(15) Balas Membalas

358 2 2
                                    

Aku sering baca catatan penulis. Isinya berupa curahan hati mengenai kehidupan mereka yang lambat posting cerita. Ada juga marah-marah karena komentar-komentar pedas orang lain. Ada juga mengklarifikasi suatu kejadian di mana bisa saja salah paham.

Curahan hati masih dimaklumi begitu pula klarifikasi. Asal tidak menyebutkan suatu rahasia bisa jadikan orang-orang kepo.

Cuma satu saja yang tidak aku suka. Marah-marah karena komentar-komentar orang lain.

Aku tangkap di sini, jangan pernah sok pintar pada suatu peristiwa, tetapi menangani masalah sepele saja tidak bisa. Bukannya pakai cara yang dingin, malah menggunakan cara yang panas. Akhirnya saling menyakiti satu sama lain.

Sudah hukum alam. Serumit-rumitnya manusia berkelakuan baik-buruknya, tergantung dari perkataan ditimbulkan. Bisakah dia mengatasi keadaan super panas itu agar tidak menggunung?

Ini bukan masalah dewasa atau kekanakan. Namun, situasi menjelaskan. Lewat dari perkataan dan cara membalasnya. Jikalau berkepala panas begitupun hati yang panas pula, cukuplah masalah tambah berbelit-belit. Tetapi, jikalau berkepala dingin dengan hati ada sedikit kepanasan, bisa menunjukkan betapa tenangnya dia dalam menenangkan keadaan itu. Tanpa marah-marah.

Kemarahan itu didapat dari syeitan. Bila tidak mengokohkan benteng, syeitan bakalan masuk. Dia akan menghancurkan apa pun di dalam sana. Kalau ada begituan, istighfar dan meminta perlindungan pada Allah supaya tidak terserang virus marah.

Saling balas membalas tidak ada habisnya. Akan terus menanjak naik tanpa penyelesaian. Yang pihak netral ingin menengahi sering ditendang kok, agar tidak campuri urusan dua pihak penyerang.

Jika kemarahan naik secara fatal, hasilnya dendam. Sakitnya bukan main. Bukan di luar badan, tetapi di dalam.

Aku punya seseorang yang seringnya mendendam karena ego atau gengsinya tinggi, menyakiti dirinya hingga rongga-rongga dalamnya menunjukkan hasil tidak mengenakkan. Ada penyakit yang telah terdeteksi padahal dulu tidak terjadi.

Sakitnya bukan main. Cara supaya sehat kembali, lepaskan dendam itu dan minta maaflah kepada orang yang kamu sakiti hatinya. Nanti ada balasan setimpal kalau kamu berani meminta maaf. Sabar saja.

Bila berbuat baik kepada orang lain dengan ucapan baik pula, misalkan "terima kasih. Semoga sukses dan sehat selalu". Terjamin bahwa ucapanmu akan didoakan oleh malaikat-malaikat. Untuk dirimu dan diri orang itu.

Apabila berbuat buruk kepada orang lain dengan kalimat-kalimat menyakiti hati (kalau hal beginian, aku tidak suka berbicar kasar. Dengarnya saja aku suka ber-istighfar). Bukan yang terjadi pada mereka-mereka kamu sumpah-serapahi. Tetapi kamu yang kena.

Tidak percaya?

Bukan aku yang menghakimi kamu. Itu urusan Tuhan. Hak Tuhan yang pantas bagaimana cara dirimu mendapat ganjaran atas kalimat-kalimat tidak pantas kamu lontarkan.

Bukankah ini ujian? Supaya ke depannya, kita lebih baik lagi. Mendengar komentar-komentar orang-orang di dunia maya memang menyeramkan. Namun, komentar-komentar di dunia nyata lebih seram lagi.

Jangan pernah membalas karena alasannya down atas ucapan komentar-komentar tersebut. Jadilah orang tenang dan berotak dingin. Ada cara baik yang tidak bikin mereka-mereka naik darah juga.

Hidup itu dibuat mengalir. Setiap masalah pasti ada solusi. Perjuangan seseorang juga perlu dihargai. Yang penting enak dipandang, enak juga bacanya. Santapan paling enak di sela-sela padatnya kesibukan.

Benar, kan? (Senyum)

Benar, kan? (Senyum)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

08 September 2016

Batas WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang