(02) Perbuatan

888 18 6
                                    

Karma.

Ada yang tahu apa itu karma?

Membebani suatu perbuatan ke pundaknya bertahun-tahun agar apa dilakukan terdahulu bisa dirasakan sampai akhir hayat, itu menurut pendapatku.

Sayangnya, mengapa hanya perbuatan buruk?

Ke mana perbuatan baik?

Karma itu 'kan merupakan ganjaran baik perbutan buruk maupun baik. Mana mungkin cuma buruknya saja dibahas.

Itulah mengapa banyak sekali orang lebih suka bahagia di atas penderitaan orang lain sampai baiknya pun tidak pernah diterima maupun dibahas di depan umum. Selaluuu saja buruknya diceritakan bukan baiknya.

Baik atau buruk, setiap ganjaran pasti ada balasannya tergantung bagaimana baik atau buruk menuangkan masalah tersebut.

Dan akhirnya akan ada namanya kata "bertanggung jawab". Seperti dikatakan orang tua di zaman dahulu, "apa yang kamu perbuat, kamu harus bertanggung jawab."

Jangan melarikan diri dari kenyataan. Jika bisa, katakan sebenarnya. Mau ditolak apa tidak itu urusan belakangan, yang penting hati tenang dan tidak berimbas pada masa kini dan masa depan.

Ada makna selalu berlaku, bila melakukan perbuatan baik pasti menghasilkan yang baik pula. Sedangkan yang buruk, akan menghasilkan buruk juga. Mana ada baik hasilnya buruk, sedangkan buruk dapat yang baik.

Makanya aku tidak percaya karma. Semakin percaya karena banyak sekali bersarang kata-kata itu di mulut setiap orang, buat aku, sama saja mempercayai karma yang merupakan milik agama lain bukan agama aku. Seakan-akan karma menjadi candu, enak diucap dan dirasa. Seperti tidak membahas kata yang lain.

Ada sebab, ada akibat.

Itu kebenaran sesungguhnya sehingga perbuatan baik maupun buruk pasti ada ganjaran paling setimpal sesuai perbuatan itu sendiri. Makanya jangan heran, aku tidak akan percaya karma.

Setiap perbuatan pasti ada alasan. Dan alasan itu pula, termasuk baik maupun buruk di mata orang lain. Tergantung meresponsnya biasa saja atau melodrama.

Zaman sekarang itu melihat perbuatan baik saja, akan terlihat buruk di mata orang lain akhirnya ngomong di belakang. Sedangkan perbuatan buruk, pasti terlihat baik di mata orang lain.

Contohnya, lihat anak balapan motor cuma adu kekuatan dan ketangkasan. Lihat anak dugem, berharap terlihat keren di mata teman-teman. Lihat anak berpacaran, disangka itu seperti orang luar negeri. Dan masih banyak lagi.

Beda dengan saat ingin menolong orang yang kesulitan, mempunyai gambar merupakan kreativitas sendiri, dan menghibur teman yang bersedih hati. Pasti ada banyak pembicaraan menyangkup itu, kelihatan kok kalau mereka itu iri. Jangan diambil pusing.

Seperti dikatakan di atas, tergantung responsnya. Mau melodrama, seperti berteriak histeris atau bully. Mau bersikap biasa saja, seperti terlihat cuek atau mendo'akan terbaik bagi orang yang baik dan buruk.

Aku, sebenarnya tidak ambil pusing ataupun repot urusan orang lain. Tetapi mengingatkan, setiap perbuatanmu di dunia akan ada ganjaran di akhirat sana. Ketika kamu mati, tampilan layar hasil perbuatan baik atau buruk akan dijelaskan secara gamblang dan menghasilkan penyesalan tiada bersisa.

Meskipun di dunia tidak terlihat di sini, karena hati dan perilaku seseorang tak pernah ditampakkan. Maka Tuhan akan menampakkan lewat hal-hal tak perlu diperlihatkan di depan publik. Karena perbuatan mereka tidak menghasilkan hal memalukan di hadapan publik. Cukup dirasakan di hati dan seseorang yang merasakannya.

Jadi, ingin beranggapan mereka kena karma? Sedangkan perbuatan mereka, hukumannya hanya Tuhan yang mampu melakukan.

Kalau misalkan kalian berniat bersumpah, jangan deh. Bila orang itu tidak bersalah, malah sumpahan kalian akan balik ke diri kalian sendiri bukan ke orang itu. Karena apa yang kamu lihat belum tentu apa dirasakan orang itu. Jangan menuduh atau menyumpah sembarangan.

Juga, berhentilah menggunakan bahasa binatang. Karena lisan pun terucap berkali-kali memakai bahasa binatang atau menyebut binatang, Tuhan akan meminta Malaikat mencatat lisanmu dan tinggal tunggu waktu kecuali kamu meminta maaf atau bertobat.

***

12 Desember 2015

Batas WaktuWhere stories live. Discover now