Hai, Mocca update biar kamu yang belum berkesempatan nonton TDS 3 ada pengalihan galau sebentar.
Chapter ini panjang, nih. VOTE dan KOMENTAR ya biar Mocca makin semangat buat lanjut^^
Happy reading~
Pagi menjelang siang yang menyenangkan bersama anak-anak desa membuat diri menjadi lupa akan rasa dahaga. Semua orang masih antusias untuk terus meningkatkan ibadah pada puasa Ramadan yang sudah sampai di pertengahan bulan. Terlihat dari sibuknya Eyang Suro dan Asya yang menyimak hafalan anak-anak. Bahkan tujuh pemuda yang biasanya berbuat rusuh pun kali ini begitu semangat dalam mencapai target masing-masing.
"Bang, liat deh targetan Fari udah banyak. Tinggal beberapa hafalan surah aja," pamer bocah berpakaian serba hitam sambil menunjukkan kertas berwarna hijau berisi tugas-tugas yang telah dicentang.
Senan tersenyum miring, lantas mengeluarkan kertas serupa berwarna ungu dengan tanda centang yang lebih banyak dari milik adiknya. "Banyakan juga gue. Nih, tinggal hafalan An - Nazi'at doang. Itu surat panjang bener, bikin puyeng."
"Kok hafalan juz 30 Bang Senan udah hampir selesai? Kapan setorannya?" Fari bertanya dengan nada tak terima.
"Kalau udah hafal langsung nyari Pak Pur, lah. Keburu lupa kalau nunggu Eyang Suro buka sesi setoran seminggu sekali," jujur Senan, lalu melipat kertas targetannya lagi.
"Sumpah? Emang boleh, Bang?" Nico yang duduk tak jauh dari mereka langsung menyambar ucapan Senan. Ia turut bergabung dan duduk hingga membentuk pola lantai setengah lingkaran.
"Boleh, lah. Kan semua biji tasbih dipegang sama Pak Pur. Eyang dulu juga bilang sendiri kalau targetan di-handle sama Pak Pur," sela Alfito sambil menunjukkan kertas berwarna biru yang juga sudah hampir selesai dicentang.
Nico dan Fari kompak membuka mulut ketika menyadari bahwa dua kakaknya telah bersaing secara sembunyi-sembunyi (menurut mereka). Dua bungsu tersebut jelas langsung menggerutu, sebab selalu menunggu tiap pekan untuk setoran kepada Eyang Suro yang kadang ada saja kendalanya untuk mempertahankan hafalan tersebut.
"Kalau ngobrol suaranya dikecilin, guys. Kasian adik-adiknya yang lagi fokus hafalan," tegur Arsa yang mulai ikut duduk melingkar.
"Bang Arsa targetannya udah banyak?" tanya Fari sambil mendekat ke arah si sulung.
Arsa tersenyum tipis. "Ya, lumayan. Abang kan nggak secepat itu kalau hafalan surah, jadi centangnya lebih banyak di tugas lain yang berhubungan dengan sosial."
"Gapapa, Bang. Lo udah bagus banget bisa dapat lebih dari setengah juz. Yang tinggal satu atau dua surah juga jangan seneng dulu. Tuh, Anan yang udah tuntas lagi dicek ulang lagi hafalannya secara random sama eyang. Biji tasbihnya sempat diambil tiga, karena beberapa kali salah nyambung ayat. Buruan murajaah lagi," ucap Kenjiro yang baru ikut masuk ke dalam pembicaraan. Laki-laki itu baru saja melihat proses hafalan yang diampu oleh eyang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Mengejar Surga || NCT Dream
Fanfiction⚠️DILARANG PLAGIAT⚠️ "Kami terus menjauh, padahal DIA yang selalu menguatkan saat rapuh. Kami selalu bersembunyi, tapi kami lupa bahwa DIA adalah yang paling pandai dalam melihat dan mengawasi." 7 pemuda slengean yang secara mendadak dikirim oleh o...