frist dating

7.5K 399 4
                                    

Happy eid mubarak...

Hari yang di tunggu umat islam seluruh dunia telah tiba setelah satu bulan puasa kini waktunya menyuarakan kemenangan.

ibu telah sibuk menata kue ke dalam toples di dapur ayah kini sedang menemani reyhan ngobrol di ruang tamu entah siapa yang mengundang laki laki itu datang ke Rumah.

"Nasya....." teriakan ayahku itu seakan menyuruhku untuk cepat cepat keluar,  yah dari tadi aku mengaduk kopi dan belum selesai selesai.

Aku berjalan keluar sambil membawa nampan yang berisi dua cangkir kopi, waktu aku menaru cangkir kopi di atas meja ku lihat ayah tersenyum padaku, reyhan juga sekilas memandangku.

"Ayah mau ke masjid dulu, Nasya temankan reyhan ngobrol..." loh loh kenapa ini, kenapa tiba tiba ayah pergi, tanpa persetujuan denganku ayah bangkit dari kursinya sebelum keluar ayah mengambil pecinya yang tergantung di samping pintu.

"Ehemm..." aku meloleh ke arah reyhan "kopinya boleh di minum...??" Aku tau dia sedang mencoba basa basi denganku.

"Ohh.... boleh, minum mas..." reyhan mulai menyeruput kopi, ku lihat sisa sisa kopi menempel di sela sela bibirnya.

"kapan Nasya mulai balik ke jakarta....?" Ucapnya selesai meletakkan cangkir di atas meja.

"Belum tau Mas.. Ayah sih blum bilang baliknya kapan tapi Nasya mulai kerja tanggal dua puluh tujuh...."

"Nanti balik sama Mas aja...." orang ini ngomongnya ngaco

"Enggak... enggak.... enggak usah repot repot Mas, lagian Mas Reyhan kan ada pekerjaan..."

"Mas lupa kasih tau kamu yah... Mas kerja di Jakarat tepatnya Rs gading pluit...." entahlah ini berita baik atau berita buruk "mama dan papa juga juga tinggal di jakarta mungkin tanggal tiga puluh kita akan balik ke jakarta" tambahnya

"Ohh...." aku hanya ber ohh ria mendengar penuturanya

"udah jam sembilan Mas mau pamit pulang dulu yah...." dia kini berdiri dari kursinya aku juga ikut berdiri kita berdua berjalan ke arah pintu.

"Ohh yah satu lagi... mas lebih suka kopi hitap pahit..." ucapnya saat di depan pintu

"Kenapa ngak bilang dari tadi, tau gitu tadi Nasya buatkan..." jawabku sedikit menyalahkan dia.

"Ngak papa udah terlanjur..."  tangan reyhan mendarat di kepalaku dan memberantakkan rambutku yang rapi "Mas pamit dulu yah salam sama ayah dan ibu assalamualaikum" kini dia berjalan menghampiri mobilnya sebelum naik ke mobilnya dia melambaikan tangannya padaku

"Waalaikumsalam..." aku tersenyum membalas lambaian tangannya.

Setelah mobil itu menghilang dari pandanganku, aku masuk ke rumah ku ambil gelas bekas kopi Reyhan tadi ternyata dia menghabiskannya aku salut padanya walaupun dia tidak suka manis dia habiskan juga kopi buatanku.

"Mbak ada telfonnnn..." teriakan Fila membuatku buru buru masuk ke dalam kamar.

"Siapa...??" Tanyaku penasaran.

"Nih..." Fila menyodorkan hp ku di layar tertulis nama Mas Reyhan, segera aku geser tombol yess

"Assalamualaikum" salam itu keluar dari sebrang telfonku

"Waalaikumsalam... Mas mau ngasih tau Nasya kalau Mas dah sampai rumah dengan selamat kan...." aku asal tebak saja.

Aku dengar Mas Reyhan tertawa di balik telfon itu, aku tidak bisa bayangkan seperti apa wajahnya Mas Reyhan bila sedang tertawa pastilah sangat tampan.

"Yah itu salah satunya, yang paling utama..."sejenak telfon tidak ada suara kukira sambungan terputus "besok selesai sholat id Nasya ada waktu tidak...??" Suara Mas Reyhan muncil lagi.

Rain Tears (End Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang