86. Overthingking Pada Elang

3.1K 492 31
                                    

Group Lapak Dosa

Gavriel : Oleh-oleh buat lo bertiga sudah bisa diambil di rumah gue.

Wilson : Tolong punya gue ambilin ya, Lang? sekalian lo jemput Lean di rumah Gavriel.

Aditya : punya gue juga.

Elang : Lo pada mau kasih gue duit ongkir berapa sih? Tenaga gue kagak ada yang gratisan.

Wilson : Nanti lo bisa ketemu mbak Janis di sana. Lo doang yang belum pernah ketemu dia secara langsung.

Gavriel yang membaca balasan pesan dari Wilson ini justru mulai merasa was-was. Bagaimanapun juga Elang adalah salah satu tipe laki-laki yang bisa membuat para wanita menoleh ke arahnya karena tampang dan penampilannya. Jika boleh jujur, Elang termasuk salah satu calon saingan paling potensial baginya meskipun Elang mungkin tidak berpikir untuk mendekati Gadis untuk dijadikan pacar, tapi Gadis sangat menyayangi Leander seperti anaknya sendiri dan Elang adalah wali sah Leander di hadapan hukum. Dengan menggunakan Lean saja sebagai senjata, Elang pasti akan mendapatkan perhatian Gadis dengan mudah terlebih restu dari kedua orangtua Gadis. Di lain sisi dari bibit, bebet dan bobot Elang Mahaputra Adikara tak perlu dipertanyakan lagi. Keluarganya baik dari pihak Ibu maupun Ayah memiliki pengaruh besar di sektor bisnis. Mereka memiliki beberapa pabrik di China, Vietnam dan peternakan di New Zeland. 

Pikiran-pikiran gila itu mulai muncul di dalam diri Gavriel. Cepat-cepat ia menggelengkan kepalanya. Tidak, tidak... ia yakin Elang sudah tahu aturan tidak tertulis di dalam circle pertemanan mereka sejak awal. Bahwa mereka tidak boleh saling tikung menikung dalam urusan percintaan dan pasangan.

Elang : Boleh juga. Kira-kira gue perlu bawa tentengan enggak ini sebagai wujud rasa terimakasih gue karena Gadis sudah bantu jagain Lean selama beberapa hari ini?

Wilson : Bawain beras, gula sama teh sekardus. Siapa tahu Gavriel belum sempat belanja bulanan.

Gavriel : Lean gue antar pulang aja entar malam sekalian gue bawain oleh-olehnya. Lo enggak usah ke rumah gue sekarang.

Aditya : Ada yang ketakutan tapi bukan sama hantu.

Wilson : Yang ini lebih nakutin. Soalnya mantan pacarnya sekelas model papan atas sampai pemain sinetron juga ada.

Aditya : Jangan lupa diabsen juga nama anak konglomeret yang cantik itu. Mantan pacar pertama dan paling lama itu.

Wilson : Oh, Iya... Pacarannya cuma dua tahun tapi waktu ulang tahun dapat kado Porsche. Gue maulah jadi Elang kalo begini ceritanya. 

Gavriel : Lang, Lo enggak usah ke rumah gue. Nanti gue yang antar Lean sampai rumah. Lo mending tidur aja di rumah. Biar Lean sama Gadis dulu.

Elang : *sending picture*

Elang : Gue sudah di depan rumah lo. Bentar, gue dandan yang cakep dulu. Siapa tahu Gadis lihat gue langsung klepek-klepek.

Wilson : Siap-siap ada yang tantrum di kantor siang ini.

Gavriel mencoba menelepon Elang namun yang ada Elang mengabaikan panggilannya. Kini yang Gavriel bisa lakukan hanyalah berdoa dan berharap Elang tidak serius dengan balasan chat-nya kali ini. Jika salah satu dari ketiga temannya sudah turun gunung untuk bersaing dengannya, bisa Gavriel pastikan ia akan kalah telak. Karena dia adalah laki-laki yang paling biasa dan tidak memiliki kelebihan seperti teman-temannya yang lain. 

***

Selesai memandikan dan menyuapi Lean, Gadis baru bisa menikmati sarapan yang dirapel dengan makan siang. Ternyata menjadi ibu rumah tangga itu cukup melelahkan. Apalagi bersamaan dengan acara makannya ini, ia juga harus mencuci baju kotor Leander lalu menjemurnya. Saat membersihkan tas milik Lean, Gadis melihat ada dus oleh-oleh yang Gavriel beli kemarin di toko oleh-oleh namun tidak ia bongkar di sudut ruangan. Gadis tidak tahu apa yang Gavriel beli kali ini. Namun semoga saja itu makanan kering yang bisa bertahan lebih dari tiga hari karena ia tidak mau membongkar sesuatu yang bukan miliknya. 

From Bully to Love MeWhere stories live. Discover now