RL| 28

694 19 0
                                    

"baru lo sadar lang, KENAPA BARU SEKARANG LO SADAR LANG."

"Maafin gua Gal, maafin gua. Gua nyesel."

"Kalau lu gak bisa jaga Aluna, gak bisa perlakukan dia dengan baik. Gua anggap hari ini lu sama Aluna resmi putus, lu cuma laki-laki brengsek yang datang di kehidupan Aluna." Ucap Galang

Gilang terdiam bagaimana pun ia juga harus menerima semuanya yang telah terjadi.

Ia siap jika harus kehilangan Aluna, ia juga siap jika harus meninggalkan aluna dan kaira. Gilang menerima semuaa itu.

"Sudah, sekarang kita ke rumah sakit."

Tak lama kemudian mereka sampai di rumah sakit, semuanya menatap kehadiran andika dan salsa serta Galang dan Gilang.

Saat jeya ingin mendekat kepada Gilang, namun tubuhnya di tahan oleh aksa. Jeya mencoba menghalangi tangan aksa yang menghalangi nya.

"Lepas sa."

"Jey, jeyaa!"

Jeya menatap aksa, aksa menggelengkan kepalanya menandakan jangan melalakukan itu. Jeya menunduk, aksa kembali membawa gadis itu ke dalam pelukannya.

Gilang menghampiri mamanya yang sedang duduk di samping Zyan dan sedang menenangkan pria itu.

Ia berjongkok di depan sellia, "Gilang minta maaf mah, Gilang minta maaf."

Sellia menatap putranya, ia tidak menyangka jika putranya akan melalukan hal tersebut.

Jujur sellia marah dan kecewa, namun ia lebih khawatir dengan keadaan anaknya. Sellia tahu bagaimana sifat suaminya.

Sellia mengusap kepala putranya, "mama gak pernah ajarin Gilang untuk berbuat seperti itu nak."

"Maafin Gilang."

"Zyan, tante mohon untuk maafin perbuatan Gilang ya? Tante tahu kamu tidak terima, tapi tante minta untuk maafkan Gilang ya?"

Zyan menatap sellia, ia jauh lebih kenal dengan sellia. Sellia benar benar dengan dekat dengan keluarga nya.

"Iya tante, Zyan maafin Gilang."

"Maafin gua yann."

"Gua gak akan kasih lu kesempatan untuk balik sama aluna lang, sorry." Ucap Zyan

"Gua ngerti, gapapa gua terima semuanya." Jawab Gilang

Setelah dokter keluar dari ruangan Aluna, mereka semua melihat keadaan Aluna. Aluna yang sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit.

Gilang menggenggam tangan Aluna, "Maafin akuu lun, maafin aku." Ucap Gilang sambil mencium tangan Aluna

Galang memalingkan wajahnya, kecewa tentunya. Namun ia tidak tega melihat Gilang seperti itu.

Sellia mengelus pundak Gilang, "jadikan pelajaran yaa nak."

Gilang mengangguk, Gilang berdiri dari kursi yang berada di samping ranjang Aluna, ia bejalan menghampiri Galang.

Galang hanya menatap datar, sedangkan Gilang mengehela nafasnya. Aluna memang harusnya yang lebih pantas untuk bersama Galang.

Galang bisa menjaga aluna dengan baik, Galang bisa membuat aluna kembali tertawa, ceria, hanya Galang yang bisa.

"Lo lebih pantas Gal, titip aluna. Ini waktunya lo ambil Aluna dari gua, gua cuma bisa sakitin dia Gal, lo bisa bikin dia bahagia." Ucap Gilang

Galang membulatkan matanya saat Gilang memeluknya, Meskipun begitu Galang merasa bersalah.

Gilang melepaskan pelukannya, "bagaimana pun juga, lo tetep saudara gua Gal. Maafin gua."

"Gua maafin Lang."

••••

"Ini udah rencana yang di buat sama kaira Gal, Gilang, hotel, dan mobil yang nabrak Aluna itu udah rencananya kaira." Ucap Gavin

Gavin, Laska dan Harsa langsung di suruh memeriksa kejadian ini. Dan itu atas suruhan Andika dan suruhan beberapa polisi.

Kaira juga sudah tertangkap saat ia ingin pergi dari hotel, begitu juga dengan orang suruhan kaira yang sudah menabrak Aluna.

"Gua bakal jelasin ini ke Gilang nanti, kalian pulang nanti kita bicarain lagi. Gua juga bakal bilang ke papa sama mama, sekalian besok kita ke kantor polisi." Ucap Galang

"Iyaa Gal, kita pamit."

Galang mengangguk, setelah teman temannya pergi. Ia masuk kembali ke dalam ruangan dimana aluna di rawat.

Galang dan Zyan akan menjaga aluna disini, kedua orang tua angkat Zayn pun tadi ikut hadir untuk menjenguk Aluna.

"Belum sadar yan?"

"Belum Gal."

Galang duduk di sofa sebelah Zayn, ia menepuk pundak Zayn. Bahkan pihak keluarga yang lain tidak tahu dengan kejadian ini.

Zayn juga tidak ingin keluarga yang lain tahu kondisi Aluna, karena takut aluna akan tinggal disana malah semakin parah keadaan nya.

Hari sudah pagi kembali, aluna menggerakkan tangannya, penglihatannya sedikit demi sedikit jernih.

Aluna menoleh ke arah samping, disana terdapat Galang dan Zayn yang masih tertidur dengan posisi duduk bersandar.

Aluna sedikit menarik bibirnya untuk tersenyum, ia melihat ke arah pintu terbuka. Aluna semakin melebarkan senyumannya begitu melihat Sellia masuk ke dalam ruangan.

Sellia menggelengkan kepalanya melihat kelakuan kedua pemuda ini, botol kaleng  yang berada di atas meja dan mereka masih dalam keadaan tertidur.

"Benar - benar mereka itu, sayang bagaimana keadaan kamu?" Tanya Sellia

"Sedikit baik mah." Jawab Aluna

Sellia tersenyum, ia mengusap kepala Aluna. Ia juga mencium kening Aluna. Sellia merawat aluna seperti anak nya sendiri.

Aluna sudah dianggap menjadi anak perempuannya, sellia tidak bisa menahan air matanya.

Aluna mengusap air mata yang membasahi Sellia, aluna menggelengkan menandakan untuk sellia tidak menangis.

Sellia memegang tangan Aluna, mencium punggung tangan Aluna.

Aluna merasakan kasih sayang yang sama dengan apa yang ia dapatkan dari bundannya.

Kasih sayang dari sellia, salsa, andika dan juga daffa. Mereka memberi kasih sayang dan cinta yang besar untuk aluna. Aluna sangat beruntung di kelilingi oleh orang yang menyayanginya.

REAL LOVEWhere stories live. Discover now