RL | 31

521 16 1
                                    

Setelah beberapa hari di rumah sakit, ini saatnya Aluna untuk pulang ke rumah. Semuanya hadiri disini termasuk Gilang.

Tatapannya tidak beralih menatap Aluna, ia terus menatap Gadis itu. Gadis yang sangat ia cintai, namun ia juga tidak bisa bersama kembali dengan Aluna.

Galang menyadari tatapan Gilang, sedikit ada rasa kasihan kepada kembarannya. Apakah ia terlalu berlebihan?

Galang sedikit merasa bersalah dengan ucapan di hari lalu, akan tetapi ia tidak bisa terima jika Aluna terus di sakiti oleh Gilang.

"Sama abang ya lun?"

Aluna mengangguk, Aluna sudah bertemu dengan orang tua angkat Zyan. Keduanya juga langsung menerima Aluna sebagai keluarganya sendiri.

"Mama selliaa, mama salsa. Terima kasih banyak, mama udah mau ngerawat Aluna dengan baik. Begitu juga papa Andika dan papa Daffaa, Aluna berterima kasih." Ucap Aluna

Sellia tak kuasa menahan air matanya, biasanya di rumah akan ada Sabrina dan Aluna yang membantunya masak dan bikin kue bersama.

Sellia mengangguk,"iyaa sayang, mama juga berterima kasih ya. Sering - sering main ke rumah ya sayang."

Aluna mengangguk, ia menatap Gilang. Disaat Gilang tersenyum tipis, Aluna melebarkan senyumannya, ia menghampiri.

Aluna memeluk tubuh Gilang, membuat semuanya tersenyum haru. Benar - benar gadis yang sangat lembut, bahkan Aluna dengan waktu cepat bisa memaafkan Gilang.

Aluna melepaskan pelukannya, "Makasih juga yaa Lang, kalo bukan karena kamu aku ngga akan sebahagia ini."

"Sama - sama lun dan maaf." Ucap Gilang

Aluna menggelengkan kepalanya, "ngga perlu minta maaf lagi ya? Aku udah maafin kamu."

"Makasih lun."

Aluna mengangguk, ia juga menghampiri Galang. Aluna tersenyum simpul, pria yang selama ini selalu mengobati setiap lukanya, Pria yang selalu menemaninya dan pria yang bisa membuatnya bahagia.

Galang menatap Aluna dengan senyuman yang akan selalu ia tunjukan kepada Aluna.

"Makasih juga untuk semuanya, Galang." Ucap Aluna

"Sama - sama." Jawab Galang, sambil mengusak rambut Aluna

____

Setelah mengambil dan membereskan barang - barangnya, Aluna berbaring di kasur.

Orang tua angkat Zyan, yakni ferano dan leona. Menerima Aluna dengan baik, seperti kedua orang tua Galang dan Gilang.

Aluna senang ia masih di kelilingi oleh orang yang sangat baik terhadapnya.

"Aluna?"

Aluna duduk dari baringnya, "iya tante?"

"Tante boleh masuk?" Tanya leona

"Boleh tante." Jawab Aluna

Leona masuk ke dalam dan duduk di samping Aluna, tangan terulur untuk mengusap puncak kepala Aluna.

Leona tidak bisa mempunyai anak, maka dari itu ia mengangkat Zayn menjadi anaknya, saat ia tidak sengaja menabrak Zyan dan mengalami kecelakaan.

Leona dan Ferano membawa Zyan kerumah sakit, untuk bertanggung jawab karena sudah menabrak Zyan, saat di tanya tentang keluarganya Zyan menceritakan tentang keluarganya dengan jujur.

Dari situlah, sebagai tanda permintaan maaf juga. Leona dan Ferano mengangkat Zyan menjadi anaknya.

"Jangan sungkan - sungkan ya? Kalau mau apa - apa bilang mama atau ayah oke?"

"Anggap mama dan ayah seperti orang tua kamu, panggil kami senyaman kamu. Kamu bagian dari keluarga kami juga Aluna." Ucap Leona

Aluna mengangguk, hidup nya sangat sangat bersyukur. Bertemu dan kenal dengan orang - orang baik, suatu keberuntungan bagi Aluna.

"Iyaa tante."

Leona tersenyum, lalu memeluk tubuh Aluna. Mengelus - elus puncak kepala Aluna.

"Kalau kamu mau, panggil tante mama dan om Rano ayah ya sayang?"

Aluna mengangguk kembali, Leona melepaskan pelukannya.

"Sekarang istirahat ya?"

"Iyaa mah."

Leona tersenyum simpul, "selamat malam, sayang."

"Malam mamaa."

_____

Galang sedang berada di cafe bersama Gilang, baru kali ini kedua pria itu berduaan seperti.

Sifat Galang dengan Gilang sangat berbeda sedari kecil, Galang yang lebih cenderung mengalah dan diam, begitu juga sebaliknya Gilang.

Soal pemikiran, Galang lah yang lebih dewasa. Memang sifat keduanya cuek dan dingin, namun kedua sifat itu lebih tertuju kepada Galang.

"Gua minta maaf sekali lagi, udah ingkar janji antara gua dan lu, Gal."

Galang menghela nafasnya, "Lang, gua mohon. Papa sama mama dari kecil ngga pernah ngajarin kita begini, gua mau lu ngga ngulang ini untuk kedua kalinya sama cewe yang lu temuin nantinya."

"Lebih dewasa lagi Lang, jangan kecewain papa sama mama yang udah rawat kita dengan baik, tapi lu malah kaya gini. Bahkan papa dan mama pisah tanpa adanya perdebatan, gua mohon lebih dewasa lagi." Ucap Galang

Gilang menatap Galang, benar apa yang di ucapkan Galang. Ia harus merubah kelakuannya, orang tuanya selalu mengajarkan hal yang baik sedari kecil.

Andika memang sedikit tegas jika anak nya membuat kesalahan, ia juga akan memperlajari anaknya dengan memberi hukuman, namun bukan hukuman yang berat.

"Iyaa Gal, gua bakal belajar dari ini semua. Gua bakal belajar ngerubah diri dan kelakukan gua." Kata Gilang

Galang mengangguk, "kita, lu dan gua Lang, harapan papa sama mama. Walaupun papa sama mama udah ngga bersama, kita harus tetep bisa banggain mereka Lang. Lu saudara kandung gua, kembaran gua, kita tunjukin Lang, bahwa yang diajarin papa sama mama itu ngga sia - sia."

Gilang mengangguk, "Pasti Gal."

Keduanya tersenyum, bukan hanya Gilang. Galang juga akan merubah dirinya lebih baik lagi.

Meskipun kedua orang tua nya berpisah, Galang dan Gilang akan tetap membanggakan orang tuanya.

Terkadang seseorang harus kehilangan dan menyesal baru merubah dirinya menjadi lebih baik, namun juga ada yang sudah baik dan ingin belajar menjadi lebih baik kembali.

Sifat semua orang itu berbeda - beda, perselisihan, perdebatan, pertengkaran, itu pasti selalu ada.

_______

JANGAN LUPA VOTE NYA GUYS!!
THANK U SO MUCH BUAT KALIAN SEMUA YANG UDAAA MAU DUKUNG DAN SUKA SMAA CERITA INII.

LUFF LUFF BUAT KALIAN ❤️‍🩹❤️‍🩹❤️‍🩹💝💝

REAL LOVEWhere stories live. Discover now