Roommate! [BXB!]

Roomate #17

Double up buat kalian!
Btw, makasih buat saran dari kalian yaa..

•••

Happy Reading to you!

•••

Hari ini adalah hari terakhir mereka liburan. Mereka tidak menghabiskan waktu untuk bersantai, mereka memilih untuk mengemasi barang bawaan mereka dan bersiap pergi menuju habitat mereka yang sebenarnya karena besok sudah mulai sekolah lagi.

Disepanjang perjalanan, zidan terus berdiam diri. Zidan duduk di kursi belakang bersama dengan kail sedangkan Galih mengemudi dengan fian disisinya.

"Zidan, lo gapapa?" Tanya kail khawatir.

"Gapapa" jawab zidan.

"Lo sakit?" Tanya kail namun zidan menggelengkan kepala.

Kail menganggukkan kepala walaupun merasa ada yang tidak beres dari zidan, mungkin ini tentang kejadian yang menimpanya.

"Lo sampai asrama disuruh nemuin abang lo" timpal Galih pada fian.

"Hm"

"Jangan bilang abang lo tau kejadian ini?" Tanya kail.

"Engga"

"Kalo tau, mati lu!" Kata kail horor.

•••

Sesampainya di asrama, benar saja fian langsung pergi entah kemana meninggalkan zidan sendiri di asramanya.

Zidan membuang nafas panjang, ia memilih untuk membersihkan diri dan mulai memasak untuk makan siang mereka.

•
•
•

"Kamu kira abang Sebodoh itu?" kesal oyan.

"Maaf" ucap fian.

"Bilang maaf sama zidan jangan sama abang! Lain kali kalo ga bisa jaga anak orang, jangan bawa dia!"

Fian hanya diam tak berniat membalas omelan dari abangnya.

"Terserah kamu lah, kamar 12 kosong anaknya pindah sekolah. Abang bakal pindahin zidan ke kamar itu" ujar oyan yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari adiknya.

"Bang, gue-"

"Atau kamu yang abang pindahin?" Potong oyan cepat.

"Bang, lo boleh hukum gue tapi lo jangan pisahin kamar kita" kata fian.

"Kenapa? Bukannya dari awal kamu ga suka sekamar sama zidan? Ga ada salahnya kan abang pisahin kalian berdua?" Tanya oyan sekali lagi.

"Ga! Kalo abang berani pisahin kamar gue, gue bakal kasih lo perhitungan!" Ancam fian keras.

"Halah brisik, mending nih bawa ponakan kamu. Rawat dia, kita berdua sibuk! Sana hus huss" usir ida pada fian.

Fian diam beralih menatap ida dengan tatapan datarnya, kini di gendongannya terdapat seorang anak lelaki berusia 2 tahun 9 bulan yang sedang mengemut jempolnya.