<29> Penjelasan

7.4K 435 43
                                    

Happy Reading 📖🌈

Beberapa hari setelah di rumah sakit. Alzan diperbolehkan untuk pulang.

Alzan pulang ke apartemen baru yang dibeli oleh Arthur. Karena Alzan bilang dia tidak ingin tinggal di rumah yang memiliki kenangan yang lumayan buruk. Dan itu juga disetujui oleh Arthur.

"Arthur! Tolongggg!" Teriakan itu membuat Arthur yang sedang membawa koper ke ruang tamu langsung berlari menuju kamar tempat mereka. Dan saat pintu di buka, terlihat Alzan yang sedang berdiri dengan wajah tersenyum manis.

"Ada apa?" Tanya Arthur terengah-engah.

Alzan duduk di kasur, dan merentangkan tangannya. "Bukain sweater aku dong, gerah.." titah Alzan.

Mendengar itu, Arthur hanya tersenyum tipis. Dia sudah terbiasa karena di rumah sakit Alzan lebih parah. Ingin ke kamar mandi di gendong, padahal ke kamar mandi cuma ngaca. Pengen es krim tapi di buat sendiri, dan sebagai bukti harus di video saat ngebuatnya. Itu membuat Arthur gak bisa bohong. Dan saat sudah di bawa ke rumah sakit cuma di makan se sendok doang.

Dan yang lebih parah, Alzan sering nge goda Arthur sampai nge buat horny. Dan itu membuat Arthur harus ke kamar mandi untuk menuntaskan hasrat. Sangat menyiksa.

Arthur berjalan menghampiri Alzan dan melepaskan sweater oversize Alzan dan menyisakan kaos putih tipis yang melekat di tubuh Alzan.

Setelah selesai Alzan langsung membuka celana bahan nya sendiri menyisakan celana pendek sepaha dan langsung menidurkan tubuhnya.

"Puk pukin yaa, aku ngantuk." Ujar Alzan.

"Tapi sayang, ini baru jam 10 pagi. Kamu mau tidur?" Tanya Arthur heran. Ini masih terbilang pagi dan Alzan sudah mengantuk? Yang benar saja.

"Gak peduli! Aku mau di puk puk! Ini juga bayi yang mau!" Sentak Alzan.

Arthur hanya tersenyum pasrah. Ia ikut berbaring dan mem puk puk bokong Alzan. Sedangkan Alzan membenamkan wajahnya di dada Arthur.

Ia sangat rindu bau badan Arthur. Sudah berapa lama hubungan mereka renggang bahkan hampir putus. Arthur sudah membuat banyak kesalahan besar. Namun kenapa Alzan masih memaafkannya. Alzan tidak tahu, karena ini kemauan hatinya. *Bilang aja Lo masih cinta. Pake alesan hati segala*

"Sayang, sepertinya aku harus menemui Aciel." Ujar Arthur.

Alzan yang mendengar itu langsung mendongak menatap Arthur.

"Iyaa, kamu memang harus menemui Aciel. Dan tanya apa alasannya, dia punya dendam ke kamu tapi balesnya ke aku. Males banget." Sinis Alzan.

'SPADAAAAA! '

'INI YANG PUNYA APARTEMEN KEMANA WOY?!'

'WOY ANJIR KELUAR LO PADA!'

Teriakan itu menggelegar ke seluruh ruang apartemen. mereka sudah yakin jika itu adalah Nendra, Astar dan Zidan.

Alzan segera keluar mendengar suara itu tanpa mengganti baju membuat Arthur menghela napas lelah.

Alzan berjalan keluar dan menuruni tangga. Terlihat banyak orang di ruang tamu itu. Orang tua Arthur dan dirinya. Sahabatnya juga dan 1 orang yang terasa Familiar.

"Kalian bawa siapa?" Tanya Alzan kepada sahabatnya.

"Alzan, Arthur nya mana?" Tanya Amira kepada Alzan.

"Ohh, Arthur di kamar. Kalau ada yang mau bunda bicarain ke kamar aja bunda, Alzan disini." Jawab Alzan.

"Bunda sama ayah mau bicara sama Arthur yaa. Bunda ke atas dulu." Ujar Amira dan di jawab anggukan oleh Alzan.

MARRIED WITH CEO {BxB}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang