Happy weekend, All
Yang belum bisa masuk kondangannya mas Bupati, bisa hadir ke pesta rakyat aja yaa, haha
Happy reading
_______
“SAHH!!!”
Aku membuka mata lega begitu mendengar verifikasi saksi atas akad yang diucapkan Mas Satya kepada Papaku. Untuk upacara sakral pernikahanku ini, kami mendapat kehormatan dari 2 orang penting negeri ini yang bersedia menjadi saksi pernikahan kami. Adalah Pakde Jatmika, Presiden Indonesia saat ini yang menjadi saksi untuk mempelai wanita dan Ayah Ravenno yang menjadi saksi untuk mempelai pria.
Penghulu mengarahkanku untuk mencium tangan Mas Satya sebagai wujud simbolis kerelaanku untuk patuh dan menghormati Mas Satya sebagai suamiku.
Mas Satya lantas merangkum wajahku dengan kedua telapak tangannya yang terasa dingin. Ditariknya kepalaku mendekat kearahnya, dan bibirnya pun berlabuh di keningku cukup lama. Sempat kudengar gumamannya yang seperti bacaan doa sebelum ia mengecup ubun-ubun kepalaku cepat.
Dan resmi sudah ikatan pernikahan kami ini di depan agama dan negara setelah kami menandatangani buku kecil berwarna hijau dan cokelat yang legendaris itu.
“Kok bisa kepikiran nambahin maharnya guqin, Mas?” tanyaku di sela sesi ramah tamah.
Sesuai rencana awal, untuk akad nikah kami memilih konsep private intimacy wedding. Dimana hanya keluarga besar kami yang bisa masuk ke venue acara yang berada di taman kediaman Adipramana. Bahkan hanya dari keluarga besar terdekat saja sudah berjumlah ratusan. Dan tentunya dengan latar belakang yang tidak biasa.
Teman-teman jurnalis juga tidak kami ijinkan untuk meliput masuk ke dalam. Demi menjaga keintiman dan kesakralan upacara pernikahan kami. Juga kenyamanan tamu-tamu kami dari sorotan kamera yang terlalu banyak. Karena kami ingin acara pernikahan ini juga menjadi ajang pertemuan keluarga besar yang hangat.
Untuk publikasi sendiri, tim Mas Satya sudah menyiapkan materi berupa foto dan video rilis yang nantinya akan diunggah ke laman sosial media sehingga bisa digunakan para jurnalis membuat artikel berita. Juga akan ada sesi konferensi yang akan diadakan besok malam di kediaman Dierja.
“Alreno yang menyarankan ke Mas seminggu yang lalu, Yang. How? Do you like it?”
Aku mengangguk kencang. “I didn’t expect you’ll give me that. And yes, I really like it.”
Mas Satya tertawa. “I’m glad you like it.”
“Jujur Mas benar-benar bingung karena kamu menyerahkan semua urusan mahar kepada Mas.” keluhnya.
Giliran aku yang tertawa. Memang untuk mahar, aku mengatakan pasrah menerima apapun yang akan Mas Satya beri. Bukan karena aku tidak memiliki keinginan. Tapi aku ingin melihat bagaimana Mas Satya menghargai diriku sebagai gadis yang akan menemaninya di masa depan.
Dan mahar yang diberikan Mas Satya tidak mengecewakanku sama sekali. Kurasa dia sudah begitu mengenal diriku luar dan dalam hingga bisa menangkap keinginanku dengan tepat.
“Thanks for your effort. I really love it.” ujarku memuji pilihan mahar Mas Satya.
Ketika jarum jam menunjukkan pukul 3 sore, kami segera bertolak menuju hotel tempat acara resepsi diadakan. Hotel bintang 5 dengan kapasitas ballroom terbesar di kota solo ini menjadi venue pilihan kami.
Berbeda dengan akad nikah yang bersifat intim, untuk resepsi ini kami mengundang seluruh jajaran menteri serta gubernur dari 40 provinsi yang ada di Indonesia. Juga para pengusaha rekan Adipramana Grup. Karena untuk acara resepsi ini jatuhnya masih acara dari pihak mempelai wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
The World Where You Exist
ChickLitTerus-terusan direcoki Papa agar bergabung mengurus perusahaan membuatku nekat merantau ke kabupaten dengan dalih merintis yayasan sosial yang berfokus pada pengembangan individu menjadi berguna bagi masa depannya. Lelah membujukku yang tidak mau be...