TUS 3

174 10 0
                                    

Cerita di balik kedekatan Kalila dengan keluarga Kusumanegara..

The Untold Story 3: Kalila Kusumanegara

~~~~~

Pagi ini Satya diajak Kalila untuk berkunjung ke Kediaman Kusumanegara. Kebetulan mereka berdua tengah berada di Jakarta untuk menemui orang tua Kalila perihal restu menjalin hubungan yang lebih serius kedepannya. Ia berpikir mungkin kekasihnya itu akan merasa canggung bila bertemu mantan calon mertuanya seorang diri, lantas mengajaknya pergi bersama. Tak disangkanya,  ia akan melihat interaksi menarik antara kekasih dengan Om dan Tantenya.

“Lila khusus datang pagi ini karena mau ngenalin kekasih Lila sama Ayah dan Ibu. Ibu ada di rumah, kan?” suara Kalila mengembalikan fokus Satya kembali.

“Kirana pagi-pagi sekali ke istana tadi. Mendekati peringatan kemerdekaan ini ada banyak hal yang harus diurusnya.” jawaban Ravenno langsung membuat lesu tak bersemangat.

“Kalau Kalila mau menunggu sambil bermain di sini. Nanti Ayah minta agar Kirana pulang lebih awal untuk makan malam bersama.” tawar Ravenno.

Kalila menolehkan kepala menatap Satya penuh permintaan.

“Satya.” sapa Ravenno.

Satya menyalami Omnya dengan sopan. “Kalila terlalu bersinar hingga Satya jadi transparan ya, Om..” ujarnya bercanda.

Ravenno menepuk-nepuk bahu Satya merespon. “Om hanya terlalu rindu dengan putri kesayangan Om yang sudah jarang mampir karena punya kekasih baru itu, Sat.”

“Ayaah..” rajuk Kalila. Ravenno tertawa.

“Kalau Satya ada kesibukan yang lain, tinggalkan saja Kalila di sini. Kebetulan saya sedang memiliki waktu senggang hari ini.”

Meski diucapkan dengan ramah, Satya dapat menangkap peringatan pada tawaran yang disampaikan oleh Ravenno.

“Kebetulan hari ini saya mengambil cuti, Om. Jadi bisa menemani Kalila seharian penuh. Begitu pula di hari-hari yang lain.” ujar Satya defensif.

Ravenno tersenyum. “Saya harap kamu dapat menepatinya.”

Pria berusia lebih dari setengah abad yang masih terlihat menawan itu mengalihkan perhatiannya kembali pada Kalila. 

“Jadi sekarang Kalila mau melakukan apa? Sembari menunggu Kirana pulang.”

“Bagaimana kalau kita mengunjungi Harper saja? Aku sudah lama tidak bertemu dengannya.” usul Kalila yang dengan cepat dikabulkan oleh Ravenno.

Satya mengarahkan range rover hitam milik Ravenno memasuki tol yang mengarah ke luar kota. Tak perlu memiliki telinga yang sensitif untuk mendengar canda gurau yang terjadi di kursi belakang antara kekasih dan omnya tersebut. Sementara ia sendiri fokus menyetir dengan mendengar arahan Garuda, aspri Ravenno yang duduk di kursi depan, tepat di sampingnya.

Satu jam kemudian mereka telah sampai di lapangan berkuda privat yang terletak di lembah pegunungan. Turun dari mobil, Satya mengamati sejenak tempat asing yang baru pertama kali ia datangi ini. Di beberapa sudut bangunan terdapat embos logo ‘KK Private Equestrian Park’ yang tampak mencolok.

“Baima?”

Wajah James tampak sedikit menyesal. “Baima sedang dalam masa perawatan, Nona. Kemarin perutnya sedikit bermasalah.”

Kalila merengut lucu. “Ayah Ravenno tidak mau berkuda kalau bukan dengan Baima.” ujarnya.

Ravenno maju untuk mengelus pundak Kalila sayang. “Tidak apa. Kalila saja yang berkuda dengan Harper. Ayah akan menemani Satya saja melihat Kalila dari sini.”

Kalila mengerjab, lantas melirik Satya yang berdiri di samping Ravenno. Sepertinya ia lupa akan keberadaan kekasihnya itu di tempat ini.

“Mas Satya tidak mau berkuda?” tanya Kalila.

“Mas sudah lama tidak berkuda. Apalagi kuda-kuda di sini tentu belum terbiasa dengan Mas.” tolak Satya.

“Aku juga sudah lama tidak berkuda.” sahut Kalila. “Baiklah. Kalau begitu Mas di sini temani Ayah, ya. Aku menengok Harper dulu.” pamitnya.

Sebenarnya Satya tidak memiliki masalah untuk beradaptasi dengan kuda baru meskipun ia sudah cukup lama tidak melakoni olahraga ini. Akan tetapi ia memiliki agenda lain yang lebih penting untuk dilakukan. Apalagi Ravenno tadi sudah memberinya kode untuk mengobrol berdua saja.

“Ternyata Harper itu nama kuda, ya?” ujar Satya dengan mata yang tak lepas memandang Kalila tampak lincah menunggangi kuda pirang keemasan di lapangan.

Ravenno berdeham. “Nama yang diberikan Kalila pada anak Baima, kuda kesayangan saya.”

“Kalila tampak begitu selaras dengan kudanya.” gumam Satya yang masih menatap kagum kekasihnya.

“Kalila belajar berkuda ya dengan Harper yang saat itu masih bayi. Dan semenjak itu ia selalu menggunakan Harper hingga kuda itu berusia 15 tahun.” jelas Ravenno yang mendengar gumaman keponakannya.

Satya menoleh untuk menatap Ravenno penuh selidik. “Ternyata Kalila begitu dekat dengan keluarga Om sejak kecil, ya?”

Ravenno tersenyum penuh arti.

“Saya tau, sangat sulit untuk menembus keamanan Kusumanegara. Bahkan bisa dikatakan mustahil.”

Satya tertawa meremehkan. “Memang sangat sulit. Tapi tidak mustahil juga.” seloroh Satya merujuk pada keberhasilannya mendapat salinan perjanjian perjodohan Kalila dan Alreno.

Ravenno tertawa pahit. “Saya kecolongan saat itu. Oleh Kirana dan kamu.”

Satya mengerutkan keningnya tak paham.

Ravenno menyandarkan punggungnya. Ia akan bercerita cukup panjang.

“Apa kamu tau siapa pemilik tempat ini?”

Tak perlu berpikir keras untuk Satya menjawab pertanyaan dari sepupu ipar ayahnya itu. “Tentu saja milik Om Ravenno.”

“Bukan.” bantah Ravenno mantap. “Coba kamu lihat nama dan logo tempat ini.”

“KK?”

“Kalila Kusumanegara.”

~~~~~

Full-nya di karya karsa rsoemarno yaaa...

The World Where You ExistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang