2. Benar atau salah

31 2 0
                                    

Sudah 3 hari sejak kepergian ibunya dan pernyataan dari orang yang mengakui diri sebagai ayahnya.

Ia masih berdiam diri di rumah, memikirkan, dan mempertimbangkan ajakan yang diajukan. Izin sekolahnya berakhir hari ini, membuatnya semakin bingung.

🥀🥀

Keheningan sebuah rumah, berubah menjadi mencekam, ketika nyonya rumah melihat seseorang di lantai bawah.

Dia menjadi sangat marah karena suami dan anaknya terlihat begitu dekat dengan orang tersebut.

Menyadari tidak satupun dari mereka yang memperhatikannya ketika turun, kemarahannya semakin bertambah.

"Akal sehatmu di mana? Jelas-jelas aku tidak ingin dan tidak akan menerima anak ini! Kenapa kamu masih tetap membawanya!" serunya dengan menjambak rambut seseorang, yang ia incar.

"Apa-apaan kamu! Lepaskan rambutnya, Seung Hee!" sergah sang kepala keluarga dan melepaskan jambakan dari sang istri.

Anak lelaki yang tadi memperhatikan pertengkaran kedua orang tuanya, menarik orang tersebut ke pelukannya. Dengan hati-hati ia mengelus rambut kepala dan membisikkan beberapa kata penenang.

"Setelah jalang itu, sekarang anaknya yang akan menyusahkan? Cukup, Yoon Seok. Kembalikan anak itu!"

"Tidak, dia akan tinggal dengan kita. Menerima atau tidak, aku tidak butuh pendapatmu, dan aku tegaskan sekali lagi, wanita itu bukan jalang!"

"Bela saja, wanita murahanmu. Aku tidak peduli omong kosong itu!"

"Dan aku, juga tidak peduli dengan pendapatmu!" teriak

Pelukan yang diberikan semakin mengerat dan tangan kanannya, menuntun kedua tangan milik anak tersebut untuk menutupi telinga.

Ia membimbing anak tersebut berjalan ke arah luar dan tidak mempedulikan teriakan ibunya yang terus-menerus mencegahnya.

"Kak, bisa antar aku pulang. Aku takut, Ibumu sangat marah padaku dan jika aku tinggal di sini, aku hanya akan menjadi benalu pada keluarga kalian," ucapnya, berusaha menyelesaikan kata demi kata setelah keluar dari ruangan.

"Jangan bicara seperti itu. Kamu bukan benalu, jangan diingat perkataan Ibuku, dia hanya terkejut. Perlahan, dia pasti menerimamu, ya?"

Anak itu menggelengkan kepalanya, tidak menyetujui gagasan yang dilontarkan.

Merasa sudah tidak ada lagi suara teriakan dari ibunya, lelaki tersebut berbalik, dan berjalan beberapa langkah untuk memastikan. Bahwa semua kecaman sudah berakhir.

Namun saat dirinya hendak menyembulkan kepalanya di pintu, ibunya sedang berjalan ke arahnya dengan koper di tangannya.

Seung Hee melirik pada anak tersebut, ketika dirinya sudah berada di luar.

"Cih, little bitch." Ia meludah tepat di samping remaja itu, dirinya kembali menarik koper, dan pergi dengan mobil miliknya.

Sedangkan sang remaja mematung, tubuh, dan otaknya masih memproses atas perkataan, serta perlakuan ibu tirinya.

Dalam titik ini, lelaki yang tadi memeluk, merasa gagal. Karena, penghinaan terjadi di depan matanya.

Perlahan ia kembali membimbing anak tersebut, kali ini untuk masuk ke dalam rumah, dan mendapati ayahnya yang sedang duduk di sofa dengan mata terpejam.

"Paman ... maaf," ucap sang remaja dengan hati-hati, saat mereka mendekat ke arah sofa.

Mendengar suara yang sudah tidak asing, ia mendongak dan berdiri. "Tidak ada maaf darimu, Nak. Justru Ayah yang minta maaf, maaf karena Ayah membuatmu mendengar hal-hal tidak pantas, maafkan Ayah."

"Tidak apa-apa, Paman. Aku mengerti, sebaiknya aku pulang saja, ya Paman. Tolong."

"Aku menolak untuk itu, kamu akan sendirian di rumah jika pulang. Setidaknya, jika dia tidak bisa menghargaimu, masih ada kami berdua yang akan selalu menjagamu, benar Han Soo?"

"Ya, Ayah benar. Kami akan menjaga dan melindungimu, kamu akan menjadi pelengkap dalam keluarga ini."














🌹
☆Jangan jadi silent reader's, tinggalkan jejak dengan vote ★

REMEMBER AND CHANGEWhere stories live. Discover now