the ending

12.4K 556 78
                                    

Hari hari Reyhan jalani tanpa arah, sepulang kerja ia selalu berkeliling jakarta sampai jam sebelas malam, bila keadaanya sudah letih ia akan pulang dan langsung melemparkan badanya di atas tempat tidur.

Bik mina mengingatkan tentang tumpukan surat yang harus di baca Reyhan surat dari beberapa hari yang lalu bahkan ada yang beberapa minggu yang lalu, tidak Reyhan buka.

"Aku lelah bik, taru saja di situ...." terang Reyhan sambil menengelamkan kepalanya di bantal.

Bik mina langsung keluar, dari kamar Reyhan karena tidak ingin mengangu juragannya yang sedang istirahat.

Setiap malam Reyhan lalui dengan rasa kesepian, walaupun kadang kadang orang tuanya dan mertuanya datang untuk menjenguk tapi tetap saja rasanya sepi, di hati Reyhan seperti ada lubang yang kehilangan bagiannya.

Pagi setelah mandi Reyhan melihat tumpukan surat yang berada di meja kamarnya, ia pilih satu persatu surat yang menurutnya penting dan harus di baca.

Satu surat dari rumah sakit Samarinda Kalimantan ia buka isinya dan membaca beberapa bait yang membuat Reyhan tercengang ia meraih hpnya yang yang tergletak di ranjang.

"Mas bisa bokingkan saya tiket ke Samarinda sekarang juga...." ucap Reyhan pada telfon yang di hubunginya.

Tanpa banyak persiapan Reyhan langsung mengendarai mobilnya menuju bandara Sukarno Hatta, di sana seorang lelaki sudah menunggunya dan memberinya tiket penerbangan.
*******************

Reyhan berdiri di depan Rumah sakit islam samarida jantungnya terasa berdetak dengan cepat, satu kali helaian nafas Reyhan melangkahkan kakinya ia berbicara dengan resepsionis menanyakan tentang informasi, Resepsionis langsung menghubungi telfon dan setelah telfon tertutup datang seorang suster yang menyuruhnya mengikuti dia.

Di ruangan pembedahan dokter Dion sedang berusaha menyelamatkan bayi di dalam kandungan Nasyah, berkali kali keadaanya kritis dan banyak mengalami pendarahan hingga keringat Dion jatuh bepeluh karena terlalu tegang.

Hingga terdengar suara tangisan bayi dan suara mesin pendeteksi detak jantung yang mendenging tanpa jedah, beberapa suster membawa bayi keluar Dion dan beberapa dokter lainnya berusaha menyelamatkan nayawa Nasyah.

Kedua kaki Reyhan seperti berubah menjadi jelly, lemas dan tidak bertenaga mulanya Reyhan bahagia saat membaca surat yang mengatakan bahwa Nasyah berada di rumah sakit samarinda, namun kebahagiannya langsung sirnah saat suster mengatakan bahwa Nasyah telah tiada  dua belas menit yang lalu.

"Anda Reyhan...." Dion menyapa Reyhan memastikan bahawa lelaki itu benar benar Reyahn, Reyhan hanya melihatnya degan raut wajah kebingungan, karena tidak bisa mengongrol fikirannya Reyhan langsung melayangkan pukulan ke wajah Dion hingga Dion jatuh tersungkur.

"Kau tau apa yang terjadi dengan istriku kenapa masih membiarkan bayinya lahir....." umpat Reyhan sambil menarik kerah baju Dion, beberapa orang  dan suster datang melerai mereka, Dion tidak membalas berbuatan Reyhan ia hanya berusaha bangkit dan mengelus pipinya yang terasa berdenyut.

Reyhan berusaha melepaskan diri dari seseorang yang melerainya.

"Aku tau perasaanmu karena aku juga merasakan hal yang sama denganmu..." ucap Dion degan nada rendah.

Reyhan mencoba menenangkan dirinya sediri, ia sadar kemaraan tidak akan membalikkan keadaan.
**************
Reyhan P.O.V

Dari balik kaca aku melihat tubuh pucatnya berbaring di ranjang, kakiku kembali lemas setelah melihat perempuan itu benar benar Nasyah istriku.

Kakiku seperti tidak berpijak di bumi lagi, aku kehilanga separuh dari duniaku, Nasyah nama yang setiap detik selalu ku fikirkan, kini aku harus menerima kenyataan bahwa ia telah meninggalkan ku selamanya.

Air mata ini tidak bisa jatuh, tapi mulutku terisak tuhan bangunkan aku mimpi ini terlalu buruk, berkali kali aku mengerjapkan mataku tetap saja ini bukan mimpi.

Seorang suster membantuku berdiri ia membawaku ke ruangan dokter yang wajahnya ku hantam tadi.

Aku sudah tidak punya tenaga lagi, seandainya aku tidak terlalu lemas sudah ku hancurkan wajah dokter di depanku sekarang.

"Aku juga merasakan apa yang kamu rasakan Rey... kamu masih beruntung Nasyah memberi mu titipan yang berharga, tapi aku.... karena kandungan istriku yang lemah aku memaksanya mengugurkan bayinya, ku kira itu keputusan yang tepat tapi dia terlalu kesakitan hinga aku membunuh keduanya, istriku dan anak ku..... maka saat itu Nasyah datang padaku dan memintanya menyelamatkan bayinya aku tidak bisa menolak.... maafkan aku ini terlalu berat bagimu...." emosiku mereda mendengar penjelasanya.

Entah sejak kapan suster berada di sampingku dan memberikan seorang bayi mungil padaku, aku bisa melihat wajah damainya pelan pelan ku raih bayiku, darah daging ku.

Inikah yang di sebut kehidupan baru, air mata yang tadi tidak bisa keluar kini tumpah seketika saat melihat bayi mungil yang berada di gendonganku.

"Dia laki laki...." ucap dokter.

"Istri anda meninggalkan ini pak..." suster memberikan sepucuk surat pada ku, sambil berlalu keluar aku membaca surat yang tulisanya sedikit berantakan.

Reyhan sayang......
Aku telah mengabil keputusan besar dalam hidup ku, dan ku tau Mas Reyhan tidak akan setuju, maka dari itu ku putuskan untuk pergi.....

Aku serius dengan kata kataku waktu di pantai saat aku bilang, aku takut meninggalkanmu sendiri maka dari itu aku memutuskan melahirkan bayi kita untuk menemani mu lebih lama lagi....

Maaf aku mengabil keputusan ini, aku tau mas sakit hati, tapi bukankah penderita alzhaimar cepat atau lambat akan mati, sebaik apapun mas Reyhan merawatku akan semakin membuatku sakit.....

Sakit karena saat aku menyadari aku melupakan semuanya aku melihat mu diam terpuruk, bahkan aku tidak pernah memaafkan kesalahanku sendiri saat aku melupakanmu......

Aku mencintaimu, Mas Reyhan juga mencintai ku bukan? tapi tuhan lebih mencintaiku, saat Dokter Dion berkata keadaanku memburuk aku sadar aku semakin dekat dengan tuhan......

Keadaan bayi kita baik baik saja, aku menempelkan banyak nota di sudut kamar untuk mengingatkan agar aku minum susu dan vitamin tepat waktu, aku menjaganya dengan baik bukan.....

Sekarang giliran Mas Reyhan yang menjaga bayi kita, aku percaya Mas Reyhan bisa menjaganya dengan baik.... maafkan aku yang harus meninggalkanmu, tapi percayalah aku sangat.... sangat.... sagat... mencintaimu.

The End.

Rain Tears (End Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang