Twelve ?

3.5K 455 37
                                    

~ Zee Side On ~

Gadis berperawakan tomboy ini baru saja terbangun disebuah hamparan tanah yg begitu asri dan juga asing disaat yg bersamaan menurut dirinya, hanya ada 1 buah pohon yg menjadi titik pusat hamparan itu.

Zee masih bingung dimana kah dirinya saat ini dan mengapa bisa dirinya berada disini saat ini? Tak lama berselang datanglah seseorang yg menghampiri dirinya dengan menepuk pundak sebelah kirinya dari belakang.

"Astag-.. m-mamah?" Gadis itu sempat terkaget dan kemudian mematung setelah ia melihat sosok mendiang mamanya yaitu Anin.

Anin mengenakan setelan berwarna putih yg menutupi seluruh tubuhnya menjadikan sosok satu ini begitu cantik di mata Zee. Anin pun melemparkan senyuman kearah putrinya yg mengapa bisa berada disini.

Zee tanpa banyak bicara lantas menubruk tubuh Anin membuat sang empu sedikit terhuyung kebelakang, Zee terisak di pelukan Anin detik itu juga merasakan kerinduan yg teramat sangat.

"K-kakak kangen mamah, hiks hiks"

Tangan Anin tanpa ragu membalas pelukan putrinya itu, ia mengelus lembut punggung putrinya yg naik turun karena menangis.

"Sama kak, mamah juga kangen sama kak zee"

Zee masih setia terisak sekitar 2 menit lamanya, setelah selesai Zee melepaskan pelukan itu memandangi wajah cantik mendiang mamahnya yg ia rindukan.

"Z-zee kangen mamah, zee mau ikut mamah" Cicitnya

"No sayang, kamu belom waktunya disini kak.. tempat kamu bukan disini, ada saat kamu akan berada disini, tapi bukan sekarang ya" Bantah Anin menolak putrinya berada disini karena belum waktunya.

"Tapi zee mau sama mamah, hiks" Zee tetap ngotot untuk tetap berada disini dan enggan untuk pergi meninggalkan mendiang Anin mamahnya itu

"Hei kak, dengerin mamah yaa.. disini bukan tempat kamu yg seharusnya, kamu masih belom saatnya disini sayang. Plis yaa, kamu tega ninggalin papah sama adek kamu hmm?" Ujar Anin sembari memegang kedua pundak putrinya itu

Air mata Zee terus mengalir keluar dari kedua matanya ditambah setelah mendengar ucapan Anin mamanya ini, ia semakin dibuat sedih. Ia ingin tetap disini disisi lain ia tidak tega meninggalkan Gracio papanya dan juga Reva adiknya.

"Kasian papah sama adek nungguin kamu kak, tempat kamu bukan disini. Ada saatnya kamu bakal disini tapi bukan sekarang ya sayang, mamah mohon sama kamu buat kembali"

"T-tap-..."

"No kak, mamah ga ijinin kamu ada disini okey.. mamah tau kamu kangen sama mamah, tapi tempat kamu bukan disini nak, mamah cuma bisa kasih pesan sedikit aja sama kamu"

"Sekarang kamu sudah punya pengganti mamah dan mamah tau seperti apa orangnya, mamah mohon sama kamu terima dia apa adanya dan mamah ga minta kamu menggantikan posisi mamah di hati kamu kak, tetapi ada baiknya seseorang yg sudah tiada harus kamu ganti dengan yg baru" Jelas Anin

"Mamah bakal jagain kamu dan semuanya dari sini, inget kata kata mamah ya kak.. mamah sayang sama kakak jangan jadi anak yg bandel yaa, jagain adik kamu dan saudari kamu yg lain, mamah titip salam sama papah yaa.. see you kak" Lanjut Anin memeluk erat putrinya yg semakin terisak itu.

Tak lama tubuh Anin perlahan lahan menghilang menjadi butiran butiran kecil bunga melati, Zee yg melihat itu berusaha menahannya tetapi tetap saja Anin perlahan lahan mulai menghilang.

"Mah, mamah tunggu zee, mah!!! Hiks hiks" Isak Zee dengan tubuh luruh kelantai pandangannya melihat kearah butiran butiran kecil bunga melati yg berterbangan menuju udara itu

Sweet Sister?Where stories live. Discover now