Liam's Letter

29.1K 1.3K 201
                                    

[A/N] Hey guys, please play the music video i linked above to build the mood. Thank you :)

••••••

Sepulangnya Keira dari pemakaman, ia pun langsung kembali ke rumah Liam untuk mengemas barang-barangnya. Malam nanti, Keira bersama sahabat-sahabatnya akan kembali ke Jakarta. Walaupun hatinya sangat berat untuk meninggalkan Sydney, tetapi di sana bukanlah tempatnya, di sana bukanlah tempat dimana ia seharusnya berada.

Keira tahu bahwa meninggalkan Sydney, sama saja meninggalkan Liam dan juga kenangannya selama seminggu ini sendirian. Berat sekali rasanya, ini semua masih terasa seperti mimpi. Pagi-pagi tadi, Liam masih berada bersamanya, berbicara, bahkan tertawa hingga lupa akan waktu.

Kini, ia sendiri.

Liam takkan lagi ada bersamanya. Takkan lagi menemani hari-harinya seperti dulu. Takkan ada lagi canda, tawa dan kesenangan seperti dulu. Tak akan ada lagi Liam yang selalu memperhatikan dirinya. Tak akan ada lagi Liam yang selalu membuatnya bahagia, hanya dengan dirinya berada di samping Keira.

"Boleh Tante masuk?" Mama Liam berdiri di ambang pintu dengan penampilan yang sama berantakannya dengan Keira. Mata sembab, hidung merah, dan juga air mata yang masih setia berada di wajahnya.

Keira mengangguk dan tersenyum tipis. "Masuk aja, Tante."

Mama Liam pun segera masuk ke dalam dan menghampiri Keira. "Tante tahu apa yang kamu rasakan, Keira. Tante pun juga merasakan hal yang sama. Kamu bisa bayangkan 'kan bagaimana perasaan tante saat ini?" Keira mengangguk karena ia memang sangat tahu hal itu. Biar bagaimanapun mereka sama-sama kehilangan seseorang yang sangat dicintai.

"Sungguh, Liam adalah anak yang sangat baik. Dia tidak pernah melawan tante maupun Om. Prestasinya juga sangat membanggakan. Bahkan, Tante sangat rela jika harus menukar posisinya demi sebuah kehidupan. Tante juga sangat bahagia sekali saat tahu bahwa Liam memilih kamu sebagai kekasihnya. Saat pertama kali Tante melihat kamu, Tante dapat menyimpulkan bahwa kamu adalah gadis yang baik.

Sekarang, Tante benar-benar bisa membuktikannya. Kamu selalu setia berada di samping Liam selama ini. Kamu tidak pernah merasa jijik dengan kondisi Liam selama penyakitnya kambuh. Tetapi, kamu masih muda, Keira. Perjalanan kamu masih sangat panjang. Tante mohon, jangan buat kejadian ini sebagai penghalang itu semua. Kamu cantik dan kepribadian kamu sangat baik, Tante yakin sekali banyak lelaki yang akan tunduk pada kamu. Kamu harus bisa menerima ini semua, Keira."

Keira termenung dengan pandangannya yang kosong. Mama Liam yang melihat pun memeluk tubuh Keira bagaikan anaknya sendiri.

"Tapi, Tante ... Keira masih belum bisa merelakan kepergian Liam. Seolah seluruh jiwa Keira juga ikut pergi bersamanya," tangis Keira kembali pecah dalam keheningan itu. Dirinya benar-benar kacau balau saat ini. "Keira cuma butuh Liam, Tante, cuma Liam-"

"Sshh, Tante tahu, Keira. Sangat tahu." Mama Liam membelai lembut rambut Keira. Ia tetap harus bersikap tegar dan menjadi contoh yang baik untuk Keira dan juga Liam.

"Yasudah, Tante hanya ingin menyampaikan hal itu. Dan juga-" Mama Liam mengambil sepucuk surat yang sedari tadi ia sembunyikan. "Liam menitipkan ini untuk kamu..."

Keira pun menerima surat itu dengan pandangan bingung. Setelah itu, Mama Liam pun pamit keluar dari kamarnya. Kemudian, Keira membuka surat tersebut yang menampilkan sederet tulisan tangan Liam.

Keira,

Kalau kamu membaca surat ini, itu tandanya aku udah engga ada lagi. Aku udah pergi jauh tanpa bisa kembali.

Sebenarnya, aku nulis surat ini untuk mengucapkan terima kasih dan juga permintaan maaf buat kamu. Kenapa aku memilih untuk menulis surat? Karena, aku yakin kalau aku engga akan punya waktu lagi untuk ngomong langsung sama kamu. Aku takut kalau aku malah akan semakin berat untuk ninggalin kamu.

complicated feeling | ✓Where stories live. Discover now