Bab 25

41.8K 1.1K 103
                                    

Menggunakan tali dan besi pengait, dengan nekat Boy memilih masuk ke dalam rumah Baby dengan melompati pagar beton. Boy harus berhati-hati karena selain pagar yang akan ia lompati cukup tinggi, sekarang di rumah Baby juga memiliki penjaga yang selalu standby di gerbang depan. Sebelumnya jika datang berkunjung Boy selalu mendapat pengusiran.

Tidak sulit untuknya melompati pagar dengan tinggi 2,5 meter tersebut. Setelah berhasil mendarat dengan sempurna, Boy menatap ke arah pos penjaga sambil diam-diam ia berjalan menuju pintu utama.

Keberuntungan ada di pihaknya karena kebetulan sekali pintu rumah tidak terkunci. Boy mendorong pelan daun pintu lalu memilih masuk. Keadaan didalam tampak sepi.

Tak mau menimbulkan keributan dengan mengendap-ngendap Boy memilih langsung naik ke lantai 2, dimana kamar Baby berada. Boy memang tidak tahu saat ini Baby ada dimana, tapi yang pasti Baby tidak tinggal di apartemennya karena kini apartemen tersebut sudah memiliki penghuni baru. Entah Baby menjual atau menyewakannya.

Jika Baby tidak ada dirumah ini entah kemana ia akan mencarinya. Mungkin Boy akan menyewa jasa detektif swasta untuk mencari keberadaan Baby, hal yang seharusnya sudah lama ia lakukan.

Baru menaiki anak tangga pertama, Boy dikagetkan dengan suara cicitan yang memanggil namanya.

"Kak Boy" Boy membalikan tubuhnya hingga kini ia berhadapan dengan Lea. Gadis kecil itu tampak celingukan seolah memastikan tak ada yang melihat mereka. Lea sudah mengerti jika kini keluarganya sedang memusuhi Boy.

"Kak Boy cari Kakak Baby?" Tanya Lea, Boy menganggukan kepala sambil menunduk, mensejajarkan tingginya dengan Lea.

"Iya, Kak Baby ada?"

"Ada di dalam kamar, tadi nangis terus nunggu Papa pulang. Sekarang Kakak manja banget" jelas Lea, mendengarnya ada kelegaan dalam diri Boy. Baby-nya ada disini.

"Papa lagi diluar?" Tanya Boy, yang dibalas anggukan kepala oleh Lea.

"Iya, lagi beli makan untuk Kakak"

"Kakak mau temuin Kakak Baby di atas, Lea bantu Kakak, ya, jangan sampai ada yang tau Kakak disini" ucap Boy.

"Oke!" Boy tersenyum, beruntungnya Lea bisa ia ajak untuk bekerja sama. Ia mengusap puncak kepala Lea lalu berpamitan melanjutkan langkahnya pergi kekamar Baby.

Kamar Baby dekat dengan tangga, di anak tangga terakhir Boy sudah bisa melihat pintu kamar Baby yang sedikit terbuka. Tanpa menimbulkan suara Boy mendorong sedikit pintu hingga ia bisa melihat keadaan di dalam sana.

Dada Boy terasa penuh sesak ketika akhirnya bisa melihat kembali wanita yang ia cintai. Terlihat Baby berbaring miring diatas ranjang memunggungi pintu. Boy akan masuk sebelum suara gumaman wanitanya itu terdengar memilukan untuknya.

"Mama sayang kamu, semua sayang kamu. Maaf jika nanti Mama tidak bisa berikan keluarga yang sempurna untuk kamu"

Tak bisa menahannya lagi Boy memilih langsung menerobos masuk ke dalam kamar Baby, lalu ikut berbaring diatas ranjang. Mendekap erat tubuh kekasihnya dari belakang.

"Mana airnya, Pa. Cucu Papa udah kehausan banget, nih" ucap Baby, selama hamil entah kenapa Baby hanya ingin minum air mineral botolan. Merk apa saja asal itu dari botol. Dan tadi Papa dan Bundanya sedang pergi untuk membelikan stok air minum untuknya yang habis.

"Pa..." Baby mencoba membalikan tubuhnya, namun tangan yang ia yakini tangan sang Papa mendekap tubuhnya terlalu erat. Hingga ia sulit membalikan tubuhnya.

Tidak tahu saja jika kini Boy sedang mati-matian menahan sesak didadanya, ia ingin menangis apalagi ketika merasakan tangannya mendarat di atas perut Baby yang membuncit. Di dalam sana ada anak yang belum lama ia tahu keberadaanya.

Baby Boy [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang