best friend or my love

9K 495 12
                                    

Hari ini ayah dan ibu menyuruhku berdandan secantik mungkin katanya kita akan memenuhi undangan makan malam kerabat ayah, perasaaku rasanya seperti tidak enak jantungku terus berdetak dengan kencang dari tadi kini aku dan keluargaku sudah ada di restauran entah di mana aku tidak tau yang jelas restauran ini hanya menyediakan menu laut.

Melihat buku menu perutku langsung keroncongan minta di isi, sabar beberapa menit lagi azan magrib akan berkumandang.

"Mana katanya teman ayah itu? Ngak datang datang..??" Ucapku tidak sabar karena kita sudah menunggu cukup lama.

"Sabar dulu kenapa..." jawab bude Hamidah

Tak lama datang segerombolan keluarga mendekati meja kami di situ keluargaku bersalam salaman dengan mereka.

Ada seseorang yang merebut perhatianku dari tadi yah si manusia tanpa senyuman siapa lagi kalau bukan Reyhan Himawan pantesan ayah menyuruku dandan secantik mungkin ternyata ada udang di balik rempeyek.

Fina yang duduk di sampingku tidak berkedip saat melihat Reyhan, aku tidak bisa bayangkan mulutnya yang tergangah saat reyhan mengajaknya berjabat tangan.

"Gimana mbk langsung kita tunangkan saja anak kita...??" Ucapan ibuku langsung membuatku tersendak, sontak satu meja menoleh ke arahku.

Aku yang merasa malu langsung mengambil air putih dan meminumnya Fina memukul mukul pungungku untuk meredahkan rasa tersendakku.

"Ngak usah buruh buruh dek..." ucapan itu keluar dari om wisnu ayah dari mas reyhan "biar mereka saling mengenal dulu..." aku suka mendengar ucapan yang di keluarkan oleh om wisnu, ucapan itu seperti angin sejuk yang menerpa badanku saat aku berada di gurun yang tandus "Tapi kalau dek Halima sudah tidak sabar pengen punya mantu lebih baik langsung di nikahkan saja mereka...." tambahnya lagi.

Uhukkkk

Aku langsung menoleh ke arah seseorang yang sedang tersendak, kini giliran Reyhan ku lihat ibunya sedang menepuk nepuk pundaknya.

Lagian ucapan om wisnu Php doang manisnya di depan pahitnya di belakang om sama aja kayak ibu kayak ayah.

Ku lihat keluargaku dan keluarga Reyhan sudah tidak ada di restaurant, entah mereka ke mana semua sepertinya sekarang aku terkena jebakan betman mereka sengaja membiarkan aku berduaan dengan Reyhan.

"Kamu masih mau di sini..." ucapan itu menyadarkanku dari lamunan.

Kini aku sudah berada di mobil Reyhan, Reyhan sendiri tengah fokus memandu kendaraanya.

"Mas boleh tanya sesuatu...??" Ucapku memecahkan keheningan.

"Silahkan..." jawabnya singkat

"Mas Reyhan ngak keberatan dengan perjodohan ini..." Aku mengeluarkan uneg uneg ku sedari tadi karena dari awal kita bertemu wajah Mas Reyhan terlihat santai saja saat semua orang mengungkit perjodohan kita, namun hal sebaliknya saat aku dan dia sedang dalam posisi berdua dia sama sekali tidak mengungkit tentang perjodohan kita, dia lebih suka mengajakku ngobrol tentang pekerjaan dan hal hal lainya.

Setelah aku sadar ternyata aku tidak mendapat jawaban darinya aku hanya memandang wajahnya sekilas di situ terdapat sebuah espresi yang sangat sulit di artikan.

"Jujur sebenarnya Nasya tidak nyaman dengan perjodohan ini.. memang Nasya sedang tidak punya kekasih... tapi Nasya tidak siap bila nanti Nasya menikah dengan seseorang yang tidak Nasya cintai..." ucapku dengan penuh kejujuran

"Kalau begitu belajarlah mencintai aku..." kata itu keluar begitu saja dari mulutnya seperti hal yang mudah di lakukan "Ada seseorang yang bilang padaku bahwa aku ini lelaki yang mudah di cintai..." sambungnya lagi.

aku menahan mulutku untuk tidak tertawa kali ini, jujur aku ingin tertawa bukan gara gara ucapanya tapi aku tertawa gara gara cara pemikirannya, sebenarnya tingkat kePDan orang ini sampai level berapa?

"Kalau tertawa ngak usah di tahan nanti malah jadi bisul..." mendengar itu aku langsung tertawa gelegar.

Ok aku hari ini sedikit terhibur dengan ucapan dia

Sampai di rumah aku langsung menuju kamar, tidak peduli dengan ucapan orang orang yang ada di ruang tamu.

Belum sempat aku mengenyahkan pantatku telfon selulerku berbunyi.

Reyhan_Himawan@ aku sudah sampai rumah dengan selamat...

Bibirku tersenyum simpul melihat isi pesan BBM dari Reyhan, yah sebelum turun dari mobilnya kita sempat bertukar pin dan no telfon.

N.humaira@ Q ngak tanya...!!!

Reyhan_Himawan@ Q hanya tidak ingin U khawatir dengan ku, jadi aku memberi kabar dulu....

N.humaira@ Mas bukan anak kecil yg harus di khawatirkan...

Reyhan_Himawan@ apa Q harus jadi anak kecil jika ingin membuat U khawatir...??

Reyhan_Himawan@ Q masih ada hal kecil yg harus Q selesaikan, good bye n night... emuaahhh...!!

Pesan yang terakhir membuat q makin melebarkan senyum.

"Ciyeeee yang BBM'an sama calon suami...." entah sejak kapan tau tau Fina sudah ada di dalam kamar ternyata dia memperhatikan ku dari tadi "Dia ganteng loh kak udah gitu dokter kalau aku jadi kakak aku akan mintah ayah langsung nikahin kita berdua" adik ku yang satu ini selalu saja bicara sembarangan.

"Dek ganteng sama jabatan jangan jadikan tolak ukur untuk kita menerima seseorang... kita ngak tau hatinya..." ucapku membenarkan ucapan Fina

"Iyalah.... kakak ku yang satu ini kan memang pemilih..." jawab fins tak terima dengan nasehatku.

"Fina.." aku merasa keberatan dengan ucapan Fila yang terakhir, orang ini memang tidak mengerti perasaanku.
***

Pagi ini aku di temani Alan pergi ke pantai parangtritis, hari ini dia baru sampai di jogja, yah salah satu keluarganya menetap di jogja jadi tahun ini dia akan lebaran di kampung sama seperti aku, angin segar berkali kali berhembus ke wajahku membuat rambutku melambai lambai bak bendera di atas tiang.

"Aku dengar kamu di jodohin...??" Ucapnya membuka percakapan di antara kita.

"Pasti tau dari Fina...?" Tebakku.

"Hemm..." hanya gumaan yang dia keluarkan, entah kenapa hari ini aku melihat wajah Alan tidak seperti biasanya, seperti dia memendam ke sesuatu.

"Anak itu memang ember..." kini kita berdua duduk di hamparan pasir pantai yang putih, tanganku memanikan butiran pasir.

"Kamu setuju...???" Tanyanya padaku.

"Aku ngak ada pilihan lain Lan.... mungkin lelaki yang di pilih ayah memang lelaki yang terbaik buat aku.... lagian kamu kan tau dari dulu aku ngak punya pacar jadi ngak ada alasanku untuk nolak keinginan ayah" tuturku

"Ngak punya pacar bukan berarti kamu nerima gitu aja Nasya Menikah itu bukan hal sembarangan, ini seperti pekerjaan dalam kontrak seumur hidup...." aku diam sejenak, memang betul yang di ucapkan Alan menikah itu kontrak seumur hidup tapi ucapan alan justru membuatku semakin bimbang dengan keputusan ayah.

"Terus Nasya harus gimana lagi? Nasya dah coba tolak permintaan ayah.. dan Alan pasti tau kan bagaimana reaksi ayah...." ucapku dengan rasa putus asa " Nasya akan coba terima perjodohan ini, apapun yang terjadi nanti Nasya sudah serahkan semuanya pada yang di atas" kini ku rasakan tangan Alan mengusap usap bahuku ada perasaan nyaman di sana, perlahan aku menaru kepalaku pada pundaknya yang kokoh pundak yang selalu jadi sandaranku tapi tidak pernah aku miliki.

Seandainya sekarang Alan adalah kekasihku, aku pasti akan berjuang mati matian untuk tidak menerima perjodohan ini, tapi apalah daya cinta Alan hanya untuk Fina adik ku.

Rain Tears (End Version)Where stories live. Discover now