(04) Ujian

247 11 0
                                    

Pasti senang karena menghadapi ujian. Pasti juga tidak senang karena ujian datang. Sedikit demi sedikit, orang memiliki pikiran cerdas sangat menyukai ujian. Bahwa ujian itu ada karena cocok buat dihadapi bukan dikeluh kesah hanya karena takut pada akhirnya.

Semua pasti bahagia bersenang-senang sebelum ujian diadakan. Tetapi, ketika ujian datang, semua jadi malas belajar dan suka menyontek catatan orang lain. Kapan majunya?

Kesekian kalinya ujian merupakan pemantasan diri. Pemantasan yang mampu mendapat derajat tinggi di mata Tuhan bukan di mata manusia. Betapa indahnya bila dirimu dinilai dan dipandang hebat oleh Tuhan, sang Maha Pencipta.

Kalau dirimu membutuhkan penilaian manusia karena ujianmu, rasanya sayang sekali. Manusia bukan orang yang menciptakanmu melainkan hanya menemanimu di kala susah maupun bahagia.

Yang memberikanmu rezeki, jodoh dan maut hanyalah Allah Swt. Tuhan yang berkuasa, menguasai alam semesta. Tak ada selain dirinya yang bisa memberi sesuatu sangat pantas kamu syukuri.

Kembali ke ujian. Selama ini, ujian datang cuma karena melarikan diri. Takut pada kenyataan di akhir. Sama sekali tidak punya komitmen dan mental yang penuh. Seperti orang kehilangan jejak di kegelapan.

Padahal penerang di kegelapan adalah keberanian dan komitmen bahwa kamu bisa! Tetapi, tanpa tahu hasilnya sama saja takut pada sesuatu muncul di ujung. Baru mulai, malah ketakutan.

Pernahkah dapat ujian waktu SD, SMP, SMA, SMK dan semasa di Universitas dahulu? Pasti berharap nilai kalian fantastis? Makanya belajar sekuat tenaga tanpa memedulikan kesehatan?

Yeah, ujian kali ini patut disyukuri. Ujian kehidupan itu bukan hanya buruknya saja. Ujian itu ada yang baik. Misalkan, kamu dipertemukan jodohmu tanpa kamu ketahui yang sebenarnya tidak saling kenal. Betapa senangnya dirimu kala itu. Hikmahnya di situ, kamu tetap menyayangi Tuhan tanpa kenal putus karena Dialah, kamu dipertemukan dengan jodohmu.

Itu ujian luar biasa takkan bisa kamu sangka-sangka.

Ada juga ujian besar, ketika kamu mengalami musibah kiamat kecil. Misalnya, banjir.

Seharusnya kamu bersyukur bisa lihat hujan dan banjirnya di sini juga kamu hikmahkan, besok-besok tidak buang sampah sembarangan. Bila ada sampah di dekatmu, langsung buang di tempat sampah bukan menghiraukannya.

Tetapi yang kulihat, kalau ada banjir dan jemuran tidak kering-kering, eh, malah mengeluh. Tetapi kalau panas, berharap ada hujan karena pasokan air habis. Ckckck, aku heran pada kalian.

Ujian itu bukan diratapi. Ujian itu bukan dikeluh kesah. Ujian itu bukan mencari sensasi. Ujian itu harus dihadapi, direnungkan dan ambil hikmahnya.

Jangan biarkan terperosok dalam kubangan frustrasi, histeria dan nekat bunuh diri. Allah Swt takkan memberi ujian bagi manusia dengan batas kemampuannya.

Hanya kalianlah paling paham, kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jadi, mengerti dan paham bagaimana bijaksana menghadapi ujian. Ingat ya! Ujian bukan untuk mengikuti. Semua orang punya dapat masalah masing-masing.

Dan soal mirror web ini, aku tidak pusingkan. Mengapa? Ujianku lebih hebat di dunia nyata daripada di dunia maya. Meskipun cerita-cerita milikku ada di sini, tetapi aku bersyukur masih ada lindungan Maha Pelindung di kala kondisi aku sedang berjalan mengalir.

Sebagaimana ujian pasti ada jalan keluar terbaik. Hikmah di balik ujian ini, mari bergotong royong membasmi siapa pun berani plagiat. Kalau bisa bikin komisi pembasmi plagiarisme. Kalau ada yang seperti itu, aku yakin semua pasti menyerah walau tidak sepenuhnya memiliki keadilan.

Jangan lupa juga, cover aku punya di cerita-cerita aku adalah copas. Peminjaman sementara. Jadi, sepenuhnya aku juga bersalah. Seenak mengambil milik orang lain sebagai bentuk menjadi hiasan.

Suatu saat nanti di dunia ini, cerita-cerita akan hilang. Tinggal sebuah nama melengkapi karya tersebut buat diingat. Dan aku senang memiliki guru yang mau berbagi ilmu bermanfaatnya. Ada dua guru aku sayangi di wattpad ini, tak bisa aku sebutkan namanya.

Senang bisa mengenal mereka meskipun tidak seterkenal penulis paling populer. Sorry, aku lebih suka mengenalkan diri di hadapan Tuhan. Soal manusia, kita lihat di Surga sana. Bebaaaas~

Rasanya mau ketawa. Ujian juga berada di ambang batas waktu. Bila kematian sudah mendera, ujian dimatikan dan selesai. Tinggal pelayat mempunyai ujian, karena ditinggal mati oleh orang tersayang.

Maaf, bila menyinggung. No SARA!

21 Desember 2015

Batas WaktuOnde histórias criam vida. Descubra agora