10 - Sekolah Darurat

3.1K 585 244
                                    

[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA]

Wattpad : moccamatha
Instagram : moccamatha (untuk spoiler, potongan AU, kata-kata, dan postingan menarik lainnya)
Tiktok : moccamatha

Ayok jangan malu atau ragu untuk meninggalkan banyak KOMENTAR di paragraf/dialog yang kalian suka, ya!^^

Happy reading~


Happy reading~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Sekecil apapun uluran tangan untuk sebuah kebaikan akan berbalas besar dari Tuhan. Entah berupa berkah atau senyuman berharga dari seseorang yang menerimanya. Sebab sesuatu yang menurut kita sederhana, terkadang menjadi luar biasa untuk sebagian dari mereka."

- 7 i'tidal : Terpaksa Mengejar Surga -


*****


"Lagi pula siapa sih yang bisa mengendalikan mimpi? Nggak ada, kan?" kata Kenjiro untuk menutup jawaban atas pertanyaan dari Fari.

"Allah," suara lembut dari seseorang menyahut, membuat tujuh pemuda di sana menoleh ke sumber suara.

Ada Asya di sana, berdiri dengan jarak tiga meter dari tikar tempat para laki-laki itu duduk. "Manusia memang tidak bisa mengendalikan mimpi. Jangankan mimpi, perkara hati yang bisa dirasakan dalam posisi seratus persen sadar saja tidak mampu kita kendalikan, bukan? Tapi Allah mampu, sebab semua hal ada pada genggaman-Nya dan bisa ia gerakkan kapan saja," lanjutnya, membuat Kenjiro mengerutkan kening sesaat. Pria berbalut kaus putih itu mengulang kalimat terakhir dari Asya di dalam otaknya.

"MasyaAllah," kata Senan yang tak melepas pandang dari sosok Asya.

Fari yang berada di samping laki-laki berselimut sarung itu meletakkan piring ke tikar. Lantas tangan besarnya mulai bergerak menutup mata sang kakak. "Istighfar, Bang. Fari takut bola mata Bang Senan keluar."

"Cih. Dasar mata buaya," Alfito berdecih melihat sikap sang adik. "Tumben ke sini, Asya. Ada yang bisa Mas Fito bantu?" tanyanya dengan begitu ramah sambil menunjukkan senyum termanisnya yang bahkan sedikitpun tidak Asya lihat.

"Maaf mengganggu waktu makannya, saya cuma disuruh Eyang Suro untuk mengantar ini kepada kalian," ungkap Asya dengan setumpuk pakaian berwarna serba hitam di tangan.

Melihat hal tersebut, Arsa yang berada tepat di depan perempuan berbalut kaus lengan panjang dan rok itu langsung berdiri. Ia mengambil alih baju-baju tersebut meski tidak tahu tujuan sang kakek untuk apa. Tiga detik kemudian enam laki-laki yang lain ikut bangkit, berdiri di samping kanan dan kiri Arsa. Mereka turut menunggu Asya kembali bersuara.

Terpaksa Mengejar Surga || NCT Dream Where stories live. Discover now