03. Rencana Perjodohan

141K 11.9K 4K
                                    

Part 03

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part 03. Rencana Perjodohan

Sudah satu Minggu Elang berada di Indonesia. Dan keadaan Papanya juga mulai membaik. Itu artinya, kesempatan Elang untuk kembali ke Australia semakin dekat.

Elang menghampiri kedua Orang Tuanya yang berada di lapangan kecil belakang rumahnya. Dua Orang Tua itu sedang asyik bermain raket. Elang memilih duduk di salah satu kursi yang ada di lapangan, dia akan menunggu sampai Orang Tuanya selesai bermain raket.

Melihat Putranya duduk sendirian, Reno langsung menghentikan permainan lalu mengkode istrinya supaya memperhatikan Elang. Mereka berdua pun menghampiri Elang.

"Kenapa berhenti mainnya?" tanya Elang ketika melihat Orang Tuanya berjalan ke arahnya.

"Mama kamu udah kecapekan jadi mainnya udahan aja," balas Reno seraya duduk di kursi yang ada di sebelah Elang. Jeni juga duduk di sebelah Elang, posisi Elang saat ini berada di tengah-tengah kedua Orang Tuanya.

Elang berdeham pelan, bersiap untuk memulai pembicaraan. "Papa, kan, udah sehat? Jadi, Elang mau minta izin sama Papa dan Mama supaya bolehin Elang balik ke Australia lagi."

Reno dan Jeni saling bertatapan ketika mendengar permintaan anak satu-satunya itu. "Memangnya kamu mau ngapain lagi di Australia? Udahlah, kamu menetap di Indonesia saja, bantuin Papa ngurusin perusahaan," ucap Reno berusaha menahan Elang agar tidak pergi lagi.

"Elang sama teman-temannya Elang udah punya rencana buat bangun bisnis bareng di sana, Pa," beritahu Elang.

"Kalau begitu kalian bangun bisnisnya di Indonesia saja. lagian teman-teman kamu itu orang Indonesia juga, kan?" ujar Reno yang sudah mengenali teman dekat Elang.

"Nggak bisa, Pa. Rencana awalnya itu di Australia, mana mungkin Elang seenaknya buat ngubah gitu aja," imbuh Elang.

"Coba kamu bicarakan sama teman-teman kamu dulu, Nak. Siapa tau mereka setuju, kan?" timpal Jeni memandang serius wajah anaknya itu.

"Lagi pula untuk apa membangun bisnis dengan mereka? Kamu sendiri juga bisa, Papa dan Mama bakal bantu kamu." Ucapan Reno barusan mampu membuat perasaan kesal timbul di benak Elang.

"Elang ke dalam dulu," pamitnya. Jika sudah emosi begini, Elang akan memilih menjauh dari pada emosinya dapat menyakiti orang terdekatnya.

Reno dan Jeni hanya menatap dalam diam punggung anaknya yang kian menjauh.

"Keras kepala sekali," ucap Reno.

"Mirip seperti Papa," timpal Jeni.

"Haisss, jangan mulai dulu, Ma. Lebih baik sekarang kita menyusun rencana agar anak kita ini tidak kembali ke Australia," ujar Reno mengajak istrinya itu bekerja sama.

Reno dan Jeni lama terdiam sampai tiba-tiba Jeni berdiri seraya menampilkan senyum sumringahnya. "Mama punya ide!"

"Apa itu, Ma?" Reno antusias ingin mendengar ide dari istrinya itu.

Kak Elang: ELAZEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang