true love

8.7K 449 14
                                    

Warning..!!! Bab mengandung unsur dewasa.

Setelah mengantar surat pengunduran dirinya dan mendapat persetujuan Nasyah mengemasi bara barangnya di kantor, satu persatu ia masukkan ke dalam box.

"Kamu benar benar resign..." ucap Sinta, tidak percaya Nasyah hanya menganguk sambil tersenyum "apa berita alzheimer itu benar...??" Nasyah memandang wajah temannya, ternyata tidak hanya sinta yang lainnya juga datang.

"Iya...." jawab Nasyah lirih, sambil mengemasi barang barangnya lagi sinta dan teman temannya langsung memeluk Nasyah, bahkan sebagian dari mereka ada yang menangis dan memberi semangat.

Sebelum pulang ke rumah Nasyah menyempatkan mampir di caffe langgananya, seperti biasa ia memilih duduk di kursi sudut ruangan sambil menunggu pesananya ia memperhatikan orang orang yang berlalu lalang di luar.

"Ehemm...." Nasyah menoleh ke arah suara yang ia kenal, Alan sudah duduk manis di kursinya tanpa Nasyah sadari kapan datangnya.

"Lama tidak bertemu...." ucap Alan berbasa basi.

"Bagaiman kabarmu...??" Nasyah menujukkan senyum manisnya, yang membuat Alan membulatkan kedua matanya.

"Ahh.... baik..." Alan tertawa entah apa yang di tertawakan.

"Aku sudah dengar tentang kabarmu... maaf aku tidak menjenguk" Alan menundukkan kepalanya.

"Tidak apa apa lagi pula aku baik baik saja..." sekali lagi Nasyah menunjukkan senyumnya.

Minuman yang mereka pesan datang, sejenak mereka diam menikmati minumanya masing masing.

"Bagaiman dengan pekerjaanmu...??" Tanya alan.

"Aku sudah keluar, barang barangku baru aku kemasi..." jawab nasyah sambil menunjukkan barangnya yang ada di box.

"Berarti kita akan jarang berjumpa..." ada raut wajah sedih saat alan berucap demikian.

"Alan kan bisa mengunjungiku di rumah..."

"Sebelumnya aku minta maaf.... aku membohongimu soal Reyhan, sebetulnya aku sudah kenal dia dari dulu dan aku juga yang mempengaruhi dia agar putus denganmu dan kembali pada Megan..." Nasyah mendengarkan Alan dengan seksama, raut wajahnya berubah serius.

"Untuk apa...??" Nasyah mengharapkan penjelasan Alan.

"Agar aku bisa dekat denganmu... tapi semuanya sia sia karena ku tau cintamu hanya untuk Reyhan..." tutur Alan.

"Alan dulu waktu masih sekolah aku juga mencintaimu, bahkan aku mencari informasi tentang kamu kuliah  di mana? dan apa jurusan yang kamu ambil? Hingga aku kuliah jurusan fotografi agar aku bisa dekat denganmu, tapi aku mendapat kenyataan, aku patah hati saat kamu bilang bahwa kamu mencintai Fina"  Nasyah mengungkapkannya dengan jujur, Alan tidak percaya dengan apa yang di ucapkan Nasyah "sekarang aku baru menyadari, sebenarnya di masa lalu kita saling memiliki tapi kita tidak pernah sadar, satu sama lain...."

"Maafkan aku seharusnya dulu aku tidak mendengarkan kata teman temanku se,"

"Maaf aku harus mengangu kesenangan kalian, tapi Nasyah harus pulang..." Reyhan tiba tiba muncul dan memotong pembicaraan mereka.

"Mas... kapan datang...?? Nasyah kaget saat melihat Reyhan tiba tiba berdiri di sampingnya.

Reyhan mengambil barang Nasyah di atas meja dan menarik tangan  Nasyah "Alan,  bila ada waktu berkunjunglah ke rumah" sebelum pergi Nasyah masih sempat berpesan.

Alan melihat Nasyah dan Reyhan berjalan menjauh hingga bayang bayang mereka hilang di depan pintu caffe. Mereka memang pasangan yang cocok batin Alan.

Rain Tears (End Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang