05 || Apa? Siapa? Mengapa?

96 11 3
                                    

Setiap tindakan, ucapan, bahkan doa-doa yang terucap, entah sengaja atau tidak. Semua memiliki sebab
akibatnya masing-masing!

o0o

Evelyn berjalan menuruni anak tangga dengan langkah tergesa-gesa. Tak lupa dengan celotehan yang terus terlontar dari bibirnya.

"Gara-gara mimpi sialan itu, gue jadi telat bangun!" kesalnya penuh amarah.

"Awas aja tuh orang tua belum masak apa-apa!" lanjutnya.

"IBUUU!" teriak Evelyn sambil terus berjalan.

"Ibu ke mana lagi sih!" celetuk Evelyn tampak kesal saat tak mendapat jawaban dari sang Ibu.

"Awas aja kalo dia belum masak!"

Evelyn berjalan ke arah meja makan, lalu membuka penutup makanan itu. Ia menghela napas lega saat melihat sudah ada makanan di sana.

"Gini kek. Kan enak, gue tinggal makan doang," ucapnya tertawa penuh bahagia. Lalu duduk di kursi untuk sarapan.

Evelyn menyantap makanan itu dengan begitu lahap. Sesekali, ia menatap sekeliling rumahnya. Ia pun merasa heran karena tak juga melihat tanda-tanda keberadaan sang Ibu.

"Tuh orang ke mana, sih?" tanyanya pada diri sendiri.

"Dihhh! Ngapain juga gue pusingin, mau mati sekalipun, gue juga gak peduli!" sambungnya yang malah terkekeh.

Istighfar kalian 👊🏻🫵🏻 jgn ditiru ucapannya! Dosa!

"Kok, nih makanan dingin, ya? Ibu masaknya subuh kali, ya?" gumam Evelyn sambil memperhatikan makanan di piringnya.

"Bagus deh, kalo dia udah tau diri. Jadi gue gak perlu teriak-teriak lagi," lanjutnya, lalu kembali mengunyah.

Setelah selesai sarapan, Evelyn beranjak dari duduknya. Terdiam sebentar sambil menatap piring kotor di depannya, lalu menoleh ke arah kamar ibunya yang bersebelahan tepat dengan gudang.

"Ibuuu!" teriaknya dengan begitu lantang.

Namun, tak ada jawaban sama sekali.

"Ibu ngapain sih?" celetuknya merasa kesal.

"Elyn, berangkat kerja dulu. Jangan lupa beresin meja makan! Awas aja Elyn pulang tapi rumah belum bersih!" perintah Evelyn pada sang ibu dengan suara teriakan yang begitu lantang, hingga memecah di ruang tengah rumahnya.

Setelahnya, Evelyn pun berjalan keluar dari rumah itu.

o0o

Di dalam sebuah kamar, terlihat Aleena sedang tertidur nyenyak. Hingga akhirnya, cahaya matahari yang muncul dari sela-sela jendela mengganggu tidurnya.

"Ugghhh!" lenguh Aleena sembari merentangkan tangannya ke belakang. Lalu membuka matanya perlahan.

Aleena memancarkan senyum di wajahnya. Entah mengapa, tidurnya semalam terasa begitu nyenyak. Bahkan, sakit di kepalanya pun sudah hilang.

Aleena kemudian duduk di atas kasur. Ia menatap sekeliling kamarnya, hingga matanya tertuju ke arah jam dinding. Aleena langsung beranjak dari kasur kala ia melihat waktu yang sudah menunjukkan pukul 08:30. Buru-buru, Aleena berjalan keluar dari kamarnya.

Ketika Ibu Sakit Hati (ONGOING)Where stories live. Discover now