Bab 28

42K 1.2K 55
                                    

****

Beberapa kali Baby mengubah posisi tidurnya, semakin besar usia kandungannya membuat Baby semakin serba salah mencari posisi tidur yang nyaman.

Baby memilih berbaring miring menghadap pintu kamarnya. Tapi, beberapa menit menunggu kantuknya belum datang juga. Tubuh Baby terasa pegal-pegal dan saat ini ia sangat butuh Papa juga Bundanya. Namun mereka tidak ada di rumah. Keduanya sedang pergi melayat ke tempat keluarga Bundanya yang ada di kota sebelah, meninggalkannya bersama kedua adiknya dan dua asisten rumah tangga. Mungkin baru besok sore kembali ke rumah.

Baby menatap jam dikamarnya yang sudah menunjukan pukul 11 malam. Tiba-tiba perutnya terasa lapar padahal tadi makan malam ia sudah makan banyak. Semenjak hamil memang nafsu makannya meningkat drastis, ia jadi mudah sekali lapar. Tapi yang Baby tidak habis pikir berat bayi dalam kandungannya malah kurang dan bobot tubuhnya pun selama hamil tidak naik terlalu drastis. Tubuhnya sulit menyerap nutrisi makanan yang ia makan.

Baby mulai membayangkan ayam goreng. Makanan yang sering ia makan selama hamil adalah ayam goreng, entah kenapa ia jadi sangat menyukainya. Buatan sang Bunda atau membeli diluar Baby akan tetap memakannya. Tapi kini, ia malah membayangkan ayam goreng buatan Boy. Ia sangat ingin itu. Itu semua membuatnya semakin susah tidur.

"Kita beli aja ya, nak. Rasanya pasti sama enaknya kaya buatan Papamu" gumam Baby, sambil mengelus perutnya. Ia menekan keinginannya untuk mencoba makanan buatan Boy dan memilih memesan secara online. Lagipula tidak mungkin bukan tengah malam seperti ini ia meminta Boy memasak untuknya. Baby juga gengsi memintanya.

Setengah jam menunggu akhirnya pesanannya tiba. Ia duduk di meja makan menunggu asisten rumah tangga menyiapkan makanannya. Baby terpaksa menganggu tidur ART rumahnya karena ia tak mungkin keluar mengambil pesanannya seorang diri.

"Mbak tidur lagi aja" ucap Baby, tak tega melihat Mbak Ina terlihat sekali menahan kantuknyam

"Gapapa mbak tinggal tidur?" Baby hanya balas dengan anggukan kepala tak lupa ucapan terimakasihnya.

Dan kini, setelah mencuci tangannya Baby mulai menyantap ayam goreng pesanannya. Tapi, baru disuapan pertama nafsu makan Baby menghilang begitu saja. Baby masih ingat rasanya dan ayam ini rasanya sama tak seperti ayam goreng buatan Boy.

Baby paksakan untuk makan beberapa suap lagi, tapi tidak bisa. Baby memilih menyudahi makannya.
Dengan langkah lemas ia kembali pergi ke kamar lalu meraih ponselnya. Duduk bersandar di kepala ranjang sambil melihat nomor ponsel Boy yang tersimpan di ponselnya.
Ia sudah membuka blokiran nomor Boy dan semenjak itu setiap harinya banyak sekali pesan-pesan random yang laki-laki itu kirim tapi tak pernah ia balas.

Tanpa disadari jari tangan Baby mulai mengetikan sebuah pesan untuk Boy.

Gue laper

Seketika Baby tersadar, ia akan menarik kembali pesannya namun sialnya sudah terbaca. Kenapa bisa cepat sekali?

Hingga tak lama layar ponselnya menunjukan ada panggilan masuk dari Boy. Baby sedikit ragu namun pada akhirnya ia memilih menjawabnya.

"Hallo!"

"Mau makan apa, sayang?" Tanya Boy langsung, dari seberang sana.

"Mau ayam goreng" balas Baby, pelan.

"Gue udah pesen, tapi rasanya enggak enak" jelas Baby.

"Kenapa bisa pas banget. Tadi aku masak ayam, tiba-tiba aku juga mau ayam. Jangan tidur dulu ya, aku otw ke rumah"

Belum sempat Baby berkata tidak usah, sambungan telpon sudah terputus secara sepihak. Baby memilih mencuci wajahnya lalu menunggu Boy di ruang tamu.

"Sudah malam loh, nak. Kamu belum ngantuk, ya?" Baby berbicara dengan bayinya di dalam sana yang masih aktif menendang perutnya. Ia menunggu sambil melamun saja berharap juga kantuknya datang.

Baby Boy [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang