9. Ibu

7 2 0
                                    

Kepulangan Han Soo sehari sebelum tanggal yang ditentukan, membuat Hana merasakan peluang dalam bernapas.

Kelegaan yang dirasakan olehnya, seakan memberinya peringatan untuk berjaga. Entah hal apa yang akan dia temui karena napasnya, sesuatu itu selalu datang bersama di dalam bayangan.

Sesuatu yang seharusnya dia rasa sebagai tempat nyaman, seketika terganti dengan kekhawatiran.

Liburan yang bertepatan dengan hari libur akhir semester, memberinya kesana tidak biasa. Ini adalah kali pertamanya bepergian ketika libur semester tiba.

Karena yang biasa Hana lakukan sejak di sekolah dasar sampai menengah pertama, hanya menunggu ibunya pulang bekerja dan membeli camilan untuk menemani mereka pada hari libur.

Tetapi, kegiatan yang sering mereka lakukan setiap akhir semester berakhir saat dirinya menginjak kelas dua menengah pertama. Kegiatan mereka berganti, sejak ibunya dinyatakan menderita penyakit yang serius. Tanpa mengenal waktu, Hana selalu menemani ibunya di rumah sakit.

Sejak saat itu pula, ketakutan dan rasa kesepian perlahan menemani hari-harinya. Sampai pada hal yang tidak pernah ia bayangkan, datang secepat itu.

Merenggut senyum miliknya.

"Kamu melamun, Hana?" Untuk ketiga kalinya, panggilan yang dilontarkan Han Soo masih belum memiliki jawaban.

"Hana?" Dengan sedikit guncangan pada lengan kanan, memberi Hana kesadaran secara perlahan.

"Ah, iya. Maaf Kak, maaf. Aku baik-baik saja, semua baik-baik saja. Jangan khawatir, aku hanya bertanya pada diriku. Apakah aku melupakan sesuatu atau tidak dan sepertinya tidak ada," sahut Hana.

"Benarkah? Jika seperti itu, bersiaplah, sebentar lagi kita akan landing."

Han Soo pikir selama penerbangan yang memakan waktu kurang lebih satu jam duabelas menit, dari Seoul ke Daegu akan memberinya jawaban atas perilaku dua minggu yang dia lewati tanpa Hana dan beberapa bulan sebelum libur akhir semester, pada adiknya.

Namun setiap kali dirinya memanggil, tidak ada jawaban apa pun, yang membuat dirinya semakin bertanya. Apa yang sebenarnya terjadi selama periode waktu tersebut?

Semakin banyak pertanyaan Han Soo pada dirinya sendiri, semakin sedikit pula peluang baginya untuk bertanya secara langsung pada Hana.

"Kamu masih ingatkan rumah Nenekmu? Bawa dia bersamamu, Ibu akan menjawab panggilan ini lebih dulu dan menemui teman."

Perjalanan kakak beradik menuju kampung halaman, kembali memakan waktu yang cukup lama dibanding sebelumnya.

Jarak dari kota ke kampung yang mereka tuju memanglah jauh, tetapi hal itu terbayarkan dengan apa yang ada di depan mata mereka.

"Indah, bukan?"

Bagaimana tidak dikatakan indah, jika mata kalian memandang hamparan pasir putih dengan air pantai yang jernih. Matahari yang perlahan tenggelam, menambah nilai tambah dalam pesona yang di suguhkan.

"Masuklah lebih dulu dan bereskan barang bawaanmu, kita akan melihat laut lebih dekat," ucap Han Soo yang sudah lebih dulu membawa barang bawaan miliknya ke dalam rumah, saat Hana menikmati hal pertama yang dilihatnya setelah sampai di rumah orang tua Seung Hee.

REMEMBER AND CHANGEWhere stories live. Discover now