Bab 36 Starry Night

1.1K 138 34
                                    

Finally, last chapter. Terima kasih telah membersamai mereka selama beberapa bulan ini. Maaf jika ada sesuatu yang kurang berkenan. Maaf jika cerita ini tidak menarik dan membosankan 🙏
200524
###

"Berkencan di bawah bintang adalah kegiatan yang kusukai setelah latihan nembak, bela diri militer, keluar masuk hutan, dan lari halang rintang - sebab bersamamu Bintang yang Indah".


###



Arabella POV



"Coba arahkan teropong ke arah selatan, Canopus ada di belahan bumi bagian selatan kata Google." Mas Rim mengarahkan tanganku untuk memutar teropong ke arah selatan bumi. Memfokuskan pada langit bersih remang-remang di atas sana tempat para bintang sedang menari.



Mungkin kami pantas dinobatkan sebagai pasangan suami-istri tergabut di tahun ini. Bukannya istirahat di sisa malam dari kelelahan maksimal sepanjang hari, kami malah kabur ke Penanjakan. Kupakai tenaga Mas Rim untuk menenteng-nenteng benda berat dengan tripod itu. Apalagi kalau bukan teropong bintang yang pernah dijadikan mas kawin pernikahan kami. Katanya, mas kawin akan membawa berkah bila digunakan terus dan karena itulah kami memakainya malam ini untuk menemukan Canopus dan mungkin bintang lain.



Namun, haruskah malam ini Bella?



Iya, sebab esok pagi rencananya kami akan kembali ke Malang karena masih banyak urusan di sana. Salah satu di antaranya adalah memenuhi rumah dinas Mas Rim agar layak disebut rumah bukan kandang kucing. Belanja banyak kebutuhan itu menyita banyak waktu dan sisa cutinya kalau nggak salah cuma 2 hari. Huft, pernikahan Kak Aera selesai ganti kesibukan yang lain.



Well, sesibuknya kami masih ada sisa kegabutan nggak jelas yaitu mencari bintang yang sudah lama kuincar dan mungkin satu bintang untuk kami jadikan bintang bersama. Masih ingat ikrarku di tempat indah ini bukan? Ya, mencari satu bintang untuk dijadikan bintang bersama, untuk hadiah anak kami kelak. Ya itulah, momen yang amat manis meski berdarah-darah.



Canopus ada di deklinasi -52 derajat 41 menit 45 detik. Bintang ini tak pernah terbenam bagi pengamat di lintang 37 derajat LS atau Lintang Selatan. Jarak Canopus dari bumi adalah 310 tahun cahaya dengan ukuran 71 kali matahari. Bintang besar yang terang, bukan? Meski dia tak seterang Sirius, tapi Canopus adalah incaranku semenjak lama. Sedianya ingin kuberi fotonya pada kakak, tapi aku terlalu sibuk meratapi nasibku kemarin.



Semoga kali ini tertangkap dan bisa membuatnya bahagia.



Meskipun bintang ini jenis yang cukup lama, tapi Canopus adalah bintang terang yang mudah terlihat di belahan bumi selatan. Untuk itulah suami tersayang yang sedang memakai kupluk hitam ini mengarahkan teropong ke arah selatan. Karena mataku mulai lelah membidik dan tak kunjung terlihat, teropong pun berpindah pada Mas Rim.



Jujur, aku tak fokus pada langit indah tempat Milky Way itu menari riang. Aku malah fokus pada wajah seriusnya itu. Lihatlah, bibir kesukaanku sampai sengowoh itu saking konsentrasinya. Kadang dia terlihat amat bodoh dan polos, tapi kadang dia amat menyebalkan dengan mulutnya itu. Mas Rim 10 deh kalau nggak ngomong.



Tiba-tiba Mas Rim merusak lamunanku dengan lambaian antusias, serius deh orang ini tuh baterainya unlimited saat aku saja mulai redup ngantuk. Rupanya Mas Rim antusias menunjukkan temuannya. Kurasa dia berhasil menemukan apa yang kami cari dari tadi. Semudah itu, ya? Baru juga megang teropong lima menitan. Apa kabar aku yang nyari hampir setengah jam? Well, di atas Bella si Pintar, masih ada si Jenius Rimba.



"Did you see that, Bella?" bisiknya antusias sembari membimbingku mengintip benda ini. Aku malah fokus pada hawa hangat di sekitar pipiku yang berasal dari mulutnya.

Konstelasi Cinta // END(Rewrite Suddenly in Love)Where stories live. Discover now