[Seventeen]: Vanilla

344 49 11
                                    

Sorry for typo🌷

🧁Happy Reading🧁

"Jadi bagaimana? Istri saya menginginkan kamu menjadi salah satu pegawai di cafe yang ia kelola. nanti posisi nya bisa kami atur sesuai keinginan mu. Lalu cafe ini juga akan memiliki keuntungan, saya akan memberikan sepetak tanah untuk Anda, Seok Matthew, agar anda bisa membuka cabang baru, dan saya akan mendanai pembangunan cabang kedua bisnis anda," jelas Jiwoong.

Tawaran itu lantas membuat mata Matthew berbinar, hei! Kesempatan ini bukankah kesempatan yang sayang jika di tolak?!

Namun binaran mata itu hanya bertahan beberapa detik karena setelah nya pemuda pemilik senyum manis itu menoleh kepada Gyuvin yang terlihat diam saja sedari tadi.

"Vin? Gimana menurut Lo?" Tanya Matthew dengan suara yang tidak terlalu keras.

"Ah?" Gyuvin mengusap tengkuk nya. ia tengah merasa tidak nyaman karena Wanita bernama Yerim itu terus memandangnya dengan senyuman yang tak pernah luntur.

"Tentang gaji, tenang saja. Saya yakin itu cukup untuk besar pekerjaan yang kamu lakukan," timpal Yerim setelah sekian lama ia diam karena sedari tadi ia membiarkan sang suami yang menjelaskan nya.

"Saya akan menerima tawaran kalian kalau saya boleh membawa teman saya," jawab Gyuvin mempertimbangkan beberapa hal.

Yerim nampak membulatkan matanya yang di hiasi softlens, kemudian wanita itu mengangguk antusias.

"Nggak papa banget, kebetulan saya memang ingin membawa setidak nya tiga orang. Kamu boleh membawa dua teman kamu atau siapapun itu kok," jawab Yerim dengan senyuman manis nya.

Gyuvin mengangguk.

"Oke, saya mau."

•••

"Sayang,  bukan nya Kita cuman butuh satu pegawai kan?" Jiwoong bertanya sambil mengikuti langkah Yerim yang tengah menaiki tangga.

Yerim menghentikan langkahnya hingga membuat langkah Jiwoong juga terhenti, kemudian wanita cantik itu berbalik.

Bibir merah mengkilap nya terangkat membentuk senyuman, lalu jari lentik dengan kuku yang di hiasi kutek merah itu bergerak mengelus dada bidang milik lelaki tampan di depan nya.

Setelahnya Yerim mendekatkan wajahnya pada telinga Jiwoong.

"Kakak mau aku yang seperti ini kan?" Bisiknya pelan di akhiri dengan tiupan pada telinga Jiwoong.

Kemudian Yerim tertawa kecil dan berbalik melanjutkan langkah nya menaiki tangga.

Sedangkan dari tempatnya berdiri, Jiwoong hanya memperhatikan perempuan itu yang sudah hilang dari pandangan nya.

"Iya, Yerim yang seperti ini lebih baik dari pada Yerim yang selalu berdiam diri di kamar dengan makeup dan komputer nya." Jiwoong tersenyum kemudian lelaki itu melangkah untuk menyusul Yerim.

Jiwoong bersumpah, akan menuruti apapun kemauan Yerim sekalipun harus mengeluarkan miliaran uang nya.

Karena Yerim adalah penyelamatnya, Yerim adalah secercah cahaya untuk dunia nya yang segelap malam tanpa bintang dan bulan.

Dan Jiwoong berusaha agar bisa menjadi secercah cahaya juga untuk Yerim.

•••

Setelah urusan tentang kepindahan pekerjaan nya selesai dan Gyuvin sudah mengobrol serta rundingan dengan Matthew, setelahnya Gyuvin segera pulang ke apartemen.

TSUNDERE•||• GYUJIN (On Going)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें