21 • Takdir Aneh

3K 519 284
                                    

Dilarang keras untuk melakukan plagiasi pada cerita ini. ⚠️

> OED <
> 21 — Takdir Aneh<

Hampir seharian penuh Kara terus berkutat pada bagian tubuhnya yang baru, yaitu ekor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hampir seharian penuh Kara terus berkutat pada bagian tubuhnya yang baru, yaitu ekor. Kumpulan bulu halus berwarnakan putih bersih itu juga terus mengibas tiada henti sambil empunya perhatikan kumpulan bulu jenjang miliknya itu.

"Berhenti mengibas ekormu." Decak Daimon tak jauh dari sana, sengaja ia ambil jarak secukupnya demi tak rasakan risih dari tabiat Kara yang penasaran sama ekornya sendiri.

"Aku berekor," sahut Kara justru tak idahkan titahan iblis itu.

Atas penjelasan Riebel yang tak lama tadi, pakar werewolf itu jelaskan bahwa teekadang ada werewolf yang bisa tukar wujud dalam keadaan setengah begitu. Sebutannya, Beast. Sebagian Alpha bisa melakukannya saat akan bertarung. Namun untuk masalah Kara, hal ini jarang terjadi, terlebih ia seorang Omega.

Daimon sampai pada titik jengahnya pada pria kecil yang tiada hentinya memebelakanginya dengan terus pamerkan buntutnya yang berbulu itu. Langkah lebarnya pun menapak mendekat seraya tangannya hendak gapai ekor yang terus melambai membuatnya geram, namun radar Kara memberikan sinyal dengan akurat. Tepat sebelum Daimon raih ekor lembutnya, lebih dulu ia sembunyikan dengan ia liukan melingkar ketubuh depannya.

"Jangan sentuh ekorku!" Sinisnya sambil pasang raut serupa.

Daimon pun tarik lengannya kembali simpan tangannya pada celana. "Kenapa aku tak boleh menyentuhnya? Sedangkan selain itu sudah pernah kujamah."

Berdecak pun Kara lakukan, ia abaikan pertanyaan serta pernyataan yang keluar dari ranum iblis itu. Ia rebahkan dirinya pada empuknya ranjang, memandang langit-langit atap tinggi dengan interior yang tak dibiarkan polos dengan polesan emas.

"Rasanya aku mau makan buah." Celetuknya yang membuat Daimon kembali fokus padanya.

"Di Aracia dulu banyak sekali buah jika sudah tiba musimnya, walaupun sebagian besar hasil panennya diberikan pada ibu kota sih."

Hanya bergumam Iblis itu lakukan untuk menanggapi cerita Kara.

"Aku mau buah~" Pintaannya dengan nada manja itu mampu membuat Daimon menoleh sepenuhnya pada Omega kecil itu.

"Apa?"

"Mau~ Buahh~"

"Apa-apaan si ekor salju ini." Benak Daimon yang merasa aneh dengarkan rengekkan dayu dari ranum kecil itu.

Odd El DestíTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang