Nineteen ?

2.9K 395 31
                                    

"Pak, tidak bisa seperti itu dong.. anak saya tidak mungkin berbuat seperti itu, saya tau tingkah laku anak saya pak" Protes keras yg dilayangkan oleh salah satu wanita paruh baya yg berdebat mengutarakan jika ia tidak terima ketika anaknya dituduh melakukan aksi 'Bullying'

"Ibu tena-..."

"Gimana saya bisa tenang pak? Anak saya dituduh melakukan tindakan bullying tanpa bukti kongkrit sama sekali seperti ini, saya tidak terima pak" Sela wanita paruh baya itu terus ngotot membela putrinya yg tidak lain adalah Indira.

"Mana buktinya pak? Mana?"

"Ma, sabar ma.. kita diruangan kepala sekolah ini" Sahut Indira

"Diam kamu!!" Emosi wanita paruh baya yg tidak lain adalah mama dari Indira itu sendiri tanpa sengaja membentak putrinya sendiri.

Indira seketika bungkam setelah dibentak oleh mamanya itu, sedangkan mama dari Indira itu sendiri terus melancarkan protes terhadap kepala sekolah jika ia menolak keras kasus bullying yg diduga pelakunya adalah anaknya sendiri dibawa keranah hukum.

Sedangkan kepala sekolah yg terus menerus mendengar protes dari orang tua Indira ini tidak bisa berbuat banyak selain menunggu kedatangan pihak berwajib yg tidak lain adalah Polisi.

"Jika bapak terus bungkam, saya akan baw-..."

Ceklek

Setelah pintu ruangan kepala sekolah itu terbuka, sang pemilik ruangan mendadak berdiri dari tempat duduknya menyambut seseorang pria paruh baya yg datang bersama dengan keluarganya.

"S-selamat siang pak cio" Sapa kepala sekolah tersebut kepada pria paruh baya yg tidak lain adalah Gracio sekeluarga

"Selamat siang, ada apa ini?" Balas Gracio

"Anda siapa ya?" Sahut Mama Indira

Pandangan Gracio jatuh kepada wanita paruh baya yg baru saja melontarkan pertanyaan kepada dirinya

"Ibu sendiri siapa? Kenapa bisa membuat keributan disini, suara ibu terdengar sampai luar" Jelas Gracio

"Saya ibu dari siswa yg bernama indira, anak saya dituduh melakukan tindakan bullying kepada siswa lain disini" Balas Mama Indira

Gracio mengangguk paham, kakinya melangkah mendekat kearah orang tua dari gadis bernama Indira itu.

"Mas, gausa pakai cara kasar" Bisik Shani sebelum suaminya ini melalukan hal hal yg diluar dugaan

Gracio hanya memberikan anggukan pelan kepada sang istri.

"Jadi anda orang tua dari anak yg bernama Indira?" Tanya Gracio

"Iya memangnya kenapa?" Jawab Mama Indira angkuh

"Pantas saja anaknya tidak beretika sedangkan orang tuanya saja seperti ini, tidak mengerti yg namanya sopan santun sama sekali" Ucap Gracio pedas

"MAKSUD ANDA APA HAH? ANDA SIAPA? BARU DATANG SEENAKNYA SAJA BERBICARA SEPERTI ITU KEPADA SAYA" Bentak Mama Indira tak terima, sedangkan Indira sendiri menundukkan kepalanya

Gracio tersenyum menanggapi bentakan dari orang tua Indira ini "Anda tidak perlu membentak saya seperi itu bu, jika anda masih punya sopan santun kenapa anda membalas ucapan saya dengan nada seperti ini? Jika mata anda masih normal dan tidak bermasalah, bisa dilihat tulisan yg berada dibalik pintu itu kan?" Jelas Gracio sembari menunjuk sebuah kertas yg tertempel di pintu bertuliskan 'Harap tenang, jangan berisik'

"Ibu masih tidak bisa baca tulisan itu? Sudah jelas jelas tertulis dilarang berisik, tapi ibu ini terlalu koar-koar seolah tindakan yg dilakukan oleh putri ibu adalah tindakan yg benar" Sambung Gracio

Sweet Sister?Where stories live. Discover now