Roommate #28

15.8K 1.2K 54
                                    

Sore hari berganti malam. Jam kini sudah menunjukkan pukul 19.30 dan kedua remaja itu masih terlelap menjelajahi mimpi.

"Bubu!" seru aga berjalan cepat menghampiri tempat tidur dan mencoba untuk menaikinya.

"Hati hati sayang, papa turun" kata oyan kemudian pergi meninggalkan aga yang masih berusaha menaiki kasur itu.

"Ugh!"

Aga berhasil naik keatas kasur. Aga menghampiri zidan dan fian kemudian menepuk pipi fian dengan keras hingga membuat fian membuka matanya.

"Ngapain hum?" tanya fian mengusap wajahnya saat tau bahwa pelakunya adalah keponakannya sendiri.

"Mamam!" jawab aga.

Zidan yang mulai terusik perlahan membuka matanya. Hal yang pertama ia lihat adalah aga yang sedang menatapnya dengan lucu.

"Bayi nakal!" kata zidan mencubit pipi aga gemas.

Aga yang tak suka langsung memukul wajah zidan menggunakan telapak tangannya.

"Akh!!" pekik zidan kesakitan.

Aga tidak hanya memukul, saat tangannya menempel hidung zidan, aga justru langsung mencengkram hidung zidan dengan kuat.

"Sakit sakit!!!" zidan berusaha melepaskan cengkraman itu.

"Aga stop!" tegur fian menarik tubuh aga menjauh dari zidan.

"Bubu jelek!" kata aga.

Zidan tak menggubris nya. Ia masih merasa kesakitan pada area hidungnya.

"Sakit?" tanya fian diangguki oleh zidan.

"Liat"

Fian mengangkat dagu zidan dan memperhatikan wajah zidan.

"Luka?" tanya zidan saat melihat raut wajah fian yang terlihat sedikit panik.

"Iya tapi ga banyak, bekas cakar aja disini" jawab fian menyentuh goresan luka di hidung zidan.

"Stt... Sakit! Itu aga pernah potong kuku ya? Nakal banget" kesal zidan menatap aga dengan wajah tak bersahabat.

Aga menatap zidan dengan kedua alisnya yang menyatu. Sungguh menggemaskan namun tidak dimata zidan.

"Gue ambil obat merah"

"Ga!"

"Kenapa?"

"Nanti perih"

"Terus gimana? Lukanya mau di biarin gitu aja?"

"Kiss, nanti sembuh" kata zidan berniat untuk menggoda fian.

Hal yang awalnya zidan anggap bercanda justru kini terjadi. Fian mengecup hidung zidan cukup lama yang membuat zidan mematung.

"Cantik" ucap fian sebelum beralih mencium bibir zidan.

Hanya saling menempel tanpa ada niatan untuk melumatnya. Fian tak mau berbuat gegabah yang membuat zidan kembali teringat dengan perbuatannya pada saat itu.

Fian melepaskan ciumannya. Ia tersenyum kecil menatap zidan yang masih mematung menatapnya.

"Maaf" ucap fian mengusap pipi zidan lembut.

"May I kiss you?" tanya zidan hati hati.

Fian tentu saja terkejut. Apa yang zidan tanyakan benar benar diluar ekspetasi nya.

"G-ga boleh ya?" tanya zidan lagi dengan wajah tertunduk.

Fian menarik baju zidan dan detik itu juga bibir mereka saling menempel satu sama lain. Zidan memejamkan matanya senang, perlahan ia mulai melumat bibir fian begitupun dengan fian.

Roommate! [BXB!] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang