38. Tidur Nyenyak, Sayang

38.4K 3.2K 4.1K
                                    

38

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

38. Tidur Nyenyak, Sayang

Hari ini adalah hari di mana Elang akan pergi ke luar kota, tepatnya ke kota Bandung. Dia sedang bersiap-siap untuk pergi menuju bandara dan tentunya akan ditemani oleh Hazel. Fyi, Elang hanya pergi keluar kota sendiri tanpa Frank ataupun Edgar.

Sementara itu, sejak malam sampai pagi ini Hazel terus menampilkan raut wajah sedih. Bagaimana tidak, dia akan berpisah dengan suaminya selama dua minggu.

"Kak," panggil Hazel.

"Kenapa, hm?"

"Janji ya harus ngabarin terus," pintanya. Selama Elang pergi, Hazel akan tinggal bersama orang tuanya Elang. Kenapa tidak orang tua Hazel saja? Karena orang tuanya dan juga Kakaknya sibuk bekerja.

"Gue janji. Udah jangan sedih terus mukanya." Elang mengusap pipi Hazel.

"Kakak nggak sedih emangnya? Atau jangan-jangan Kakak seneng lagi!" tuduh Hazel.

"Sedihlah tapikan gue bakalan balik lagi nggak yang sampai bertahun-tahun ninggalin lo. Ini juga kalau lo bisa libur pasti udah gue bawa ke sana."

"Huh, iya sih. Yaudah kita berangkat aja sekarang, Kak," ajak Hazel.

Elang mengangguk setuju. Elang hanya membawa satu koper saja selama berada si sana. Yang membawa mobil Reza sendiri karena dia akan mengantar Hazel ke kampus nantinya.

"Nanti Kakak tinggal di hotel atau apart?" Hazel bertanya.

"Apartemen."

"Oooo. Di sana jangan centil sama cewek ya, awas aja kalau ketahuan."

"Yakali cowok jadi centil," balas Elang.

"Eh ada tahu cowok centil banyak malah di luaran sana."

"Kecuali gue."

"Jangan ganjen sama jangan ngelihatin cewek di sana," kata Hazel lagi.

"Hm, ntar gue pejamin mata kalau mau ngelewatin cewek."

"Jangan dong nanti Kakak malah nabrak."

"Tapi kata lo gak boleh lihatin mereka," sahut Elang.

"Maksud aku itu jangan yang natap lama banget, sekilas aja habis itu jangan natap lagi," ujar Hazel.

"Oke." Elang menurut saja.

Mereka sampai di bandara, Hazel tidak bisa menemani Elang sampai flight dikarenakan dia ada kelas pagi dan 20 menit lagi akan dimulai.

"Aku pergi ya, Kak," ucap Hazel.

"Iya, ntar gue kabari kalau udah sampai di sana. Lo jangan sedih-sedih selama gue gak di sini, paham?" Elang berpesan.

"Syap, Kak. Babay." Hazel melambaikan tangannya sebelum dia masuk ke mobil.

"Tunggu dulu," tahan Elang.

Kak Elang: ELAZEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang