12 || Perubahan ?

68 6 2
                                    

Keras kepalamu adalah bencana untukmu!

~o0o~

Hanya butuh waktu 3 detik, ekspresi wanita itu tiba-tiba berubah yang tadinya penuh amarah kini panik dengan raut wajah penuh khawatir.

"ELYN!" teriaknya langsung menghampiri putrinya yang sudah tak sadarkan diri.

Aleena dapat melihat begitu banyak darah yang keluar dari kepala putrinya. Itu diakibatkan oleh pecahan vas bunga yang mengenai kepala Evelyn. Entah siapa yang memukulnya?

"Apa yang terjadi, Elyn? Kenapa kamu bisa seperti ini, Nak?" tanya Aleena yang panik sekaligus kebingungan.

Perlahan, air mata wanita itu mulai mengalir membasahi pipinya. Ia tak kuasa melihat putrinya yang tak berdaya seperti ini. Ia bingung, ia panik, ia menghawatirkan putrinya.

"Ambulans, saya harus telfon ambulans." Aleena menyeka kasar air matanya lalu bergegas masuk ke kamarnya untuk menghubungi ambulans.

Hanya butuh waktu 5 menit, ambulans kini tiba di depan rumah Evelyn. Segera mungkin para petugas itu mengangkat tubuh Evelyn masuk ke dalam mobil dan langsung melarikan Evelyn ke Rumah Sakit terdekat.

Sesampainya di Rumah Sakit, tubuh Evelyn didorong menggunakan brankar untuk masuk ke ruang UGD agar bisa segera mendapat pertolongan.

Aleena kini berdiri di depan pintu ruangan itu sambil terus mondar-mandir dengan air mata yang terus mengalir sejak tadi.

"Ya Tuhan, apa yang terjadi pada anak saya. Kenapa dia bisa seperti itu," gumamnya seraya terisak.

~o0o~

Setelah cukup lama menunggu kabar putrinya, akhirnya satu dokter wanita keluar dari ruangan itu. Aleena yang tak sabaran langsung beranjak dari duduknya dan menghampiri dokter itu.

"Gimana keadaan putri saya, Dok?" tanya Aleena tampak gelisah.

Dokter itu mengukir senyum, "Putri Anda mengalami kekurangan darah akibat pecahan kaca yang mengenai kepalanya. Tetapi Anda tidak perlu khawatir, beruntungnya kami punya stok darah yang cocok dengan putri Anda," ucapnya dengan senyum yang masih merekah, memberi tanda jika semuanya baik-baik saja.

Aleena menghela napas lega, "Ahh! Syukurlah. Saya sudah sangat panik," ucapnya.

"Lalu bagaimana kondisi putri saya sekarang? Apakah saya bisa masuk?" tanya Aleena lagi.

"Mbak Evelyn sedang dalam masa pemulihan, benturan dari pecahan kaca yang mengenai kepalanya membuatnya harus beristirahat yang cukup banyak," jelas dokter itu.

"Kami akan segera memindahkan Mbak Evelyn ke kamar yang lebih nyaman, agar Anda juga bisa menjenguknya," lanjutnya.

Aleena tersenyum seraya mengangguk pertanda ia mengerti.

"Untuk saat ini, silakan anda ikut saya lebih dulu!" titah dokter itu meminta Aleena untuk ikut ke ruangannya.

Aleena pun mengikuti langkah kaki dokter itu dan masuk ke salah satu ruangan yang sepertinya merupakan ruangan khusus dokter itu.

"Silakan duduk, Bu!" titah Dokter itu dengan sopan.

Aleena duduk di kursi. Entah mengapa ia menjadi gugup.

"Maaf, Dok. Saya kenapa dipanggil ke sini, ya?" tanyanya. Ia pikir dokter itu sudah cukup menjelaskan soal kondisi Evelyn.

Dokter itu menghela napas pelan, "Maaf sebelumnya, saya bukannya mau ikut campur. Tapi, apa saya boleh tau, mengapa putri Anda bisa sampai seperti ini. Maaf, tapi_ ini terlihat seperti kesengajaan. Sebagai dokter, saya tidak bisa menyembunyikan jika ada hal mencurigakan seperti ini," ucapnya panjang lebar.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 09 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Ketika Ibu Sakit Hati (ONGOING)Where stories live. Discover now