Bab 20

51.3K 1K 27
                                    


****

Dengan malas-malasan Baby memakai sebuah dress tanpa lengan berwarna putih yang sudah Boy siapkan untuknya. Baby juga melapisinya dengan sebuah outer karena jika tidak leher dan punggungnya yang sudah dipenuhi banyak bercak kemerahan hasil dari bibir ahli Boy tentu akan terlihat.

Wajah Baby masih terlihat masam sebab seharian tadi mereka hanya berdiam diri di dalam kamar untuk memuaskan nafsu Boy yang tidak ada habisnya. Laki-laki itu tak pernah puas memasukinya. Bahkan sampai Baby tertidur karena kelelahan pun Boy masih tetap mencari kepuasan untuk dirinya sendiri. Laki-laki itu baru benar-benar berhenti ketika senja tiba.

Seharian mereka benar-benar hanya bercinta di dalam kamar. Untuk makan saja Boy meminta petugas mengantarkannya ke dalam kamar. Boy bahkan merealisasikan ucapannya untuk bercinta ketika sunset tiba.

Rencana Baby untuk jalan-jalan disekitar resort gagal total.
Mereka hanya sempat bermain sebentar di pantai sebelum Boy yang sudah bernafsu parah menarik Baby masuk ke dalam kamar mereka.

"Suruh siapa godain gue!" Itulah sepenggal kalimat yang Boy ucapkan ketika Baby protes karena Boy tidak ada puasnya. Baby menyesal karena keisengannya menggoda Boy membuatnya seharian terkurung di dalam kamar.

Boy sendiri tidak merasa bersalah karena sudah membuat Baby kelelahan, itu memang salah satu tujuannya membawa Baby kesini.

Godaan dari tangan Baby ditubuhnya ditambah Boy yang harus melihat tubuh Baby yang hanya terbalut bikini, membuatnya tak bisa menahan nafsunya.

Namun, kekesalan dalam diri Baby sedikit mereda setelah melihat apa yang Boy siapkan untuk makan malam mereka. Sebuah dinner romantis.

Bagian belakang resort mereka sudah dihias sedemikian rupa hingga terlihat sangat cantik, dengan lampu-lampu kecil dan bunga beraneka ragam. Baby dibuat kagum melihatnya, padahal tadi senja ketika mereka bercinta ini semua belum ada.

Boy merangkul pinggang Baby mendekat pada meja bundar yang mana diatasnya sudah tersaji beberapa macam hidangan kesukaan Baby. Ada lilin-lilin kecil dan taburan kelopak bunga disekitarnya.

Seketika Baby menatap Boy penuh haru, tak ia sangka laki-laki mesum macam Boy bisa berbuat seromantis ini.

"Suka?" Tanya Boy, yang Baby balas dengan anggukan semangat. Tak sampai disana, Boy juga ternyata sudah menyiapkan buket besar bunga mawar merah untuk kekasihnya itu.

Baby menerimanya dengan perasaan membuncah oleh rasa bahagia. Pertama kali untuknya mendapatkan perlakuan spesial seperti ini. Ditambah yang memberikannya adalah laki-laki yang memang sejak dulu ia inginkan. Baby mendekap buket besar itu lalu membaui aromanya yang terasa menyegarkan.

"Tapi gue masih kesel sama lo!" Dengan kesal Baby mencoba meninju dada Boy. Namun, Boy bisa menangkapnya, Boy membawa tangan Baby ke depan mulutnya untuk ia kecup.

"Nanti kita kesini lagi, atau ke tempat lain yang lo mau" ucap Boy, mengelus penuh kelembutan pipi sang kekasih.

Usapan jari Boy turun pada bibir Baby yang terlihat membengkak kerena seharian tadi sudah habis ia ciumi.

Terbawa suasana romantis yang ada, perlahan wajah keduanya mendekat. Baby memejamkan mata bersamaan dengan bibir Boy yang mendarat tepat di permukaan bibirnya. Melumatnya pelan penuh kelembutan. Hanya sekedar lumatan tanpa nafsu di dalamnya. Dan tidak berlangsung lama karena Baby sudah mendorong dada Boy menjauh.

"Gue laper, Kak. Bibir lo enggak nyenyangin"

"Tapi bisa bikin lo puas" balas Boy sambil mengerling menggoda.

Setelahnya Boy menuntun Baby berjalan menuju meja. Sudah banyak makanan yang tersaji disana. Ia menarik kursi lalu mempersilakan Baby untuk duduk. Setelah itu barulah ia duduk di kursinya sendiri yang bersebrangan dengan Baby.

Baby Boy [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang