broken

7.6K 427 5
                                    

Cincin emas bertahtakan berlian kini melingakar di jari manisku, senyumku kini mengembang, setelah cukup mengenal Mas Reyhan dan dengan segala pertimbangan akhirnya aku menerima lamaran yang di bawa oleh keluarganya, yah mungkin seikat bunga yang dikirim nya padaku telah melukuhkan hatiku, dan membuka pintu hatiku untuknya, atau mungkin sikapnya yang lembut padaku apapun itu yang jelas sekarang aku sangat bahagia dan aku berharap kebahagiaan ini senantiasa mengiringi perjalanan hidupku bersama Reyhan.

Pernikahan kami akan di adakan pada akhir tahun, ini bermakna aku harus menyiapkan diriku untuk menjadi seorang istri dari Reyhan Himawan.

Reyhan_Himawan@ makasih sudah terima Mas...

Pesan yang di kirim Mas reyhan setelah acara pertunangan kami masih ku simpan dan ku baca berulang ulang, entah perasaan ku yang dulu untuk Alan tiba tiba sirnah seiring bergantinya waktu dan kini perasaan itu sudah berubah kepemilikan atas nama Reyhan aku selalu berdoa semoga Mas Reyhan adalah lelaki tepat yang ku pilih.

Aku bersyukur kepada Allah SWT karena mengaruniakan Reyhan dan kebahagiaan ini untukku, apapun yang terjadi kelak aku berjanji aku akan senantiasa mempertahankan cinta ini, dan aku harap Reyhan juga begitu dan mulai hari ini kebahagiaan dia kebahagiaanku juga, itu janjiku padanya sesaat setelah acara tunangan berlangsung.

Namun ikatan bunga kini tidak lagi ku terima seperti hari hari sebelum aku berstatus sebagai tunanganya, itu bukanlah hal yang besar mengingat aku juga tida begitu menyukai bunga lagipun kini aku juga sibuk dalam pekerjaanku sebelum aku cuti panjang, dan juga mengurus pernikahanku seperti viting baju dan melihat undangan, dan sepertinya Reyhan juga demikian sibukanya denganku karena waktu di untukku sedikit terkurangi

Reyhan lebih sering menghabiskan waktunya di Rumah sakit dari pada denganku, setiap kali aku mengajaknya keluar dia beralasan ada pasien yang harus di tangani sehingga tidak bisa berjumpa denganku dan saat dia mengeluarkan jawaban seperti itu sedikitpun aku tidak berkecil hati akan hal itu, mengingat aku faham tentang tanggung jawabnya sebagai seorang dokter, lagi pula tidak mungkin aku egois dan memintanya untuk memilih nyawa pasiennya atau aku, jelas itu permintaan yang konyol, sebagai tunanganya aku harus memahaminya dan itulah yang coba ku lakukan sekarang.

Akhir bulan telah tiba, inilah satu satunya hal yang ku nantikan karena karena aku hanya punya kesempatan akhir bulan untuk bertemu dengan Reyhan, ini permintaan dari Reyhan sendiri, dan aku coba memenuhinya, hal ini juga ada kebaikannya padaku mengingat sebentar lagi aku dan dia akan bersanding di pelaminan tidak romantis nanti jadinya bila kita sering bertemu.

Seperti biasanya aku selalu datang lebih awal dari pada Reyhan. Aku memutar mutar cincin pertunangan  mengingat sekarang aku menjadi tunanganya hatiku tersenyum, walaupun tangal tua suasana di restoran tetap ramai aku terus melihat pintu masuk namun wujud Reyhan belum muncul juga, aku putuskan memesan makanan dulu supaya nanti Reyhan datang dia langsung bisa makan tanpa harus menunggu pesanan.

Makanan sudah tersedia di atas meja namun Reyhan belum datang juga, nomornya aku hubunggi tidak bisa, mungkin Reyhan terjebak macet di jalan, aku sudah mulai lelah menunggu kenapa Reyhan selalu begini selalu telat, kadang kadang aku merasa hanya aku yang merindukannya dan mengharapkannya sedangkan dia aku tidak tau apa yang dia fikirkan.

Reyhan_Himawan@ Maaf Mas ngk bisa datang, ada hal penting nanti kita jumpa....

Aku kecewa saat membaca pesan darinya, namun rasa kekecewaan itu tidak pernah ku utarakan langsung padanya selalu aku kurung rapat rapat, aku melihat makanan yang terhidang di atas meja langsung saja selera makanku hilang, aku memanggil pelayan untuk membayar, kenapa selalu seperti ini kenapa tidak memberitahu dari awal kalau tidak bisa datang, Reyhan sudah muali berubah, jerit hati kecilku.

Sampai di rumah aku masih mencoba menghubunginya, walaupun aku masih marah aku masih ingin tau keadaanya, sehatkah dia, apa yang dia kerjakan, hal penting apakah sehingga dia tidak bisa bertemu denganku? Jujur sekarang aku sangat cemas memikirkannya.

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas lewat tujuh menit, namun tidak ada tanda tanda yang menunjukkan Reyhan akan menjawab pangilanku, lama aku menunggu telefon di jawabnya namun yang ada hanyalah suara operator bahwa sang empunya henfon sedang sibuk dan tidak bisa di hubungi,  kenapa panggilanku tidak di jawab? kenapa dengan Reyhan apa terjadi sesuatu dengannya aku semakin cemas, ku coba menghubunginya sekali lagi sambil berucap bismilah dalam hatiku semoga telfonku di angkat.

"Assalamualaikum Mas Reyhan ngak apa apa kan...?? Tanyaku penuh kecemasan, saat dia telfon baru diangkatnya, lega sedikit rasa hatiku saat Reyhan mengangkat telfonnya.

"Waalaikumussalam, Mas baik baik saja.. maaf sebab tadi nggak bisa ketemu Nasya..." langsung saja suara Reyhan menjawab seakan akan tidak menyukai pembicaraan kami.

"Nggak apa apa, lain kali masih bisa ketemukan... Mas Reyhan sudah makan....??

"Udah.. sorry Nasya Mas ada kerja, nanti kita lanjutkan ngobrolnya yah..." belum sempat aku berucap sambungan telefon sudah di matikan begitu saja dari Mas Reyhan, kini semakin mendekati hari pernikahanku aku merasa jarak antara aku dan Reyhan semakin jauh seperti ada tembok besar yang menghalangi kita.

Resepsi pernikahan yang sepatutnya berlangsung bulan depan kini telah di tunda atas permintaan Reyhan sendiri, dengan alasan dia belum siap untuk berumah tangga, semula aku tak percaya dengan permintaanya namun akhirnya aku mengiyakan begitu saja, sekarang aku benar benar tidak tau tentang jalan fikiran Reyhan sebenarnya apa yang telah dia rencanakan? Entah pernikahan kami akan di adakan kapan lagi aku juga belum tau.

"Mas harap Nasya bisa mengerti keadaan mas...." Reyhan tidak memandang ke arahku sedikitpun saat dia berucap demikian, mungkin ada perasaan bersalah.

"Ngak apa apa, walaupun Nasya sendiri ngak tau apa sebabnya, Nasya akan coba mengerti keadaan Mas Reyhan" ucapku sambil tersenyum di akhir kalimat, Aku ikhlas mengeluarkan kata kata itu, sekarang biarlah aku akan menunggu Mas Reyhan siap untuk membangun rumah tangga bersamaku, walaupun hatiku kecewa aku akan coba memahami dia.

Rain Tears (End Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang