Part 1

157K 6.7K 371
                                    

Hari ini adalah semester pertama dimulainya tahun ajaran baru, yang artinya liburan sekolah telah berakhir dan digantikan oleh kegiatan yang paling melelahkan dan menguras otak, yaitu sekolah.

Keira Amanda, seorang siswi di SMA Angkasa Mirta yang baru saja resmi menjadi murid kelas dua belas di sana. Walaupun ia tahu bahwa kelas dua belas akan menjadi penentu baginya lulus atau tidak, tetapi ia tidak ingin statusnya itu menjadi penghalang baginya untuk menghabiskan masa sekolahnya dengan bersenang-senang dan bermain bersama para sahabatnya.

Setelah gadis itu selesai membersihkan diri, ia pun segera keluar dari kamar mandi lengkap dengan seragam yang melekat di tubuhnya. Berjalan menuju meja rias untuk menata rambut, memoles wajahnya dengan bedak, serta lipgloss berwarna pink, lalu keluar menuju ruang makan.

"Pagi semua," sapa Keira pada keluarganya yang telah terlebih dahulu sarapan di meja makan.

Mamanya pun tersenyum hangat seraya membalas sapaan anak gadisnya itu, "Pagi, Sayang. Kamu nanti mau berangkat diantar supir apa bawa mobil sendiri?" Tanyanya sambil membuatkan sepotong roti dengan selai coklat untuk Keira yang langsung diterima dengan senang hati olehnya.

"Keira bawa mobil aja," jawabnya sambil memakan roti yang baru saja dibuatkan oleh mamanya itu.

"Kalau bawa mobil hati-hati, ya," ucap sang ayah dengan penuh perhatian. Keira pun mengangguk patuh.

Ya, Keira memang sudah dibolehkan membawa mobil oleh kedua orang tuanya sejak menduduki bangku SMA. Alasannya sederhana, dari dulu Keira memang sangat terobsesi dengan yang namanya membawa mobil. Bahkan, sejak SMP, ia selalu saja meminta dibelikan mobil oleh orang tuanya. Tetapi, saat itu mereka tidak mengizinkan dengan alasan keselamatan. Akhirnya, tepat setelah lulus SMP, ia pun akhirnya dibelikan sebuah mobil dan diajari oleh papanya.

Sejak saat itu, Keira memang lebih sering membawa mobil ke sekolah, dibandingkan diantar oleh supir.

"Kak, kapan-kapan anterin aku sekolah, dong," itu suara Kinan, adik satu-satunya yang Keira miliki. Berusia delapan tahun dan baru saja naik ke kelas dua Sekolah Dasar.

"Kakak bukannya engga mau, tapi kamu, kan, tau sendiri kalo Kakak bangun tidur sering kesiangan. Bisa-bisa nanti Kakak telat masuk sekolah kalo anter kamu dulu," sahut Keira seraya menghabiskan satu gelas susu putihnya.

Kinan menghela napas. Ia dengan kakaknya memang jarang sekali berangkat sekolah bersama. Entah kakaknya itu bangun kesiangan dengan alasan takut telat masuk, alasan membawa mobil sendiri atau bahkan alasan belum mengerjakan pr dan harus berangkat lebih awal. Menyebalkan!

"Ma, Pa, Keira berangkat dulu, ya, hari pertama takut telat."

Keira pun bangkit dari tempat duduknya dan langsung bergerak menyalami punggung tangan kedua orang tuanya. Setelah itu, pergi melajukan mobilnya ke sekolah.

•••

Kurang lebih setengah jam lamanya berada di tengah-tengah padatnya kota Jakarta, akhirnya Keira pun sampai di sekolah. Setelah mobilnya terparkir rapi di parkiran, ia pun bergegas menuju mading untuk melihat namanya berada di kelas mana. Sialnya, ia harus berhimpit-himpitan agar bisa mencapai mading, karena begitu banyaknya murid yang mengerubungi.

Setelah iris matanya menangkap bahwa namanya terdaftar di kelas 12 IPS-1, Keira pun dengan segera berjalan menuju kelasnya. Ia sudah tidak tahan lagi berlama-lama di sana. Bisa-bisa, rambut dan seragamnya yang sudah rapi itu hancur berantakan.

Sampai di dalam kelas yang bertempat di lantai tiga, Keira terkejut sekaligus senang saat melihat dua sahabatnya dari ia masih menjadi murid SMP¸ Lisa dan Ivy, ternyata juga berada di kelas yang sama dengannya.

complicated feeling | ✓Where stories live. Discover now