(09) Masa Lalu

66 5 5
                                    

Di bab sebelumnya membahas masalah. Kini, saya bahas masa lalu.

Saya menemukan sebuah cerita tentang masa lalu seorang wanita tidak perawan. Walau baru sekadar baca dan belum sepenuhnya selesai, saya beranggapan laki-laki dinikahinya tidak tahu apa-apa soal masa lalu wanita merupakan isterinya.

Ketika mereka menikah. Biduk rumah tangga kian renggang, karena si isteri belum berniat melakukan ibadah suami isteri. Seharusnya sebagai isteri tidak berhak menolak permintaan suami. Tetapi karena suami tipe penyayang(?), si isteri bernapas lega. Berkat suami baiknya, si isteri bisa menyembunyikan masa lalu itu.

Ketika tiba waktu di mana ibadah itu dimulai, si isteri (mungkin, karena saya belum baca. Tapi pendapat saja sesuai apa saya tangkap) mengungkapkan semuanya bahwa dia tidam perawan. Saat itulah si suami murka, karena ditipu dan dibohongi.

Si suami marah besar dan tidak menganggap wanita itu sebagai isterinya lagi. Ibu mertuanya juga seperti suaminya. Memandang wanita itu selayaknya tidak pernah ada di kehidupan mereka. Tak kasat mata.

Hanya ayah mertua baik kepadanya.

Isteri minta maaf, tetapi suaminya keras kepala. Egonya ditinggikan dan entah kenapa suaminya tidak mau berhubungan badan dengan isterinya.

Kesimpulannya, suami notabene mencintai perempuan itu bukan karena perawan tidak perawannya. Ada banyak kendala mengapa perempuan tidak perawan. Bisa jadi kecelakaan tidak disengaja. Robeknya selaput dara, misalnya, saat bersepeda. Itu risiko tinggi, lho. Beda ya, sama naik motor roda empat.

Pria hanya mencari kesempurnaan saja. Jika kesempurnaan hilang karena terungkapnya rahasia, sirna juga cintanya akan wanitanya. Dan sirna juga sumpah janji saat menjabat tangan dengan ayah wanita itu di ijab kabul. Berarti pria itu mencintai karena nafsu. Bukan karena Tuhan, Allah Swt.

Buat apa mengingat masa lalu penuh kenangan buruk. Kamu berasa kenangan buruk lebih baik dilupakan, tidak perlu diingat kembali. Itu benar.

Allah Swt berkehendak. Apabila manusia meminta Allah menyembunyikan aib di masa lalu, Allah akan menutupnya. Asalkan manusia berjanji tidak akan membuka aib saudara-saudaranya dan sesama manusia. Ketika kamu buka, maka Allah juga buka aibmu.

Selalu disampaikan, jangan menoleh ke belakang. Semakin menoleh ke belakang berarti kamu takut pada masa depan. Keyakinanmu goyah. Dan ada prasangka-prasangka buruk meliputi perasaan dan pikiranmu akhirnya kamu tidak lantas maju.

Lagu dinyanyikan Inul Daratista, adalah penyampaiannya. Saya tidak hapal liriknya. Masa lalu adalah masa lalu. Dibiarkan berlalu.

Kenangan baik diambil. Kenangan buruk diabaikan.

Saat saya membaca cerita itu, di situ saya ambil pelajaran. Jangan pernah membeberkan apa pun masa lalu burukmu kepada orang lain termasuk suami (jika punya). Baik kalau punya suami menerima apa adanya, berarti dia menyayangimu karena Tuhan bukan nafsu.

Terutama pacar, calon pacar, calon suami atau sahabat. Cukup yang mengetahui kenal betul masa lalu kamu dan tidak meninggalkanmu kala itu. Jangan bertambah, spesifik hati seseorang bisa berubah-ubah. Atau ceritakan keluh kesahmu pada sang Ilahi.

Masa lalu dibiarkan berlalu. Kini, di hadapan kita adalah masa sekarang. Masa depan ada di tangan nasibmu kamu tentukan lewat pilihamu. Juga tempat takdirmu berada.

Masa lalu jangan diungkap. Masa lalu disimpan bersamaan janjimu kepada Tuhan. Yakin, rahasiamu terjamin tersimpan aman. Tidak ada yang mengetahuinya, kecuali rahasia akan terbongkar saat waktumu berakhir di dunia.

Di situlah letak pengadilan alam kubur memutuskan semuanya. Baik masa lalumu dan masa sekarang.

Mudah-mudahan rahasia masa lalu bersembunyi di tempat baik. Tidak terjangkau tangan usil. Dan hati senantiasa melupakan. Cukup berserah diri. Biar Tuhan yang memutuskan masalahmu.

***

23 Maret 2016

Batas WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang