07 || Mimpi Nyata!

93 11 8
                                    

Perbaiki sikap dan tutur katamu! Karena bisa jadi, seseorang
dendam terhadapnya!

~o0o~

"

Duduk dan makan! Ibu sudah capek-capek masak buat kamu, tapi kamu malah asyik di kamar!" perintah Aleena penuh tekanan.

"Ini pasti mimpi, gue harus bangun sekarang!"

Evelyn menutup matanya, lalu membukanya kembali. Hal itu ia lakukan secara berulang. Berharap agar ia terbangun dari mimpi buruk itu.

"Makan!" perintah Aleena sekali lagi. Ia terlihat begitu marah.

Namun Evelyn tak peduli sama sekali, Evelyn terus saja melakukan usahanya agar terbangun.

"Saya bilang makan, Evelyn!" perintah Aleena sekali lagi.

"Diam dulu, anjeng!" bentak Evelyn merasa kesal.

Tentu saja bentakannya itu membuat Aleena semakin bertambah marah. Sorot matanya memerah, rahangnya mengeras, pertanda jika amarahnya akan segera meledak.

Tangannya yang sejak tadi masih menarik rambut Evelyn, malah semakin menarik kuat rambut Evelyn.

"Arggghhh! Sakit bangsat!"

"Lepasin anjeng!"

Umpatan-umpatan tak pantas itu terus saja keluar dari mulut Evelyn. Tanpa peduli jika Aleena justru semakin marah karena umpatan-umpatannya itu.

Aleena mendorong kepala Evelyn ke piring berisi nasi yang ada di atas meja. Lalu menggoyangkan wajah Evelyn di sana, membuat Evelyn semakin tersiksa, bahkan kesulitan untuk bernapas.

"Ibu sudah bilang. Makan! Tapi kamu malah ngebentak ibu!" ucap Aleena penuh amarah.

Aleena yang tampaknya sudah dikuasai oleh emosinya, menarik kembali kepala Evelyn dengan begitu kasar. Lalu mengambil segelas air yang terletak di atas meja itu, kemudian meminumkannya secara paksa kepada Evelyn.

Evelyn terbatuk-batuk, napasnya terengah-engah, sedangkan seluruh tubuhnya sudah sangat berantakan.

"Udah kenyang?" tanya Aleena tersenyum miring.

Evelyn tak menjawab, ia masih sibuk berusaha mengatur napasnya yang terasa begitu nyata sesaknya. Padahal, ia sangat yakin jika ini hanyalah mimpi buruk sama seperti sebelumnya.

Aleena yang tak mendapat jawaban, pun merasa kesal dan kembali menarik rambut Evelyn ke belakang, hingga membuat sang empu menjerit kesakitan.

"Arggghhh! Lepasin!"

"Siapa pun, tolong bawa gue keluar dari mimpi buruk ini!"

"Arggghhh!"

Evelyn kembali menjerit saat rambutnya semakin ditarik ke belakang oleh Aleena, hingga membuatnya mendongak ke atas.

"Lepasin, gak!" bentak Evelyn.

"Ibu tanya, kamu udah kenyang?" tanya Aleena menyorot tajam mata Evelyn.

"Yang ada gue mual, anjeng!" balas Evelyn dengan napas menggebu-gebu.

"Itu artinya kamu belum kenyang, kan?"

Aleena memaksa Evelyn untuk duduk di kursi. Lalu mengambil nasi hanya dengan menggunakan tangannya. Kemudian ia memaksa Evelyn untuk buka mulut, agar ia bisa menyuapi Evelyn.

Evelyn yang melihat itu menggeleng sambil menutup kuat mulutnya.

"Buka! Atau ibu robek mulut kamu!" perintah Aleena tak ingin dibantah.

Ketika Ibu Sakit Hati (ONGOING)Where stories live. Discover now