RL | 34

347 9 0
                                    

"Aluna gua udah lama suka sama lu, mau ngga jadi pacar gua?"

Aluna terdiam saat mendengar ajakan dari Galang, Galang memang berbeda dengan Gilang. Namun apakah ia boleh memepercayai laki - laki kembali?

Galang yang tadinya tersenyum kini senyuman nya berubah, saat melihat raut wajah dari Aluna.

"Kalo lu ngga mau juga gapapa lun." Ucap Galang

Keduanya terdiam canggung, Aluna yang masih memikirkan bagaimana caranya menerima Galang dan Galang yang merasa tertolak oleh Aluna.

Mungkin ia terlalu cepat untuk mengungkapkan kepada Aluna, kalaupun bener di di tolak Galang akan menerimanya.

"Galang."

Galang menoleh, "kenapa lun?"

Aluna menghela nafasnya, ia bingung harus menjawab bagaimana. Meskipun jawaban nya adalah mau atau tidak.

Mata mereka saling bertatap satu sama lain, tatapan yang penuh arti. Galang yang menunggu jawaban dari Aluna sedangkan Aluna yang masih bimbang dengan perasaannya.

Lagi - lagi Aluna menghela nafasnya, mungkin ini adalah keputusan yang tepat untuk nya dan juga Galang.

"Aku mau kok." Ucap Aluna sambil tersenyum simpul

Galang menatap Aluna dengan tatapan berbinar, ia senang mendengar jawaban Aluna.

Jawaban yang sangat ia harapkan.

"Serius lun?"

Aluna mengangguk, Galang menepuk nepuk pipi nyaa berharap ini bukan mimpi.

Aluna yang melihatnya tertawa kecil, Galang segera membawa aluna kedalam pelukannya, mengelus surai rambut Aluna.

Aluna membalas pelukannya, Galang selalu memberikan kenyamanan di pelukannya. Galang bisa membuatnya nyaman meski terus menerus di pelukannya.

Galang melepaskan pelukannya, ia menatap mata Aluna. Wajah cantik gadis itu tidak pernah ada yang berubah, Galang menyukainya.

Lalu keduanya kembali menatap langit malam yang indah, sambil berbincang - bincang.

Jangan lupakan Galang yang dengan erat menggenggam tangan Aluna.

_____

"Awas aja lo." Ucap Lorena lalu membanting kan tubuhnya ke kasur.

Kedua temannya, Drisa dan Bea kini tidak lagi ingin berteman dengan nya. Setelah tadi ketiganya bertemu kembali.

Lorena membuka ponselnya, ia melihat pesannya yang belum di balas oleh Galang bahkan tidak dibaca.

Lorena menggeram kesal, mengapa demi gadis itu Galang tidak memperdulikannya.

"Aluna, cewe yang tadi sama Galang kan?" Monolognya, ia tersenyum miring. "Oke tenang Loren, kita jauhin Aluna dari Galang.

Lorena keluar dari kamarnya, mengambil kunci mobilnya.

Ia tidak akan mungkin melakukan itu sendiri, ia akan meminta bantuan orang lain.

Ia sedang menunggu seorang yang akan ia ajak kerja sama itu. Senyuman Tak luntur kala melihat mobil warna hitam datang menghampiri nya, ia sudah tahu siapa orang itu.

Seorang pria tinggi keluar dari mobil hitam itu, dengan setelan serba hitam. Pria itu berjalan menghampiri Lorena.

"Long time no see, darling."

"Fuck you."

Pria itu hanya terkekeh mendengar umpatan Lorena, pria ini adalah mantan kekasih Lorena dulu bisa di bilang keduanya sudah pernah melalukan sex dengan kesadaran penuh.

"Jadi, apa yang perlu aku bantu sayang?"

"Lo kenal Galang kan?"

Regas mengangguk, "tentu, jadi dia orangnya?" Tanyanya

"Tepat, gua denger juga ada cewe yang selalu sama Galang." Ucap Lorena

"Aluna?" Tebak Regas

"Kok lo bisa tau?"

"Mantan Gilang, kamu lupa kalau aku teman Gilang?"

Benar juga, tentu saja regas sudah tahu mengenai Aluna. Gadis yang Tak lama usai dengan temannya.

Gilang adalah teman lama Regas, teman semasa sekolah. Namun karena regas melanjutkan pendidikan nya di luar negeri, sulit untuk mereka saling bertemu.

"Jadi gini."

_____

"Istirahat ya, besok pagi aku jemput." Ucap Galang

Aluna mengangguk, "makasih yaa, kamu hati - hati."

Aluna mendekati Galang kembali, membuat Galang mengerutkan keningnya melihat gadisnya yang kembali mendekatinga.

Cup!

Galang menatap Aluna tidak percaya, baru saja Gadis itu mencium pipinya. Namun ia tertawa kecil.

"Sini dulu aku mau bisikin sesuatu."

Aluna menggelengkan kepalanya, ia sudah tahu maksud Galang. "Nggak mauu."

"Sini dulu sebentar." Pinta Galang

Aluna kembali mendekati Galang kembali.

Cup!

Satu kecupan berhasil di berikan Galang untuk Aluna, keduanya tertawa bersama.

Inilah pasangan yang sebenarnya, saling memberikan cintaa satu sama lain. Perasaan mereka yang sama - sama saling memendam, kini mereka tidak perlu melalukan itu lagi.

Galang meminta Aluna untuk terbuka dengannya, Aluna menyetujui permintaan itu.

Mereka juga berjanji dengan keadaan apapun mereka akan selalu bersama, mereka akan saling mencintai satu sama lain.

"Modus banget."

"Siapa yang duluan hm?"

"Kan aku langsung, kamu segala mau bilang bisik bisik lah."

Galang terkekeh, " yaudah aku pulang ya?"

Aluna mengangguk, "hati - hati."

Galang menganggukan kepalanya, memakai helm nya kemudian melajukan motornya. Sedangkan Aluna mengehela nafas lega, Galang adalah kebahagian untuknya ia berharap seterusnya bisa seperti dengan Galang.

Di sepanjang jalan, Galang memperhatikan mobil yang berada di belakangnya. Merasa curiga dengan mobil di belakangnya itu.

Mobil itu terus mengikuti motor yang di kendarai Galang, dan benar mobil itu tetap mengikuti nya. Bahkan mobil itu juga ikut melajukannya dengan kecepatan tinggi.

Galang sengaja mengambil jalan yang kecil agar mobil itu tidak mengikutinya.

Mobil itu langsung berhenti saat Galang memasuki gang kecil, dan memperhatikan motor Galang.

"Sialan, Pinter juga dia milih jalan."

Mobil itu kembali melaju, Galang memberhentikan motornya sebentar. Tak lama kemudian ia melajukan kembali motonya.

REAL LOVEWhere stories live. Discover now