BAB 1 - Revisi

155K 4.8K 50
                                    

HAI! Ini di repost lagi ya sebelum diterbitkan, sesuai dengan janji kemarin. Dan, PART 5 ke atas akan di PRIVATE dan hanya bisa dibaca oleh followers saya aja. Yang mau baca, bisa follow saya di heyitsdeff

HATUR NUHUN!

***

BAB SATU


BALLROOM megah sebuah hotel berbintang lima dipenuhi oleh ratusan bunga anggrek nan cantik dengan harum semerbak. Di latar belakang, simfoni musik orkestra mengalun lembut sehingga mendatangkan suasana harmonis. Konsep pernikahan bertemakan warna putih yang melambangkan kesucian dan emas yang berarti kemewahan ini, sukses membuat tiap hadirin berdecak kagum karena perpaduan tema dan seluruh dekorasinya yang tanpa cela.

Di atas panggung, Celine tampak elegan menggunakan gaun putih bermodel ball gown yang dilapisi kain organza bermanik-manik. Berdiri di sampingnya, seorang pria tampan dengan balutan jas hitam yang tak lain adalah Audie, manager sebuah perusahaan perfilman ternama. Mereka tersenyum menyambut para tamu yang mengucapkan selamat. Sesekali pandangan keduanya bertemu dan terpancar binar penuh cinta di sana. Inilah lembaran baru kisah cinta mereka, pernikahan bak negeri dongeng yang selama ini diimpi-impikan.

Seluruh tamu merasa teraliri euforia kebahagiaan yang diluapkan dari mempelai pria dan wanita. Tak terkecuali Ravelino Harris-sahabat Audie sejak menempuh studi di Universitas Queensland, sebuah universitas negeri yang didirikan pada tahun 1909 dan berlokasi di Australia.

Semangat Ravel meletup-letup, hingga rasanya dia ingin meloncat kegirangan di tengah keramaian sambil berteriak sepuasnya. Biarlah dia dikira gila karena kenekatannya, sebab pria yang kelihatan tampan dengan setelan tuksedo hitam itu benar-benar sedang merasa bahagia. The waiting is over. Akhirnya setelah sekian lama mencari dan menanti, dia mulai mendapatkan petunjuk untuk memecahkan kepingan masa lalunya yang hilang.

Ravelino Harris sejak awal merasa penasaran dengan seorang wanita mabuk yang seenaknya menumpahkan cairan alkohol di jas mahalnya, lalu pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Begitu mendapatkan informasi tentang wanita itu lewat berbagai cara-yang ternyata adalah sepupu sang mempelai wanita, maka di sinilah Ravel berada.

Sebenarnya, dia tidak lagi mempermasalahkan jas mahalnya yang menjadi kotor. Sudah dikatakan, Ravel hanya ingin memastikan sesuatu yang berkaitan dengan masa lalunya.

Ravel melipat tangannya di dada sambil bersandar pada sisi dinding ruangan ballroom. Diambilnya segelas champagne yang ditawarkan oleh pelayan dan menyesap minuman yang dingin, tajam, dan berbuih itu dengan nikmat. Meskipun sudah menghabiskan entah berapa gelas champagne, Ravel tetap tidak dapat mengalihkan pandangannya dari seorang wanita yang tengah berdiri di dekat panggung bersama sekumpulan bridesmaid lainnya.

Dia seperti terhipnotis dengan senyuman yang menampakkan gingsul di antara deretan gigi putih mengkilapnya.

Tara Renata, nama wanita berpredikat cantik itu.

Ah... rasanya hanya dengan melihat senyuman menawan yang menularkan kebahagiaan itu, Ravel langsung luluh dan tidak sabar untuk menjadikan Tara sebagai miliknya. Sungguh, Ravel sangat tertarik padanya dan ingin mengenal wanita itu lebih jauh lagi.

Iya, Ravel sedang tidak bergurau. Dia memang ingin mengenal Tara lebih jauh. Namun pertanyaannya adalah, bolehkah Ravel masuk ke dalam kehidupannya? Akankah dia bersedia menerima pria seperti Ravel? Seorang bad boy yang mudah sekali menjadi bahagia kala bersama wanita yang disayanginya, tetapi juga mudah sekali meledak apabila wanitanya terluka.

Bad Boy in Black TuxedoWhere stories live. Discover now