<28> Random Di Rumah Sakit

6.5K 386 11
                                    

Happy Reading 📖🌈

Beberapa menit setelah Arthur meminta maaf kepada Alzan. Alzan pun membuka matanya.

"Eungh" Alzan memegang kepalanya yang terasa berdenyut.

"Alzan, kamu ingin sesuatu?" Tanya Arthur memegang tangan Alzan.

"A-air." Jawab Alzan dan di turuti oleh Arthur. Ia mengambil botol air yang ada di nakas berserta sedotan nya.

Setelah minum Alzan memejamkan matanya merasakan pusing itu tidak hilang.

Arthur mengerti dan menekan tombol yang ada di samping bangsal itu.

"Sayang, pusing banget yaa?" Tanya Arthur pelan.

Alzan membuka matanya dan menatap Arthur tajam.

"Yang gak ngerasain diem deh! Jangan banyak tanya!" Sentak Alzan pelan. Kepalanya sangat pening membuat Alzan ingin menangis.

Tak berapa lama, dokter datang bersama seorang perawat. Dokter pun memeriksa keadaan Alzan dan sesekali bertanya.

"Tuan Alzan tidak apa apa. Untuk pusing mungkin karena kepala tuan Alzan terbentur pelan namun sering. Apa tuan Alzan ingat sesuatu?" Tanya dokter.

"Ahh mungkin karena aku di ikat di tiang dan saat dipukul aku akan terhentak ke belakang membuat kepala ku terbentur." Jawab Alzan

"Mungkin saja. Tenang saja ini tidak bahaya. Dan diberi obat pereda sakit kepala sakitnya akan memudar. Tapi karena tuan Alzan sedang mengandung saya akan memberikan anda dengan dosis rendah." Ujar dokter dan dijawab anggukan oleh Alzan dan Arthur.

"Baiklah, obatnya akan datang bersama sarapan anda nanti. Saya permisi." Dokter itu pun pergi.

Setelah itu Alzan menatap tajam Arthur." Dari mana aja kamu?!" Tanya Alzan.

"Sayang, aku pergi ke China untuk menggantikan Opa karena beliau sakit. Dan saat aku pulang aku malah mendapat kejutan dari kamu. Kenapa juga kamu berkendara sendiri malam hari." Jawab Arthur mengusap lembut kepala Alzan.

"Jadi kamu nyalahin aku?" Tanya Alzan menunjuk dirinya sendiri.

Melihat itu Arthur menjadi gemas sendiri. " Enggak, aku nyalahin aku sendiri karena gak bisa nge jagain kamu." Jawab Arthur.

Alzan memalingkan wajahnya. "Cih, bulshit." Decak Alzan.

Arthur hanya menghela napas pasrah. Sudah pasti akan seperti ini. 

"Lebih baik kamu berbaring agar kepala nya tidak sakit. Nanti kalau makanan nya sudah datang kamu makan dan minum obat, setelah itu kamu bisa istirahat." Jelas Arthur.

Alzan hanya mendelik namun tak urung menurut. Alzan berbaring dan setelah itu Arthur dengan inisiatif memijat pelan pelipis Alzan.

Sekarang Alzan berpikir, bagaimana agar dendamnya kepada Arthur bisa terlaksana dan membuat puas.

Dipukuli hingga masuk rumah sakit?

Tidak tidak! Nanti ia yang repot harus merawat suaminya.

Cuekin dan jangan diajak bicara?

MARRIED WITH CEO {BxB}Where stories live. Discover now