menyorot tajam ke arah cermin.

Hingga ia tak sengaja melihat bibirnya yang terluka dan meninggalkan sedikit darah. Dahinya berkerut, sedangkan tangannya tergerak untuk menyentuh bibirnya.

Ketika Ibu Sakit Hati (ONGOING)Where stories live. Discover now