27 | Cupcakes

16 4 0
                                    

| happy reading |
| don't forget to give your best support |








###












Jie: aku akan pulang hari ini, apa kita bisa bertemu dulu sebentar?
Jie: manager ingin bicara denganmu

Pesan itu yang mengantarkanku kembali ke tempat ini. Berdiri kaku di tengah lobi hotel, menatap beberapa orang yang berlalu lalang di sekitarku. Aku berangkat tanpa pikir panjang, maka begitu tiba, aku mendadak dilanda keraguan. Sempat ingin pulang saja, tetapi seseorang yang melambai di depan sana membuatku tidak mempunyai pilihan lain selain maju.

Shin Ji-hyun.

Aku malu sebenarnya, perempuan ini banyak membantuku selama aku berhubungan dengan Park Ji-young. Dia yang mengatur pertemuan kami. Bahkan kini kembali mengantarkanku ke tempatnya. Padahal aku sudah hapal, namun tentu karena tak sembarang orang yang bisa ke sana, harus ada orang dalam yang mengatur penyamaran ini.

"Bagaimana keadaanmu?"

Sejak pertemuan pertama kami dia juga tidak bertanya tentang ayah dari bayi di perutku, atau menyinggung kehamilanku. Rasanya lega, tapi tak memungkiri aku banyak berpikiran yang tidak-tidak karena bisa saja dia mendapatkan jawabannya dari Park Ji-young.

"Baik, seperti kemarin."

"Ji-young memperlakukanmu dengan baik kemarin?"

Kali ini aku menelan ludah takut. Dia baik, aku yang tidak karena memulai perdebatan.

"Eum... begitulah, Kak."

Kami memasuki lift sesaat setelah aku menjawab pertanyaan itu. Keheningan di dalam membuat suasana jadi canggung. Kulirik dia yang hanya bergeming dengan pandangan lurus. Sekilas melihat jam yang melingkar di tangannya.

"Kak," panggilku. Dia menoleh dengan dahi berkerut. "Apa kau mengenal manager Park Ji-young?"

"Manager? Yang mana?"

Pertanyaannya membuatku kebingungan beberapa saat. "Managernya... banyak?"

"Tidak juga. Hanya empat. Mereka bekerja di bidang sendiri-sendiri."

Sekarang aku lebih bingung. Manager mana yang dibicarakan Park Ji-young di pesan?

"Ada apa?"

Jawabanku tertahan saat pintu lift terbuka. Aku melangkah mengikutinya, baru menjawab ketika langkah kami sudah seimbang. "Ji-young mengundangku lagi karena managernya ingin bertemu denganku. Aku tidak tahu yang mana, itu sebabnya aku bertanya pada Kakak."

Untuk sesaat, kepalanya terlihat manggut-manggut. "Sepertinya Jae-hee. Manager utama yang mengurus jadwal Ji-young."

Oh! Aku ingat semalam Ji-young sempat menyebut nama itu. Jae-hee hyung, sepertinya benar dia yang akan bertemu denganku.

"Kau mengenalnya?"

"Sangat dan sejujurnya aku benci harus membahas dia."

"Maksudnya?"

"Dia arogan, sombong, congkak—apapun itu kata-kata yang menyebalkan. Yang jelas, dia sangat menyebalkan. Dia bisa dengan mudah menjebak seseorang dengan kalimatnya yang berbelit-belit. Aku sendiri pernah menjadi korbannya."

Satu kalimat itu praktis menghentikan langkahku. Dia juga berhenti, dengan raut bingung tangannya menyentuh bahuku.

"Ada apa?"

Cupcakes | JisungWhere stories live. Discover now