93. Pillow Talk

3.4K 496 21
                                    

"Minggir, Lang... minggir," kata Gavriel sambil mendorong-dorong tubuh Elang untuk mengambil bantal kesayangannya yang sudah ada sejak ia masih balita. Tidak peduli usia Gavriel sudah kepala tiga namun bantal ini tidak pernah jauh dari dirinya. Rasanya pergi tanpa bantal ini kala menemani Gadis ke Lembang benar-benar menyiksa Gavriel. Karena tidurnya tidak pernah merasa nyenyak.

Setelah berhasil mengambil bantal ini, Gavriel segera membawanya turun bersama bantal yang ia ambil untuk Gadis. Saat Gavriel sampai di ruang keluarga, tempat di mana karpet yang akan digunakan Gadis untuk tidur, perempuan itu sudah merebahkan dirinya di sana sambil bermain handphone.

"Dis, ini bantal kamu," kata Gavriel sambil mengulurkan sebuah bantal untuk Gadis.

"Thanks, Gav..."

Gavriel anggukan kepalanya dan ia mencoba untuk duduk di samping Gadis dan pelan-pelan ia merebahkan dirinya di sana. Andai saja Gadis protes dengan perilakunya ini,  Gvariel pastikan jika ia akan langsung menyingkir dari karpet ini untuk tidur di sofa. Tapi kali ini Gadis terlihat biasa saja bahkan tidak mengatakan apa-apa.

"Dis, apa enggak pa-pa kalo aku tidur di sini?"

"Enggak pa-pa tidur aja di situ."

"Kamu enggak takut aku melakukan hal-hal yang melewati batas ke kamu?"

Gadis menoleh ke arah samping kanannya dan ia bisa melihat Gavriel yang sudah menatapnya lebih dulu dengan tatapan teduhnya.

"Kalo kamu memang berniat melakukan itu, aku rasa sudah dari kemarin-kemarin kamu melakukannya."

Gavriel menghela napas panjang. Kini rasa kantuk yang seharusnya ia rasakan justru hilang dari dalam dirinya. Ia kembali mencari posisi yang nayaman hingga akhirnya matanya justru menatap langit-langit ruang keluarga di rumahnya ini.

"Dis, boleh enggak aku minta sesuatu dari kamu?"

Deg'

Jantung Gadis seakan barhenti berdetak kala mendengar perkataan Gavriel ini. Entah kenapa ia menjadi was-was dan alarm peringatan bahaya di dalam dirinya telah menyala. Jika Gavriel berani meminta hal yang aneh-aneh, Gadis pastikan akan mengetok kepala pria itu dengan vas bunga yang ada di dekatnya. Bagaimanapun juga ia harus melindungi dirinya sendiri malam ini. Apalagi Gadis sadar jika dirinya ada di dalam sarang Gavriel.

"Min... minta apa?"

Gavriel yang mendengar suara ragu-ragu dalam jawaban Gadis justru tertawa. Padahal baru saja Gadis berkata seakan-akan dirinya tidak takut, tapi kini apa yanng terjadi? yang terjadi justru sebaliknya karena Gavriel yakin jika Gadis pasti sudah berpikir aneh-aneh tentang dirinya. Gadis yang tahu jika Gavriel sedang menertawai dirinya secara reflek langsung memukulkan bantal sofa yang tadi sempat ia pakai sebelum Gavriel memberikannya bantal.

Bugg....

"Gav... kamu ini mau minta apaan sih?"

Bug...

Bug...

Bug...

Gavriel berusaha melindungi dirinya dengan menaruh kedua tangannya di depan wajahnya.

"Ya jangan kaya gini, Dis. Gimana mau ngomong."

"Awas kamu kalo minta aneh-aneh!" ucap Gadis yang masih tidak bisa menghentikan aksinya memukuli Gavriel dengan bantal.

"Enggak-enggak, berhenti dulu mukulnya."

Akhirnya Gadis menghentikan aksinya memukuli Gavriel dengan bantal sofa. Kini ia tatap wajah Gavriel dengan penuh kewaspadaan. Gavriel yang melihat wajah Gadis sudah tegang seperti ini, hanya bisa tersenyum dan kini ia mencari posisi nyaman untuk menghadap ke arah Gadis yang sudah memiringkan tubuhnya untuk menghadapnya. Saat mereka sudah tidur dalam posisi saling berhadapan dan jarak kurang dari 30 centimeter, Gavriel angkat tangannya untuk ia taruh di pipi Gadis.

From Bully to Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang