08. Unfair

424 75 9
                                    

Usai selesai menonton film animasi karya Mahasiswa Kampus Seni selama satu setengah jam, Janu mengajak Sagara untuk berkeliling menikmati hasil karya lain yang dipamerkan. Dari karya dua dimensi hingga tiga dimensi. Dekorasi yang digunakan untuk pameran itu hanyalah dekorasi sederhana. Membuat orang-orang yang hadir pun jadi lebih memfokuskan diri pada hasil karya yang kini tengah dipamerkan. Decakan kagum tiada hentinya keluar dari mulut Janu setiap kali mereka berpindah posisi dari satu tempat ke tempat yang lain. 

Kini ia terdiam dengan sepasang mata berkilau menatap sebuah karya ilustrasi yang berupa karya buatan penggemar di depannya. Pekikan nyaris keluar dari mulutnya jika saja dia tidak tersadar di mana dirinya berada sekarang. Mungkin, jika itu karya buatan penggemar seperti pada umumnya, Janu tidak akan merasa terlalu senang hingga ingin berteriak riang. Masalahnya, selain karya buatan penggemar dari animasi olahraga yang disukainya, ilustrasi itu memuat 'kapal getek' kesayangannya yang hanya muncul di season pertama. Dan sekarang, tanpa sadar, Janu menahan gemas dengan meremas tangan Sagara yang sedari tadi digenggamnya dengan erat. 

Menyadari ringisan dari laki-laki di sebelahnya, Janu secara refleks melepaskan genggamannya dari tangan Sagara dan secara terburu-buru menoleh. Ekspresi khawatir terukir jelas di wajahnya. "Astaga, Ga, maaf!" serunya dengan panik, "Sakit banget?"

"Kecil-kecil tenaga lo gede banget, ya?" Alih-alih terlihat sebal, Sagara justru mendengus menahan tawa. Laki-laki tinggi itu kini meraih tangan Janu dan kembali menggenggamnya, membuat Janu menatap tangan mereka, lalu membiarkannya tanpa berkomentar apa pun kendati jantungnya sedikit berdebar tidak keruan dibuatnya. Sementara sepasang mata Sagara kini sudah menatap karya ilustrasi yang ada di depan mereka. Sebelah alisnya terangkat, "Lo sesuka itu sama gambar ini?"

Suka banget! Meski ini cuma gambar mereka lagi main kembang api di pinggir pantai sekalipun, tapi lo harus liat, si Tetsu natap Jun itu dalem banget di sini! Belom lagi, Jun juga senyumnya lebar banget. Emang bener, deh, anak anjing satu ini lucu banget. Ilustratornya juga ngerti banget, sih, bikin Jun oblivious, sedangkan Tetsu tipikal yang cuma diem-diem tapi bau bucin nya mengudara banget. Gemes. Tapi meski gitu, di headcanon gue nih, Ga, Jun itu falling first but Tetsu falling harder.  

"Iya, suka, soalnya ini dari salah satu anime kesukaan gue." Dari semua untaian kalimat yang sempat berputar di kepalanya, hanya kalimat itu yang pada akhirnya keluar dari bibir Janu, meski dirinya sama sekali tidak bisa menyembunyikan senyum lebar di wajahnya. Sudut bibirnya terangkat hingga matanya membentuk sabit yang begitu menawan. Ia menjilat bibirnya yang terasa kering sebelum kembali menoleh ke arah Sagara dan tangannya menunjuk pada karya ilustrasi berukuran A3 yang terpajang di hadapan mereka. "Lo tau anime nya nggak? Mereka berdua, tuh, lumayan jarang ada fanartnya yang lagi berdua. Padahal, di anime nya meski karakter yang ini," Janu menunjuk pada karakter bersurai coklat cerah dengan tangannya yang bebas, "Suka dongkol sama yang satunya tapi mereka deket. He respect him a lot as a Captain and a cleanup hitter. Tapi jarang banget yang ngebahas persahabatan mereka. Sayang banget! Wajar, sih, soalnya mereka emang cuma karakter sampingan apalagi cuma muncul di season pertama aja. Susah banget kalo suka anime tapi sukanya sama karakter sampingan kaya gini. Bahkan dulu demi dapetin ilustrasi mereka cuma buat wallpaper hape aja, gue sampe rela ngekomis―AH! Maaf, maaf, gue kebanyakkan ngomong, ya? Suka kelepasan kalo udah ngebahas anime kaya gini!" 

"Nggak apa-apa, kok, gue suka dengerinnya." Sagara tertawa renyah. "Jarang-jarang gue ngeliat lo antusias kaya gini soalnya. Gemes." 

Tawa Sagara yang lembut menyelimuti Janu, membuatnya lantas membuang muka ke arah lain dengan pipi yang merona menahan malu. Ia mengusap lehernya dengan salah tingkah, sementara sepasang matanya kini mencoba kembali fokus menatap ilustrasi di hadapan mereka. 

Fudanshit [SungJake]Where stories live. Discover now