17 - Percobaan Pertama

2.3K 465 288
                                    

Ayok ramein kolom komentarnya, biar Mocca semangat buat melanjutkan cerita ini.

Makasih banyak untuk kalian yang udah meninggalkan jejak di chapter sebelumnya💙

Happy reading, semoga suka^^

Tiga pria berperawakan tinggi dengan pakaian serba hitam mempercepat laju gerobak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tiga pria berperawakan tinggi dengan pakaian serba hitam mempercepat laju gerobak. Selain untuk menghindari kebisingan sebab suara yang ditimbulkan dari ban di jalanan yang tak rata, mereka juga khawatir jika dua pemuda dari masjid yang masih terlelap itu membuka mata. Namun, goncangan dari kendaraan tradisional tersebut tak bisa dihindari. Nico yang mulai mendapatkan kesadarannya praktis membelalakkan mata saat merasakan sesuatu yang salah. Terlebih lagi ketika mendapati tangannya terikat dan mulutnya ditutup lakban.

"Apa-apaan, nih? Gue mau di bawa ke mana?" pemuda itu bertanya-tanya dalam hati.

Nico melihat ke arah samping dimana Senan masih tidur pulas, membuat batinnya berdecak kesal. Tanpa berani melihat wajah orang-orang di atasnya, Nico mencubit paha Senan guna membangunkannya. Sang kakak pun langsung tersentak dan menatap Nico tajam. Di saat itu juga Nico segera memberikan kode berupa gerakan dagu yang menjurus ke atas. Senan memahami hal tersebut dan mengalihkan pandangan ke arah dua pria yang mendorong gerobak. Namun, anehnya Senan hanya menghela napas dan mengangguk-angguk tenang, lantas kembali tidur.

Tak lama kemudian gerobak berhenti, membuat jantung Nico semakin berdebar lebih kencang. Setelah mengumpulkan keberanian selama di perjalanan, Nico lantas bangkit dari posisi tidurnya. Dengan gerakan cepat ia menendang seseorang yang bertugas mendorong gerobak hingga terjatuh. Senan yang menyadari adanya keributan tersebut sontak membuka mata.

"Mmmmm!" seru Senan kepada Nico.

Nico menoleh dan mendapati Senan sedang menggelengkan kepala cepat seolah menyuruhnya berhenti menyerang.

PLAK!

Sebuah sabetan sarung mengenai pantat Nico, membuat pemuda berkaca mata hitam tersebut menoleh.

"Bang Fito?" bingung Nico setelah kakak ketiganya membuka lakban dan kaca mata hitam yang sejak tadi menutupi sepasang maniknya.

Nico juga semakin terkejut ketika melihat eksistensi Anan yang sudah terduduk di tanah. Sedangkan Senan hanya memutar bola mata jengah sembari menunggu Fari yang sedang membuka lakban dan tali yang menjerat.

"Baru mau dibangunin juga, main tendang-tenda aja. Tapi ... tendangan lo lumayan, sih. Mantap," ucap Anan yang diakhiri dengan sedikit pujian perihal kemampuan bela diri sang adik yang meningkat.

"Lagian kalian ngapain? Segala dilakban - diikat kayak nyulik orang," gerutu Nico yang sejujurnya cukup takut selama di perjalanan.

Alfito tertawa melihat kekesalan adiknya. "Sengaja, biar cepet. Kata Pak Pur, Mat Juhar lagi otw ke masjid gara-gara ada laporan dari antek-anteknya yang katanya diganggu kuntilanak. Mat Juhar mana percaya sama setan, makanya dia mau ngecek langsung."

Terpaksa Mengejar Surga || NCT Dream Where stories live. Discover now