BAB 4 : LOST MEMORY

253 18 4
                                    

   Mikey dan petinggi bonten lainnya terdiam di sana mendengar penjelasan dokter di sana.

"Amnesia ? " Ucapnya.

"Sepertinya beberapa hasil pemeriksaan kami sebelumnya dan juga ciri-ciri yang di alaminya sekarang, tuan takemichi sepertinya mengalami amnesia parah. Beliau sering mengeluh nyeri hebat di saat ia mengingat sesuatu, jadi saya sarankan demi kesehatan dan keselamatan beliau. Saya sarankan untuk memaksa mengingat apapun dulu.." dokter.

"Jadi...jika di paksakan apa yang terjadi dokter.." rindou.

Dokter menatap tajam.

"Kemungkinan ia akan mati secepatnya .." dokter dengan wajah serius.

Bagai di hantam petir, bonten dan mikey di sana terkejut mendapati pernyataan dokter di sana.

"Mati ? JANGAN BERCANDA KAU.." sanzu tak senang.

"Meski anda berkata begitu tuan sanzu.. anda tidak bisa berbuat banyak, sesuai saran kami ini demi kebaikan tuan takemichi.. anda semua mesti berhati- hati di sini.. saya permisi.." dokter tersebut berjalan pergi.

Mikey tentu saja syok mendengarnya, ia terduduk lemas mendapati kabar buruk tersebut.

"A...apa yang sebenarnya terjadi.." ucapnya sembari bergetar.

"Mikey tenanglah dulu.." Mochi berusaha menguatkan.

"Ini pasti ada kaitannya dengan kejadian takemichi menghilang... sementara ini lebih baik ikuti saran dokter saja.." kakucho hitto, salah satu petinggi bonten juga mencoba menenangkan mikey.

Mikey tentunya menatapi takemichi di sana.

"Maaf takemichi, maafkan aku..." gumamnya.

    "Hei...siapa namamu ?" Ucap bocah asing yang ada di dalam alam sadar takemichi.

"Aku..takemichi.." ucap bocah kecil itu.
.
"Takemichi ya..ayo berteman denganku.." ucapnya.

"Huh.." takemichi terkejut.

"Bukan jadi teman main..mau kan kau jadi teman hidupku..semisalnya dewasa nanti jadilah milikku.." sosok bocah kecil itu memberikan kelingkingnya.

Bukannya mendapati jawaban, bocah berambut hitam itu malah berkaca-kaca dan menangis kencang, hal itu jelas saja membuat mikey terkejut.

"Hei..hei kau kenapa ?" Ia panik melihat takemichi menangis.

"HUWAAA...IBU...HUWAAA..." takemichi menangis kencang.

"Hei jangan menangis.. aku serius..." bocah itu berusaha menenangkan takemichi.

"Hiks kau..becanda kan.." takemichi.

Bocah itu kini menggembungkan pipi kecilnya, sembari menatap takemichi ia memegang pipi mungilnya, namun tanpa di duga ia mengecup kening takemichi di sana.

"Janji... aku akan selalu melindungimu.. bersamalah denganku seumur hidupku.." ia mengulurkan tangannya kecilnya.

Takemichi mengangguk kecil, ia membalas jabatan tangan sosok bocah mungil rambut pirang itu.

"Jangan pernah lupakan aku.." ucapnya sembari tersenyum.

Perlahan kelopak matanya kini telah terbuka, ia tampak meringis menahan rasa sakit kepala yang telah menyerangnya.

"Di mana aku.." ucapnya heran melihat ruangan putih, di tambah lagi tangannya yang sudah terpasang infus.

"Bukannya aku tadi kerja ya.." gumamnya.

Di saat takemichi tengah mencerna kejadian sebelumnya, nampak pintu ruangan itu terbuka dan menampakkan sosok pria berambut putih.

DANGEROUS LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang